Jumat, 24 Juni 2011

My All is in You : Chapter 10

Chapter 10

“Maybe you’re the one, maybe eojjeomyeon, eojjeomyen niga, naega gidarin banjjogingeonji…”

Ayah Shin-Fa yang sedang menonton siaran pertandingan sepak bola di televisi tiba-tiba dikejutkan dengan bunyi ponsel Shin-Fa yang nyaring. Ayahnya mengambil ponsel tersebut yang tergeletak di atas meja. Ia tersenyum begitu melihat siapa nama yang tertera di layar ponsel anaknya.

“Shin-Fa!!” panggilnya.

“Ne Appa?”

“Kyuhyun meneleponmu!”

Shin-Fa yang sedang berada di dapur membantu Bibi Kim membereskan sisa makan malam langsung berlari menuju ruang keluarga untuk mengambil ponselnya. Ia langsung mengambil ponselnya dari tangan ayahnya. Shin-Fa pergi menuju kamarnya dan segera mengangkat telepon dari Kyuhyun.

“Yeoboseyo?”

“Yeoboseyo Shin-Fa…sedang apa kau sekarang?”

“Aku sedang membantu Bibi Kim membereskan sisa makan malam. Ada apa Oppa meneleponku?”

“Hmm…aku…aku rindu padamu,”  wajah Shin-Fa langsung merah padam.

“O…Oppa, baru satu jam yang lalu kau mengantarku sampai kerumah, dan sekarang kau menelepon dan bilang kau rindu padaku…”

“Kenapa? Memangnya tidak boleh?”

“Bu…bukan begitu…tapi…”

“Sudahlah, jangan dipikirkan seperti itu, haha…aku ingin berterima kasih padamu,”

“Terima kasih? Untuk apa?”

“Karena kau telah menerimaku, kukira kau akan menolakku untuk yang kedua kalinya, di mobil aku sudah menyiapkan satu botol soju jika kau akan menolakku lagi.”

“Soju? Oppa…tolong jangan meminumnya, kau akan mabuk berat…”

“Tenang saja, aku tidak akan meminumnya. Sudah kubuang, lagipula kau sudah menerimaku bukan? aku janji tidak akan meminum soju lagi,”

“Oppa, aku mau membantu Bibi Kim lagi didapur, aku takut dia sedang kerepotan,”

“Baiklah. Setelah itu kau harus tidur, kau pasti kelelahan.”

“Ne, Oppa.”

“Jjaljayo, jagiya!”

Shin-Fa mengakhiri pembicarannya dengan Kyuhyun dengan tersenyum. Sepertinya Kyuhyun sudah menemukan panggilan baru untuknya, Jagiya. Shin-Fa menaruh ponselnya diatas meja belajar dan kembali ke dapur. Ketika sedang menuruni tangga, Shin-Fa melihat ayahnya sudah berdiri di depan tangga menunggunya.

“Appa? Kenapa berdiri disitu?”

“Appa ingin menanyakan sesuatu padamu,” jawab ayahnya seraya merangkul Shin-Fa dan membawanya ke ruang keluarga.

“Apa?”

“Ada hubungan apa antara kau dan Kyuhyun?”

“Mwo? Ke…kenapa Appa tiba-tiba bertanya seperti itu?” Shin-Fa bertanya balik pada ayahnya dengan salah tingkah.

“Sepertinya Appa merasa bahwa ada hubungan istimewa antara kau dan Kyuhyun. Appa sempat mengintip dari balik tirai jendela saat kau baru datang bersamanya, dia menggenggam tanganmu bukan? Ada apa diantara kalian?” tanya Appa. Wajah Shin-Fa mulai memerah, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

“Aku…aku…hari ini…resmi berpacaran dengannya. Appa pasti akan memarahiku bukan? Dulu Appa menyuruhku untuk berpacaran setelah lulus kuliah, dan sekarang aku malah melanggar perintah Appa. Mianhae, Appa…” Ayahnya tersenyum lalu membelai puncak kepala Shin-Fa.

“Appa tidak marah padamu. Appa sadar jika kau sudah bukan gadis kecil Appa lagi, kau sudah tumbuh menjadi gadis dewasa. Appa setuju jika kau berpacaran dengannya, aku rasa dia adalah laki-laki yang baik dan sopan. Appa percaya Kyuhyun akan menjagamu baik-baik. Tapi kalau sampai terjadi apa-apa denganmu, Appa tidak akan segan-segan membunuh laki-laki itu!” Shin-Fa tertawa mendengar penjelasan ayahnya. Ia langsung memeluk ayahnya.

“Gomawo, Appa…” ucap Shin-Fa lembut. Ayahnya tersenyum, lalu mengecup kening anak perempuannya.

“Appa pasti akan merindukan gadis kecil Appa yang paling polos dan selalu saja mudah dijahili oleh adiknya. Kau pasti akan lebih sering menghabiskan waktu bersama Kyuhyun dibandingkan bersama Appa,” keluh ayahnya.

“Appa…kata-kata Appa seperti sedang melepas anak perempuannya yang akan menikah dengan seorang laki-laki. Tenang saja, Appa, aku pasti akan menghabiskan waktu bersama Appa. Appa tetap menjadi nomor satu bagiku,” ujar Shin-Fa.

“Kau ini bisa saja! Sekarang kau dapur, bantu Bibi Kim membereskan semuanya!”

“Siap!”

*

Dua hari kemudian, tepat di hari Senin, Shin-Fa mencoba untuk menghubungi Kyuhyun pagi ini. Ini sudah yang ketiga kalinya Shin-Fa menghubungi Kyuhyun, tapi tidak satupun diangkat olehnya.

“Kenapa tidak diangkat?” gumam Shin-Fa. Shin-Fa melihat kearah jam dinding kamarnya. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Karena takut terlambat, ia memutuskan untuk berangkat sendiri. Tidak mungkin ia meminta ayahnya untuk mengantar kekampus. Ayahnya sudah berangkat sejak pukul setengah tujuh tadi.

“Bibi Kim, aku berangkat!” pamit Shin-Fa.

“Lho? Tidak dijemput oleh Kyuhyun-ssi?” Shin-Fa menggeleng.

“Mungkin dia harus berangkat pagi, jadi tidak bisa menjemputku. Annyeong!”

*

Kooridor kelas masih dipenuhi oleh para mahasiswa yang sedang menunggu jam masuk kelasnya. Syukurlah tidak telat, pikir Shin-Fa. Ia mulai bernapas lega karena tidak telat masuk kelas. Di perjalanan, Shin-Fa mulai gelisah karena kemacetan yang panjang. Saat sedang berjalan menuju kelasnya, ia melihat Sungmin berjalan sendirian menuju arah yang berlawanan dengannya. Shin-Fa langsung berlari dan memanggilnya.

“Sungmin-sunbae!” panggil Shin-Fa.

“Oh, kau Shin-Fa…ada apa?”

“Ng…apa Sunbae tahu kemana Kyuhyun-oppa? tadi pagi ia tidak menjemputku. Dia juga tidak menjawab teleponku,”

“Kau tidak tahu?”

“Tidak tahu apa?”

“Hyunnie sakit!” mata Shin-Fa melebar mendengar ucapan Sungmin.

“Benarkah?”

“Bukankah kau itu pacarnya? Kenapa kau tidak tahu?” tanya Sungmin heran.

“Aku benar-benar tidak tahu. Oppa tidak memberitahuku,” gumam Shin-Fa pelan.

Sungmin melihat wajah Shin-Fa yang memancarkan kegelisahan di matanya. Ia langsung tertawa.

“Tenang saja, Shin-Fa. Hyunnie tidak akan mati semudah itu, mungkin ia hanya demam.”

“Ooh, gomawo, Sunbae…”

“Cheonmaneyo, duluan ya!” Sungmin berbalik arah dan pergi menuju kelasnya.

Shin-Fa berjalan menuju kelasnya dengan gelisah. Kenapa Oppa tidak memberitahuku jika dia sakit? Batinnya. Ingin sekali ia langsung pergi kerumah Kyuhyun, tapi hari ini dosennya akan mengadakan kuis, ditambah lagi Shin-Fa juga tidak tahu dimana rumah Kyuhyun. Shin-Fa baru sadar jika selama ini ia tidak pernah tahu dimana rumah Kyuhyun.

*

“Hyukkie, kenapa Shin-Fa belum datang? Aku membutuhkannya…” Sejak setengah jam yang lalu, Donghae selalu mengeluh karena ia tidak melihat Shin-Fa datang. Eunhyuk menatapnya dengan heran.

“Kenapa kau membutuhkannya?”

“Aku membutuhkannya untuk mengerjakan kuis,” jawab Donghae singkat. Sebuah pukulan keras tiba-tiba mendarat di atas kepalanya.

“Aish! Sakit, Hyukkie!!”

“Kerjakanlah sendiri!! Jangan minta bantuan orang lain!!” Donghae memasang wajah cemberut pada Eunhyuk. Kemudian pandangannya tertuju pada gadis yang baru saja masuk kedalam kelasnya. Senyumnya langsung mengembang seketika.

“Shin-Fa!! Akhirnya kau datang juga! Aku sudah menunggumu daritadi!” seru Donghae.

“Mianhae, Donghae-ya. Jalanan macet sekali, bus yang kutunggu juga selalu penuh,” keluhnya. Eunhyuk menatap gadis itu. Bus? Bukankah setiap hari ia selalu dijemput oleh Kyuhyun? Pikirnya.

“Kau tidak bersama Kyuhyun-sunbae?” tanya Eunhyuk penasaran. Shin-Fa menggeleng pelan.

“Oppa tidak masuk. Oppa sakit.”

“Kalau begitu kenapa kau tidak menghubungiku? Aku bisa menjemputmu,”

“Anio…tidak usah, aku tidak mau merepotkanmu, aku bisa berangkat sendiri,” jawab Shin-Fa. Ah, Eunhyuk lupa. Sekarang Shin-Fa sudah berpacaran dengan Kyuhyun. Ia tidak bisa seenaknya lagi menjemputnya atau mengajaknya pergi bersama. Bisa-bisa ia dibunuh oleh Kyuhyun.

Selama kuis berlangsung, sesekali Eunhyuk melirik Shin-Fa. Wajahnya terlihat sangat gelisah dan mulai kehilangan konsentrasinya. Sepertinya gadis itu sedang memikirkan Kyuhyun. Eunhyuk mendesah panjang. Ia mulai berpikir bahwa Shin-Fa sekarang sangat menyayangi Kyuhyun sampai-sampai ia gelisah seperti ini karena memikirkan keadaannya.

Setelah kuis selesai dan mulai beralih ke mata kuliah yang lain, Shin-Fa masih terlihat gelisah. Ia terus melirik kearah arlojinya. Tak hanya terus melihat arlojinya, pandangan matanya juga selalu kemana-mana, tidak pernah melihat kearah dosen.

“Shin-Fa…” bisik Eunhyuk. Shin-Fa menoleh kearahnya.

“Daritadi kau terlihat sangat gelisah, kau pasti memikirkan Kyuhyun-sunbae bukan?” Shin-Fa mengangguk.

“Aku merasa tidak enak padanya. Aku sama sekali tidak tahu jika dia sakit, aku baru tahu dari Sungmin-sunbae,” bisiknya.

“Sunbae tidak akan mati semudah itu, tenang saja, kecuali jika dia mengalami kecelakaan,” jawab Eunhyuk singkat.

“Kata-katamu sama dengan Sungmin-sunbae,” gumam Shin-Fa.

“Benarkah? Berarti jalan pikiranku sama dengannya. Kuliah akan berakhir sekitar lima belas menit lagi, setelah itu kau bisa langsung pergi kerumahnya.”

Lima belas menit kemudian, mata kuliah tersebut telah selesai. Shin-Fa segera bangkit dari duduknya dan langsung membereskan peralatan tulisnya.

“Aku duluan, Eunhyuk-ah! Annyeong!” Shin-Fa langsung berlari keluar meninggalkan kelas.

“Hyukkie? Kenapa Shin-Fa terburu-buru seperti itu?” tanya Donghae.

“Kyuhyun-sunbae sakit, ia mau pergi kerumahnya.”

“Kenapa kau tidak mengantarnya?”

“Kau ingin melihatku besok datang dengan wajah babakbelur karena dipukuli lagi olehnya?” tanya Eunhyuk balik.

“Hei, jangan marah-marah seperti itu, kau menyeramkan sekali! lagipula memangnya dia punya kekuatan buat memukulmu saat sakit?”

“Mungkin dia tidak punya kekuatan, tapi temannya pasti punya!” Eunhyuk meraih tas ranselnya dan pergi meninggalkan Donghae.

“Hyukkie! mau kemana kau??”

Eunhyuk tidak menjawabnya panggilannya dan terus berjalan keluar kelas.

*

Shin-Fa sedang berdiri di depan kelas yang merupakan kelas Kyuhyun juga teman-temannya. Kelas tersebut belum mengakhiri mata kuliahnya. Beberapa menit kemudian, setelah dosen yang mengajar di kelas itu keluar, satu per satu mahasiswa mulai berhamburan meninggalkan kelas. Shin-Fa melihat Sungmin baru saja keluar dari kelasnya sambil mengetik sesuatu di ponselnya. Ia langsung memanggil dan menghampiri Sungmin.

“Sunbae!!”

“Shin-Fa? Ada apa?” tanya Sungmin.

“Hm…apa Sunbae bisa mengantarku kerumah Kyuhyun-oppa? Aku…tidak tahu letak rumahnya,” jawab Shin-Fa.

“Oh, kebetulan sekali aku juga ingin kerumahnya, ikut saja denganku!”

“Yang lain tidak ikut?”

“Tidak, mereka ada kegiatan sendiri yang tidak bisa ditinggalkan. Ayo kita pergi sekarang,” ajak Sungmin.

*

“Sunbae?”

“Ne?”

“Apa hari ini dirumah Kyuhyun-oppa ada orang tuanya?”

“Anio, orang tua Hyunnie tidak ada dirumah. Mereka berdua ada di Jerman karena ada pekerjaan disana, Hyunnie hanya tinggal bersama para pelayannya,” jawab Sungmin.

“Jheongmal?” Sungmin mengangguk.

“Kasihan sekali Oppa…” gumam Shin-Fa.

“Yah, sejak kecil dia memang sering ditinggal oleh orang tuanya, ditambah lagi Hyunnie adalah anak tunggal. Hyunnie sangat kesepian tinggal dirumahnya yang terbilang sangat besar dan mewah. Oleh karena itu, aku sering datang kerumahnya untuk sekedar menemaninya,” ujar Sungmin.

“Sunbae sudah berteman lama dengan Oppa, ya? kalian kelihatan dekat sekali dibandingkan dengan yang lain,”

“Aku sudah mengenalnya sejak duduk di bangku sekolah dasar, Hyunnie adalah teman pertamaku, begitu juga dengannya,” ucapnya sambil tersenyum.

“Wah, berarti sudah lama sekali kalian bersahabat! Kenapa kalian bisa dekat seperti ini, padahal kepribadian kalian berdua sedikit…yah, berbeda mungkin…”

“Kau benar, dulu aku juga tidak menyangka bisa sedekat ini dengannya. Hyunnie seorang anak laki-laki yang keras dan nakal juga selalu bertindak sesuka hatinya, sedangkan aku seorang anak laki-laki perfeksionis yang selalu ingin melakukan apapun sendirian. Mungkin karena perbedaan itulah kami bisa melengkapi satu sama lain, haha…” Shin-Fa tertawa kecil.

Untuk pertama kalinya, Shin-Fa merasa bahwa dirinya semakin mengenali sosok Cho Kyuhyun. Ia baru saja mendengar tentang latar belakang juga kepribadian Kyuhyun yang selama ini tidak diketahui olehnya. Shin-Fa baru sadar jika laki-laki itu kesepian, mungkin karena itulah Kyuhyun terlihat keras dan selalu bertindak seenaknya karena hanya dengan cara itulah ia bisa mendapat perhatian dari teman-temannya juga orang-orang disekitarnya.

“Ah, Sunbae! Bisa kita berhenti sebentar di supermarket? Aku ingin membeli buah-buahan juga bahan makanan untuk Kyuhyun-oppa!”

“Baiklah!”

Sungmin memarkirkan mobilnya tepat didepan supermarket besar yang berada di tengah kota Seoul.

“Shin-Fa, aku lupa ada yang harus aku beli di toko buku yang ada disana, nanti aku akan menyusulmu,” kata Sungmin. Shin-Fa mengangguk.

Shin-Fa masuk kedalam supermarket tersebut dan berjalan menuju stand buah-buahan juga bahan makanan. Shin-Fa membeli buah apel dan jeruk, juga bahan-bahan makanan untuk membuat bubur. Setelah selesai, ia langsung pergi menuju kasir dan membayarnya. Ketika sedang mengeluarkan uang dari dompetnya, terdengar suara yang sangat familiar memanggil namanya.

“Shin-Fa?” Shin-Fa menoleh kearah sumber suara.

“Eunhyuk-ah?”

Ternyata Eunhyuk berada di kasir sebelah tempat Shin-Fa membayar barang belanjaannya. Senyumannya tiba-tiba memudar ketika melihat perempuan yang berada di samping Eunhyuk. Siapa lagi kalau bukan Yuri. Setelah selesai membayar, Shin-Fa langsung mengambil barang belanjaannya dan menghampiri laki-laki itu.

“Kenapa kau ada disini? Bukankah kau mau ke rumah Kyuhyun-sunbae?”

“Aku…aku mau membeli buah-buahan juga bahan makanan untuk Oppa,” jawab Shin-Fa.

“Kau sendirian?”

“Anio. Aku bersama Sungmin-sunbae, sekarang Sunbae sedang mencari sesuatu di toko buku,”

Sementara itu, Yuri mulai memasang wajah kesal ketika melihat Eunhyuk menyapa Shin-Fa dan mengajaknya bicara. Ia merasa tidak diperdulikan. Baru saja Eunhyuk mau membuka mulut untuk bicara, tiba-tiba Yuri langsung merangkul lengannya.

“Eunhyuk-ah…bisakah kita pulang sekarang? Tiba-tiba kepalaku pusing sekali, aku ingin cepat-cepat pulang!” sela Yuri sambil memegang kepalanya.

“Kau sakit?” tanya Eunhyuk khawatir.

“Ne, pusing sekali…” Jawabnya sambil mengangguk pelan

“Mianhae, Shin-Fa. Aku harus mengantar Yuri pulang, aku duluan,” Shin-Fa tersenyum masam.

“Mianhae, Shin-Fa…” gumam Yuri datar.

“Tidak apa-apa. Cepatlah kau antar Yuri pulang,” kata Shin-Fa. Eunhyuk merangkul bahu Yuri dan membawanya keluar dari supermarket. Shin-Fa terus memandang dua sosok yang semakin lama semakin menjauh. Shin-Fa merasa bahwa ada hubungan istimewa diantara mereka berdua –Eunhyuk dan Yuri. Mereka kelihatan dekat satu sama lain. Lagipula tidak biasanya ia melihat Eunhyuk seakrab itu dengan Yuri.

“Ah, kenapa aku harus memikirkannya? Tidak ada hubungannya denganku! Bukankah kau harusnya senang karena mereka dekat?” gumamnya dengan suara kecil. Tiba-tiba sebuah tepukan kecil mendarat di bahunya.

“Shin-Fa! Maaf aku terlalu lama di toko buku!” Sungmin sudah berdiri di belakangnya dengan napas terengah-engah. Laki-laki itu kelelahan karena mencari Shin-Fa di berbagai stand makanan, tapi ternyata Shin-Fa sudah berada di depan kasir dengan dua kantong plastik ditangannya.

“Tidak apa-apa, Sunbae,” jawab Shin-Fa.

“Tadi sepertinya aku melihatmu sedang mengobrol dengan dua orang, kelihatannya seperti Eunhyuk dan Yuri…”

“Ne, aku bertemu dengan mereka dan sempat mengobrol sebentar disini,” jawab Shin-Fa.

“Ooh, begitu. Bagaimana jika kita pergi sekarang?” Shin-Fa mengangguk.

“Sini biar aku yang bawa!” Sungmin mengambil dua kantong plastik yang dipegang Shin-Fa, lalu pergi ke mobilnya bersama-sama.

*

Sungmin menekan bel rumah Kyuhyun. Benar yang dikatakan oleh Sungmin, rumah Kyuhyun memang sangat besar dan mewah, bahkan lebih besar dari rumah Shin-Fa. Beberapa menit kemudian seorang pelayan membukakan pintu untuk mereka berdua.

“Shin-Fa, ayo kita masuk!” ajak Sungmin. Shin-Fa mengangguk.

“Bahan-bahan makanannya ditaruh saja di sini,” Sungmin menyuruh Shin-Fa untuk menaruh belanjaannya di meja makan. Kemudian Sungmin membawa Shin-Fa menuju lantai atas tepatnya kamar Kyuhyun.

Sungmin membuka pintu kamar Kyuhyun dengan pelan dan mendapati sahabatnya itu sedang tertidur pulas di tempat tidurnya. Kamarnya terlihat sangat berantakan. Buku-bukunya tidak dibereskan, dibiarkan tertumpuk begitu saja di meja belajarnya. Bantal sofa miliknya tergeletak bebas di lantai.

“Aigoo…kamarnya seperti kapal pecah!” Sungmin mengambil bantal-bantal sofa yang berada di lantai dan ditaruh di sofa. Sedangkan Shin-Fa membereskan buku-buku Kyuhyun dan menaruhnya di rak buku. Setelah selesai membereskan semuanya, Sungmin dan Shin-Fa mendekati tempat tidur Kyuhyun dan memandang wajah laki-laki itu.

“Pulas sekali tidurnya,” bisik Sungmin.

“Pasti Oppa sangat kelelahan,” kata Shin-Fa.

“Wah, disaat seperti ini aku ingin sekali menjahilinya,” celetuk Sungmin.

“Apa yang akan Sunbae lakukan? Mencorat-coret wajah Oppa dengan spidol?”

“Anio…itu sudah pernah kulakukan dan hasilnya aku ditendang keluar dari kamarnya, sekarang aku ingin melakukan hal yang lain, haha…”

“Apa itu?” tanya Shin-Fa bingung. Sungmin hanya tersenyum lebar.

Dengan pelan tanpa mengganggu Kyuhyun, Sungmin langsung naik keatas tempat tidur Kyuhyun dan tidur disampingnya. Tiba-tiba…Sungmin langsung memeluk Kyuhyun dengan kencang.

“Jagiyaa!!! Banguuun!!!” teriak Sungmin.

Kyuhyun langsung membuka mata dan mendapati Sungmin sudah berada di sebelahnya yang sedang memeluknya. Kyuhyun mulai meronta-ronta mencoba menjauh dari Sungmin.

“Apa yang kau lakukan!! Lepaskan aku!!” seru Kyuhyun. Sungmin langsung tertawa terbahak-bahak dan segera melepas pelukannya. Sementara itu Shin-Fa sedang menahan ketawa.

“Ternyata disaat sakitpun, tenagamu masih kuat sekali ya. Hei, Hyunnie aku membawa tamu istimewa untukmu!”

“Shin-Fa?” Kyuhyun menatap Shin-Fa yang berdiri disamping Sungmin.

“Hm…sepertinya aku harus pulang,” kata Sungmin.

“Sunbae! Bukankah kau bilang kau ingin menjenguk Oppa?”

“Tapi sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat, aku tidak ingin menjadi pengganggu diantara kalian berdua. Nanti malam aku akan kesini. Annyeong!!” Sungmin meninggalkan kamar Kyuhyun dan pulang.

“Shin-Fa, mianhae tadi pagi aku tidak menjemputmu dan tidak menghubungimu, kau pasti kebingungan,” gumam Kyuhyun.

“Tidak apa-apa, Oppa. Aku mengerti keadaanmu, kau sedang sakit. Yah, aku sedikit kebingungan tadi pagi, aku mencoba menghubungimu tiga kali tapi tidak kau angkat.”

“Kau berangkat sendirian?”

“Ne. O,iya aku dan Sungmin-sunbae tadi sempat ke supermarket dan membeli buah-buahan untukmu. Aku mau mengambilnya sebentar!” Shin-Fa langsung pergi keluar dan mengambil buah yang tadi dibelinya. Sebelum kembali ke kamar Kyuhyun, Shin-Fa meminta seorang pelayan untuk mengambilkan sebuah pisau. Setelah itu ia kembali ke kamar Kyuhyun.

“Aku membelikanmu buah apel. Biar kukupas terlebih dahulu,” Shin-Fa mengambil sebuah apel dari kantong plastik, lalu mengupasnya dengan pelan. Kyuhyun terus menatap Shin-Fa yang sedang mengupas buah apel.  Setelah mengupas dan memotongnya menjadi empat bagian, Shin-Fa langsung memberikan sepotong apelnya pada Kyuhyun. Shin-Fa terkejut ketika melihat Kyuhyun tidak mengambilnya, melainkan menarik tangannya yang memegang apel dan langsung mengigit apelnya. Wajah Shin-Fa langsung memerah.

“Kenapa wajahmu memerah?” tanya Kyuhyun. Shin-Fa langsung menggeleng cepat.

“Anio, tidak apa-apa, aku hanya sedikit…kaget,” jawab Shin-Fa.

“Oppa?”

“Ne?”

“Kau terlihat kelelahan sekali. Matamu sayu, wajahmu pucat, dan rambutmu berantakan,”

“Mungkin aku jadi sakit seperti ini karena sering bermain game sampai tengah malam, bahkan hari Sabtu kemarin aku sampai-sampai tidak tidur,” aku Kyuhyun.

“Ya Tuhan…Oppa…main game sampai tidak tidur semalaman, kau harus jaga kesehatanmu…” keluh Shin-Fa. Kyuhyun tersenyum lalu tertawa.

“Baru kali ini aku melihatmu perhatian sekali padaku,” kata Kyuhyun. Shin-Fa tersenyum masam.

“Oppa sudah makan?” tanya Shin-Fa. Kyuhyun menggeleng.

“Belum, daritadi aku terus tidur,”

“Aku akan buatkan bubur untukmu, ya. Kau istirahat saja,” Shin-Fa bangkit dari duduknya dan pergi keluar menuju dapur.

*

Shin-Fa membawa bahan-bahan makanannya ke dapur dan mulai bersiap-siap untuk memasak. Tiba-tiba salah satu pelayan mengagetkannya.

“Nona, biar saya saja yang membuatkan makanan. Nona tunggu saja di kamar Tuan Kyuhyun,”

“Tidak apa-apa. Biar aku sendiri saja yang membuatnya,” Shin-Fa menolaknya.

“Baiklah. Jika butuh bantuan, Nona bisa memanggil saya atau pelayan yang lain,”

“Gomawo,”

Dengan cekatan, Shin-Fa langsung memasak bubur untuk Kyuhyun di dapur. Saat memasak, tiba-tiba pikirannya kembali pada Eunhyuk juga Yuri. Ia terus mengingat kejadian di supermarket saat dirinya bertemu dengan mereka berdua. Shin-Fa masih penasaran dengan hubungan Eunhyuk dan Yuri. Apa jangan-jangan mereka berdua berpacaran? Pikirnya. Entah kenapa akhir-akhir ini pikirannya selalu tertuju pada laki-laki itu, Shin-Fa semakin tidak mengerti dengan jalan pikirannya yang sekarang. Harusnya sekarang yang selalu kau pikirkan adalah Kyuhyun-oppa, bukan Eunhyuk-ah! Batin Shin-Fa.

Disaat sedang mengiris daun bawang, tiba-tiba ada yang merangkulnya dari belakang dengan pelan. Tangannya berhenti mengiris dan badannya diam tidak bergerak sama sekali. Tanpa perlu mendongakkan kepala, Shin-Fa sudah tahu siapa yang merangkulnya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Kyuhyun.

“Oppa, kenapa kau kesini? Harusnya kau istirahat saja di kamar…” gumam Shin-Fa dengan jantung yang mulai berdetak lebih cepat.

“Aku ingin mengganggumu yang sedang memasak untukku.”

“Aku sedang mengiris bawang. Kalau kau mengangguku, tanganku bisa teriris pisau.”

“Jangan sampai tanganmu teriris pisau.”

“Kalau begitu lepaskan aku, Oppa.”

“Tidak mau.”

“Oppa…”

“Biarkan aku merangkulmu seperti ini sebentar saja, kumohon…” Shin-Fa mendesah dan kemudian mengangguk pelan.

“Setelah aku memelukmu seperti ini, rasanya tenagaku mulai terkumpul lagi. Ternyata aku memang benar-benar membutuhkanmu…” Shin-Fa terdiam dan terus mendengar perkataan Kyuhyun.

“Saranghae…Jheongmal saranghae…” ucap Kyuhyun dengan pelan.

“Oppa tolong jangan katakan itu disini, bagaimana kalau ada yang melihat dan mendengar ucapanmu?” Shin-Fa mulai salah tingkah.

“Wae? Kau malu? Aku bisa mengucapkannya berkali-kali. Saranghae, saranghae, saranghae,saranghae,saranghae…” Kyuhyun terus mengucapkan ‘saranghae’ berulang kali tanpa henti, itu membuat Shin-Fa semakin salah tingkah.

“Oppa, hentikan!” desak Shin-Fa. Bukannya berhenti, Kyuhyun malah semakin keras mengucapkannya.

“Saranghae, saranghae, saranghae, saranghae…”

Karena sudah tidak tahan, Shin-Fa langsung mencubit salah satu lengan Kyuhyun. Sontak, Kyuhyun langsung melepas pelukannya dan memegang lengannya yang baru saja dicubit oleh Shin-Fa. Cubitan Shin-Fa memberikan bekas merah di tangannya.

“Aish…sakit!” ringis Kyuhyun.

“Oppa! kau ini nakal sekali! sudah kubilang berhenti mengucapkannya, kau malah semakin menjadi-jadi! Rasakan!” Shin-Fa memasang wajah cemberut.

“Tapi kau tidak perlu mencubit lenganku dengan keras, sakit sekali…” keluh Kyuhyun sambil mengusap lengannya. Kyuhyun mulai mendekati Shin-Fa dan kemudian mengecup pipinya dengan lembut. Lagi-lagi Shin-Fa dibuat salah tingkah olehnya.

“Mianhae kalau kau merasa tidak suka, aku tidak akan melakukannya lagi…mianhae jika aku selalu bertindak seenaknya tanpa memikirkan perasaanmu,” gumamnya.

GEDUBRAK!!

Shin-Fa dan Kyuhyun langsung menoleh kearah sumber suara. Para pelayan langsung menyunggingkan senyum lebar. Ternyata para pelayan rumah Kyuhyun mengintip mereka dari balik tembok, dan tanpa sengaja, salah satu pelayan menyenggol sebuah tempat sampah kecil dan membuatnya jatuh.

“Sedang apa kalian disana? Kalian sedang mengintip kami, ya?” tanya Kyuhyun. Mereka diam dan hanya bisa tertawa kecil dengan wajah ketakutan.

“Kami bukan artis yang ingin ditonton oleh orang-orang! Cepat kalian pergi! Mengganggu saja!!” seru Kyuhyun.

“Maaf, Tuan!!!” mereka semua langsung berhamburan pergi entah kemana.

“Kau tidak perlu segalak itu, Oppa…” gumam Shin-Fa.

“Mereka menyebalkan sekali, bisa-bisanya mereka mengintip!” decak Kyuhyun.

“Sepertinya buburnya sudah matang, kau tunggu di meja makan. Biar aku bawakan buburnya,” suruh Shin-Fa.

Setelah menyiap semangkuk bubur hangat untuk Kyuhyun, ia langsung membawanya ke meja makan. Kyuhyun sudah duduk di sana sambil memangkukan dagunya dengan kedua tangan. Shin-Fa duduk di sebelahnya, lalu mengaduk bubur.

“Mau kusuapi?” tawar Shin-Fa.

“Aku tidak akan menolak tawaranmu,” celetuk Kyuhyun.

Shin-Fa menyuapi Kyuhyun dengan pelan. Tiba-tiba, Shin-Fa berhenti menyuapinya dan malah melamun sendiri. Alis Kyuhyun terangkat dan memandang gadis itu heran.

“Shin-Fa?” gadis itu tidak menjawab. Lalu, Kyuhyun menepuk bahunya, sontak gadis itu langsung tersentak.

“Ah! Apa?” tanyanya.

“Kau melamun?”

“A…anio…”

“Geojimal!”

“Aku tidak berbohong! Aku sedang…berpikir mungkin…”

“Memikirkan apa?”

“Bukan apa-apa, tidak usah dipikirkan,” Shin-Fa mengangkat tangannya dan menyuapi Kyuhyun kembali.

Setelah selesai menyuapi Kyuhyun, Shin-Fa membawa mangkuknya kembali ke dapur dan mencucinya.

“Pabo sekali kau, Shin-Fa! Disaat seperti itu kau malah memikirkan mereka, tidak ada hubungannya denganmu…” rutuk Shin-Fa.

“Tidak ada hubungan apa?” Shin-Fa langsung menoleh kebelakang ketika mendengar suara dari belakang. Kyuhyun tengah menatapnya dengan serius.

“Ti…tidak ada apa-apa, bukan hal penting. O…Oppa kenapa tidak kembali ke kamar, kau masih harus istirahat,” suruh Shin-Fa.

“Aku tidak mau kembali ke kamar sebelum kau menceritakanku apa yang ada dipikiranmu,” ucap Kyuhyun tegas.

“Sudah kubilang itu bukan hal penting, Oppa. Sungguh, percayalah padaku…”

“Kalau bukan hal penting, kenapa kau sampai melamun seperti itu?”

“Oppa! tolong jangan bahas itu lagi! Mianhae…”

“Baiklah, kalau kau tidak mau membahasnya. Aku tidak akan memaksamu,” jawab Kyuhyun. Laki-laki itu langsung kembali kekamarnya.

*

Shin-Fa membuka pintu kamar Kyuhyun dengan pelan, lalu mendapati Kyuhyun sedang berbicara lewat telepon dengan temannya.

“Apa? kau mau kesini menjengukku? Ah aku tidak percaya, kau pasti hanya ingin menggangguku bukan?...nanti malam saja, Sungmin juga akan kesini nanti malam…baiklah…annyeong,” Kyuhyun memutuskan pembicaraan, kemudian melihat Shin-Fa sudah berdiri di depan kamarnya.

“Oppa, sepertinya aku harus pulang…sebentar lagi malam, lagipula teman-teman Oppa juga akan kesini bukan?”

“Aku antar, ya…” Kyuhyun bangkit dari tempat tidur dan bersiap-siap untuk mengantar Shin-Fa.

“Ti…tidak usah! Kau masih sakit!” tolak Shin-Fa.

“Aku sudah baikkan, tenang saja! aku tidak akan pingsan! Aku tidak ingin kau pulang sendirian. Kau tunggu dibawah, aku mau ganti baju sebentar,” suruh Kyuhyun.

Shin-Fa meraih tasnya dan pergi kebawah. Sepuluh menit kemudian, Kyuhyun sudha berganti baju dan kunci mobil sudah dipegangnya. Setidaknya penampilannya sekarang lebih rapi meskipun hanya memakai kaos putih dan dilapisi dengan jaket hitam miliknya.

“Ayo,”

Seorang pelayan yang sedang menyapu lantai, langsung memanggil Kyuhyun.

“Tuan mau kemana?”

“Aku mau mengantar Shin-Fa pulang. Jika Sungmin atau yang lain datang, suruh saja menunggu dikamarku,” jawab Kyuhyun.

“Baik, Tuan.”

Kyuhyun dan Shin-Fa berjalan menuju garasi lalu mengeluarkan mobilnya dan melaju cepat menuju rumah Shin-Fa.

*

“Gomawo, Oppa sudah mengantarku,” ucap Shin-Fa.

“Memang sudah tugasku untuk mengantarmu, kalau terjadi apa-apa denganmu, sudag dipastikan Appamu akan membunuhku langsung,” keluh Kyuhyun. Shin-Fa tertawa kecil.

“Aku masuk ya,” Shin-Fa berbalik badan, tapi kemudian tangannya ditarik oleh Kyuhyun. Ia menoleh kearah Kyuhyun.

“Kalau kau punya masalah, kau harus bilang padaku. Jangan sembunyikan dariku,” gumam Kyuhyun.

“Ne, mianhae Oppa, mungkin kau tadi marah padaku…”

“Aku tidak marah, mungkin hanya kesal…pada diriku sendiri. Mungkin kau sedang masalah, tapi aku sebagai pacarmu tidak bisa berbuat apa-apa,”

“Jangan kesal pada dirimu sendiri, kau sudah terlalu baik bagiku, aku takut tidak bisa membalas kebaikanmu,” Kyuhyun tersenyum dan mengelus puncak kepala Shin-Fa.

“Aku tidak butuh balasan darimu, asal kau bersamaku saja itu sudah cukup…” Shin-Fa tersenyum simpul.

Setelah terdiam selama beberapa detik, tiba-tiba Shin-Fa mengecup pipi Kyuhyun. Wajah Kyuhyun langsung memerah dengan salah satu tangan memegang pipi yang baru saja dikecup oleh Shin-Fa.

“Baru kali ini kau seperti itu padaku,” kata Kyuhyun salah tingkah.

“Mungkin balasan yang tadi, wajahmu lucu Oppa, merah, haha…” Shin-Fa tertawa kecil.

“Sudah cepatlah masuk! Besok akan kujemput kau!” seru Kyuhyun.

Shin-Fa melambaikan tangan pada Kyuhyun dan berjalan masuk kedalam rumahnya. Shin-Fa menutup pintu rumahnya pelan-pelan.

“Sepertinya kau harus buang pikiranmu jauh-jauh, Shin-Fa. Kau tidak boleh memikirkan laki-laki lain selain Kyuhyun-oppa…sekalipun itu adalah Eunyuk-ah…” gumamnya.

*







Selasa, 07 Juni 2011

My All is in You : Chapter 9


Chapter 9

“Mwo? Jalan-jalan?”

“Ne, besok hari Sabtu bukan? bagaimana jika kita semua pergi bersama-sama ke pantai??” usul Jessica dengan wajah yang berseri-seri.

“Kedengarannya asyik, ya,” ujar Shin-Fa.

“Tentu saja! lagipula kau dan Eunhyuk bisa berpencar dari kami dan kalian habiskan waktu berdua kemudian…” begitu mendengar ucapan Jessica, wajah Shin-Fa langsung merah padam.

“Hei, Sica!! Kau jangan berpikir yang macam-macam!!” seru Eunhyuk dengan wajah yang tak kalah merah dengan Shin-Fa.

“Kenapa tidak? Kalian berdua berpacaran bukan? biasanya orang yang sudah berpacaran akan berpencar sendiri dari teman-temannya,”

“Pikiranmu terlalu jauh!! Dan kau harus tahu! Aku dan Shin-Fa tidak berpacaran!!” aku Eunhyuk. Jessica terdiam. Donghae menggelengkan kepalanya ketika Eunhyuk baru saja mengaku jika Shin-Fa dan dirinya tidak pernah berpacaran. Mata Jessica terbelalak. Ia langsung mengalihkan pandangannya pada Donghae. Donghae hanya tersenyum masam.

“Jheongmal?? Shin-Fa?? Benarkah apa yang Eunhyuk katakan? Jadi, selama ini kalian berbohong padaku?” serangkaian pertanyaan keluar dari mulut Jessica. Shin-Fa dan Eunhyuk mengangguk pelan.

“Ne, aku dan Eunhyuk-ah tidak berpacaran, kami hanya berteman,” jawab Shin-Fa. Tak lama kemudian, Shin-Fa menatap Donghae.

“Mianhae, Donghae-ya…kita tidak mungkin membohongi Jessica terus menerus,” lanjutnya. Jessica memandang Donghae dengan tidak percaya.

“Kenapa kalian berbohong? Siapa yang mempunyai ide membohongiku?” Jessica menyipitkan mata pada Donghae.

“Ini pasti idemu bukan, Lee Donghae? Jahat sekali kau membohongiku!”

“Tolong dengar penjelasanku! Kalau aku terus-terusan berkata jika Shin-Fa dan aku tidak ada hubungan apa-apa, memangnya kau akan langsung percaya?? Tidak, bukan? kau itu cepat emosi, tidak pernah mau mendengar penjelasanku! Oleh karena itu, aku meminta Eunhyuk untuk mengaku sebagai pacarnya, supaya kau mempercayaiku!” Seru Donghae. Jessica terdiam mendengar penjelasan Donghae. Kemudian, Shin-Fa menepuk bahu Jessica.
“Sica, tolong jangan marah pada Donghae-ya, dia sampai berbohong seperti ini supaya kau percaya padanya. Donghae-ya sangat sayang padamu,”  Jessica mendesah pelan, lalu memandang Donghae dengan perasaan bersalah.

“Sekarang, terserah kau saja. Jika ingin putus denganku, silahkan. Kau sudah terlanjur kecewa denganku, bukan?” tanya Donghae.

“Mianhae, Donghae-ya…aku memang mudah sekali emosi, itu karena aku cemburu melihatmu bersama gadis lain…”

“Jadi?” tanya Donghae.

“Aku tidak ingin putus denganmu…” jawab Jessica dengan suara pelan. Donghae mendekat pada Jessica dan mendekatkan telinganya ke wajah Jessica.

“Apa? aku tidak dengar…coba katakan sekali lagi!” kata Donghae. Sepertinya laki-laki ini sedang menjahili Jessica. Dia berpura-pura tidak mendengar.

“Aku tidak ingin putus denganmu!!” seru Jessica. Donghae tersenyum lebar dan langsung memeluk Jessica.

“Haha, aku juga tidak ingin putus denganmu! Sepertinya memang sudah takdirku mendapatkan perempuan cerewet dan mudah cemburu seperti kau!” ucap Donghae.

“Jangan membohongiku lagi, Lee Donghae! Kalau terjadi lagi, kubunuh kau!” ancam Jessica sambil mencubit kedua pipi Donghae.

“Auw! Sakit!! Jangan cubit pipiku, rambut pirang!” ringis Donghae.

“Kau menyebutku rambut pirang, padahal kau sendiri juga berambut pirang!!” balas Jessica.

Eunhyuk dan Shin-Fa tertawa melihat tingkah laku pasangan heboh yang ada di depan mereka itu. Kemudian Eunhyuk mencolek bahu Shin-Fa. Shin-Fa menoleh kearahnya.

“Kenapa?”

“Kenapa kau tidak ajak Kyuhyun-sunbae?”

“Apa? ajak Oppa?”

“Ne,” Eunhyuk mengangguk.

“Tapi…”

“Apa?? Kyuhyun-sunbae?? Memangnya ada apa dengan Shin-Fa dan Kyuhyun-sunbae??” sela Jessica yang mulai penasaran.

“Ada hubungan istimewa diantara mereka berdua,” celetuk Donghae sambil memamerkan giginya.

“Donghae-ya!!” seru Shin-Fa.

“Ooh, ternyata Shin-Fa dan Kyuhyun-sunbae sedang ada hubungan istimewa, ya? kalau begitu ajak saja Kyuhyun-sunbae!! O,iya…aku juga harus mengajak Yuri!” seru Jessica antusias seraya mengambil ponselnya dari dalam tas.

“Ngomong-ngomong, tumben Yuri tidak bersamamu, Sica,” kata Eunhyuk.

“Oh, dia ada tugas tambahan dari dosen. Maklum dia adalah asisten kesayangan dosen, dia juga harus mengembalikan buku ke perpustakaan fakultas seni,” jawab Jessica.

“Buku, ngomong-ngomong tentang buku…Aigoo! Aku lupa mengembalikan buku ke perpustakaan!” seru Shin-Fa seraya menepuk dahinya.

“Cepatlah kembalikan! Sebentar lagi perpustakaan tutup! Mau kutemani?” tawar Eunhyuk.

“Tidak usah! Aku bisa sendiri! Annyeong!” Shin-Fa segera berlari menuju gedung fakultas hukum untuk mencari dosen mata kuliahnya.

*

“Permisi…”

“Oh, kau Choi Shin-Fa,” kata sang penjaga perpustakaan.

“Mianhae, aku baru ingat kalau aku belum mengembalikan buku ini,” Shin-Fa langsung menyerahkan sebuah buku tebal kepada penjaga perpustakaan tersebut.

“Tidak apa-apa, yang penting kau masih terhitung tepat waktu,”

“Ghamsahamnida!”

“Cheonmaneyo!”

Shin-Fa berbalik badan dan pergi menuju luar perpustakaan. Di depan pintu, ia terkejut karena hampir menabrak laki-laki yang baru saja melangkah masuk kedalam perpustakaan. Shin-Fa mengenal siapa laki-laki itu. Dia adalah Cho Kyuhyun.

“Shin-Fa!”

“O…Oppa…”

“Kau sendirian?” Shin-Fa mengangguk.

“Bisa kau tunggu aku sebentar saja?” kata Kyuhyun.

“Baiklah…”

Shin-Fa menunggu Kyuhyun di depan perpustakaan sambil bersenandung kecil. Beberapa menit kemudian Kyuhyun keluar dari perpustakaan dan sudah berdiri di samping Shin-Fa. Kyuhyun mengajak Shin-Fa berjalan bersama menuju luar gedung.

“Oppa, ada yang ingin kutanyakan padamu,”

“Apa?” tanya Kyuhyun.

“Hari Sabtu besok Jessica mengajakku pergi ke pantai, dan dia juga mengajakmu untuk ikut bersama kami, kau mau ikut?” Kyuhyun berpikir sejenak.

“Ke pantai, ya? kedengarannya cukup menyenangkan, pukul berapa?”

“Aku masih belum tahu…nanti akan kutanyakan padanya, aku akan menghubungi Oppa,” jawab Shin-Fa.

“Hm…gadis itu…ikut bersama kita?”

“Gadis itu? siapa maksudmu?”

“Ah, maksudku…Yuri-ya, apa dia juga akan ikut?”

“Ne, dia juga ikut, memangnya kenapa?”

“Ah, anio…tidak apa-apa,” jawab Kyuhyun.

Ketika mereka menyusuri kooridor gedung yang berada di samping taman, tiba-tiba seseorang merangkul Kyuhyun juga Shin-Fa dari belakang.

“Wah, wah!! Kalian berdua semakin mesra saja!!!” Kyuhyun dan Shin-Fa menoleh secara bersamaan.

“Siwon!!” seru Kyuhyun dengan wajah merah padam.

“Kenapa wajahmu merah padam, Hyunnie?? Kau malu? Haha…” Kangin mencubit pipi Kyuhyun dengan keras. Kyuhyun langsung memukul tangan Kangin supaya laki-laki itu melepaskan cubitannya.

“Annyeong, Shin-Fa! Ternyata kau betah juga jalan bersama Hyunnie,” celetuk Heechul. Shin-Fa hanya tersenyum simpul.

“Kalian semua sedang apa disini?? Mengganggu saja!!” tukas Kyuhyun seraya melepaskan diri dari rangkulan Siwon.

“Kami hanya kebetulan lewat dan ternyata ada kau dan Shin-Fa di depan kami. Aigoo…kau ini galak sekali, Hyunnie! Kami hanya mengganggumu sedikit saja!” kata Siwon.

“Shin-Fa, ayo kita pergi dari sini! Mereka hanya pengganggu!” Kyuhyun langsung menarik tangan Shin-Fa dan membawanya pergi. Shin-Fa langsung tersenyum masam dan melambaikan tangan pada teman-teman Kyuhyun.

“Yah, mereka pergi…” keluh Shindong.

“Biarkan saja mereka berdua, begitulah laki-laki yang sedang jatuh cinta, Shindong…”

“Aku jadi iri, kapan aku bisa mendapatkan seorang gadis??”  ujar Siwon.

“Pacari saja Ddangkoma!” celetuk Kibum.

“Tidak lucu!”

*

Eunhyuk memantulkan bola basketnya berkali-kali ke bawah, lalu ia lempar kearah ring dan masuk dengan mulus. Latihan basket hari ini telah selesai sejak setengah jam yang lalu, para anggota tim basket juga sudah tidak terlihat lagi di sekitar lapangan. Hanya ada Eunhyuk sendirian disana.

“Eunhyuk-ah…”

Suara lembut itu tiba-tiba terdengar dari pinggir lapangan. Eunhyuk menoleh cepat kearah sumber suara.

“Oh, kau Yuri…sedang apa kau disini? Jessica sudah pulang daritadi bersama Donghae,” ujarnya seraya berjalan mengambil bola basketnya yang terpantul bebas di depan ring.

“Aku tidak mencari Jessica…”

“Terus buat apa kau kemari? Kau tidak pulang? Ini sudah hampir malam,”

“Aku mencarimu. Yah, untuk sekedar mengobrol,” jawab Yuri.

“Mengobrol?”

“Ne,”

Eunhyuk mengambil tas ranselnya yang tak jauh dari tempatnya berdiri dan kemudian berjalan menghampiri gadis itu.

“Kita mengobrol sambil jalan saja,”

*

“Eunhyuk-ah…kudengar kau sebenarnya tidak berpacaran dengan Shin-Fa, apa itu benar?” tanya Yuri seakan ia tidak tahu. Eunhyuk tertawa kecil.

“Ne, aku memang tidak berpacaran dengan Shin-Fa. Kami terpaksa berbohong supaya Jessica percaya pada Donghae. Aku dan Shin-Fa hanya sebatas sahabat,” jawab Eunhyuk.

“Ooh, begitu, tapi…apa benar kau hanya sebatas sahabat? Sepertinya…jika aku melihatmu saat bersamanya, kau seperti mempunyai perasaan lain yang tersimpan di dalam dirimu, dan saat Shin-Fa sakit, dulu kau kelihatan sangat khawatir,” Jelas Yuri. Eunhyuk terdiam. Seperti itukah dia?

“Perasaan lain? Ma…maksudmu?”

“Cinta mungkin?”

Napasnya tercekat begitu mendengar kata ‘cinta’ yang terlontar dari bibir Yuri. Eunhyuk tidak bergeming sedikit pun. Ia tetap diam.

“Yuri…tolong jangan bahas masalah itu lagi, sudah kubilang kami hanya sebatas sahabat. Lagipula Shin-Fa dan Kyuhyun-sunbae semakin dekat, mungkin sebentar lagi mereka akan resmi berpacaran,” jawab Eunhyuk dengan nada –yang dipaksakan terdengar –santai. Eunhyuk melangkahkan kakinya lebih lebar dan cepat sehingga Yuri tertinggal dibelakang. Kemudian, ia membalikkan badan dan memandang Yuri.

“Mau kuantar pulang? Daripada kau pulang kemalaman, lagipula besok kita akan pergi ke pantai bukan? kita harus berangkat pagi-pagi.”

*

“Maybe you’re the one, maybe eojjeomyeon, eojjeomyen niga, naega gidarin banjjogingeonji…”

Lagu Maybe milik Sunye tiba-tiba berbunyi nyaring menandakan sebuah panggilan masuk di ponsel Shin-Fa. Shin-Fa meraih ponselnya dan melihat nama yang tertera di layar ponsel. Kyuhyun. Shin-Fa menekan tombol berwarna hijau lalu menaruhnya di depan telinga.

“Yeoboseyo?”

“Yeoboseyo…”

“Oppa, tumben kau meneleponku malam-malam seperti ini, ada apa?”

“Tidak apa-apa…aku hanya ingin mendengar suaramu saja, apakah aku mengganggu?”

“A…anio…kau tidak menggangguku. Ah, tadi aku sudah menghubungi Jessica, dia bilang kalau kita akan berkumpul dirumahku jam delapan pagi,”

“Ooh, baiklah…lebih baik sekarang kau tidur, sekarang sudah jam sebelas malam, kau akan kesiangan besok,”

“Siap, Ahjussi!”

“Hei, aku tidak setua itu, Ahjumma!” balas Kyuhyun sambil tertawa.

“Haha…reaksimu berbeda dari Eunhyuk-ah!”

“Maksudmu?” tanya Kyuhyun tidak mengerti. Kenapa gadis itu tiba-tiba membandingkannya dengan Eunhyuk.

“Ah, maksudku…dulu aku sempat memanggil Eunhyuk-ah ahjussi, dan dia marah-marah padaku sampai hampir mencubit pipiku, kukira kau akan bereaksi sama seperti dia, haha…”

“….” Tiba-tiba tidak terdengar suara Kyuhyun dari seberang.

“Oppa?”

“Ah, ya…maaf.  O,iya aku harus menelpon Sungmin, selamat malam,”

“Se…selamat malam,”

Shin-Fa menatap layar ponselnya. Setelah menyebut nama Eunhyuk, nada suara laki-laki itu mulai berubah.

“Oppa kenapa? Apa aku salah bicara?” gumam Shin-Fa.

*

Kyuhyun langsung melempar ponselnya kearah tempat tidur dengan keras. Ia menyandarkan tubuhnya ke dinding kamar dan duduk di bawah. Kyuhyun mulai merasa kesal ketika Shin-Fa menyebut nama Eunhyuk dan mulai membandingkannya dengan laki-laki itu. Memang terdengar sepele, tapi setiap orang pasti tidak ingin dibandingkan dengan orang lain. Dan yang lebih membuatnya tambah kesal, suaranya ketika menyebut nama Eunhyuk, suaranya terdengar senang dan antusias sekali ketika memberikan penjelasan tentangnya.

“Ya, kalah! Menurutku kau itu sudah kalah!”

Kata-kata Yuri kembali muncul di kepalanya. Laki-laki itu masih saja memikirkan tentang keputusannya menerima ajakan Yuri untuk membantunya. Kyuhyun terus membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya jika Shin-F tahu kalau Kyuhyun dan Yuri mencoba untuk membuatnya menjauh dari Eunhyuk. Ia mulai tidak bisa berpikir jernih malam ini. Kyuhyun butuh istirahat karena terlalu banyak pikiran, lagipula besok ia juga harus bangun pagi.

*

“Annyeong, Shin-Fa!!!”

Senyuman Shin-Fa mengembang begitu melihat Jessica dan Donghae sudah berdiri di depan pagar rumahnya. Shin-Fa membuka pintu pagarnya dan mempersilahkan mereka berdua untuk masuk kedalam dan duduk di teras rumah bersamanya.

“Mereka belum datang?” tanya Donghae. Shin-Fa menggeleng.

“Belum, Kyuhyun-oppa masih dijalan, sedangkan Eunhyuk-ah dan Yuri aku tidak tahu,” jawab Shin-Fa.

Beberapa menit kemudian, sebuah mobil Audi hitam sudah terparkir di di depan rumah Shin-Fa tepatnya dibelakang mobil Donghae. Tidak hanya mobil Audi hitam yang terlihat, ada dua mobil lain yang juga terparkir di belakang mobil tersebut. Mereka bertiga –Shin-Fa, Jessica, dan Donghae –terkejut begitu melihat beberapa orang dengan wajah gembira memasuki halaman rumah Shin-Fa. Sang pemilik Audi hitam yang tak lain adalah Kyuhyun hanya bisa mendesah dan memasang wajah kesal.

“Annyeong!!”

“Heechul-oppa!! kenapa kau ikut?? Dan teman-temanmu, kenapa mereka juga ikut!!” seru Jessica bertubi-tubi.

“Memangnya tidak boleh? aku tahu dari eomma-mu kalau kau akan kepantai hari ini! Dan ternyata Hyunnie juga ikut bersama kalian! Aku langsung menghubungi mereka semua dan kami pergi menuju rumah Hyunnie untuk pergi bersama!! Kami boleh ikut bukan?? tenang saja, kami tidak akan mengganggu waktu kalian. Yah, mungkin hanya mengganggu Kyuhyun dan Shin-Fa sebentar, hehe…” seru Heechul antusias dengan disambut senyuman lebar dari semua teman-temannya –Siwon, Leeteuk, Sungmin, Shindong, Yesung, Ryeowook, Kangin, dan Kibum.

“Maaf kami datang terlambat!” Eunhyuk sudah berdiri di depan pagar bersama Yuri. Begitu melihat kedatangan Eunhyuk bersama Yuri, Shin-Fa tidak bergeming sama sekali. Tiba-tiba ada perasaan sesak di dalam hatinya begitu melihat mereka datang bersama.

“Kenapa mereka ada disini?” tanya Eunhyuk heran.

“Memangnya tidak boleh??” tanya Heechul dengan suara meninggi. Heechul memang paling tidak suka melihat Eunhyuk. Disamping Eunhyuk adalah saingan teman baiknya, Kyuhyun, Heechul juga merasa kalau Eunhyuk adalah saingannya dalam hal penampilan. Ada yang bilang, popularitas Heechul sedikit menurun ketika Eunhyuk datang dan resmi menjadi mahasiswa di fakultas hukum.

“Aku hanya bertanya, bukan ingin mengajakmu berkelahi dua lawan satu,” sindir Eunhyuk yang teringat akan pemukulan dirinya yang dilakukan oleh Heechul juga Kangin atas suruhan Kyuhyun.

Sementara itu, Kyuhyun berjalan menghampiri Shin-Fa dan duduk disampingnya. Shin-Fa melihat laki-laki itu kelihatan sangat lelah. Ada lingkaran hitam dibawah matanya. Apakah laki-laki itu tidak tidur semalaman?

“Oppa?”

“Hm?”

“Kau tidak tidur? Ada lingkaran hitam dibawah matamu,”

“Kemarin aku hanya tidur selama tiga jam, tidak bisa tidur,” jawab Kyuhyun.

“Ooh…begitu, mungkin nanti kau harus hati-hati saat menyetir.”

“Tenang saja.”

“Aih, kalian mesra sekali…apakah kalian sudah resmi berpacaran?” celetuk Kangin.

“Anio!! Kami tidak berpacaran!!” tukas Shin-Fa salah tingkah.

“Tidak? Atau belum?” Kangin kembali menggoda Shin-Fa. Wajah Shin-Fa mulai memerah.

“Memangnya kenapa kalau kami terlihat mesra? Cemburu? Cepatlah kau cari pacar, supaya tidak mengganggu kami lagi!” seru Kyuhyun.

“Kalau sudah menyangkut Shin-Fa, kau pasti galak dan cerewet melebihi noona dan eomma-ku,” Kangin memasang wajah cemberut.

“Daripada kalian hanya membuat keributan disini, bagaimana kalau kita berangkat sekarang?” usul Jessica. Mereka semua mengangguk dan segera pergi menuju mobil masing-masing.

“Shin-Fa, kau mau ikut mobilku?” tawar Eunhyuk.

“Aku…”

Tiba-tiba seseorang sudah merangkul bahu Shin-Fa dari belakang. Eunhyuk melengos. Sepertinya dia bertanya disaat waktu yang tidak tepat. Ia lupa bahwa Kyuhyun ada disini. Mungkin sekarang Eunhyuk sudah mempunyai kesimpulan sendiri, dimana ada Choi Shin-Fa, pasti ada Cho Kyuhyun di sampingnya. Eunhyuk mencoba untuk menahan emosinya ketika menatap mata tajam Kyuhyun.

“Shin-Fa akan ikut denganku,” sela Kyuhyun. Kyuhyun langsung menarik Shin-Fa dan membawanya menjauh dari Eunhyuk. Shin-Fa menoleh kebelakang dan memasang tatapan minta maaf pada Eunhyuk.

“Eunhyuk-ah?”

Eunhyuk menoleh kearah sumber suara. Yuri sudah berdiri di sampingnya dengan tangan yang ditaruh dibahu Eunhyuk.

“Boleh aku ikut mobilmu?” tanya Yuri.

Astaga, aku lupa jika ada Yuri disini, pikirnya.

“Te…tentu, aku baru saja ingin mengajakmu, tidak mungkin kau ikut di mobil Donghae ataupun Kyuhyun-sunbae…kau juga tidak mungkin ikut dua mobil rombongan sirkus itu, karena kau perempuan sendiri diantara laki-laki, ayo.”

*

Setelah menempuh sekitar satu jam perjalanan, akhirnya mereka tiba dipantai. Tanpa buang waktu lagi, mereka –kecuali Kyuhun dan Shin-Fa –langsung keluar dari mobil dan berlari menuju pinggir pantai. Sementara itu, Kyuhyun dan Shin-Fa baru keluar dari mobil dan berjalan pelan-pelan menyusul teman-temannya yang sudah duluan ke pinggir pantai.

“Mereka itu benar-benar seperti anak kecil,” gumam Kyuhyun.

“Haha, mungkin karena mereka sudah lama tidak kepantai, mereka jadi terlihat senang begitu datang kemari. Ngomong-ngomong, hari ini panas sekali, ya Oppa...tidak seperti biasanya,” kata Shin-Fa sambil memegang kepalanya. Kyuhyun melihat wajah Shin-Fa mulai memerah akibat tersengat sinar matahari. Laki-laki itu melepas topi yang sedang dikenakannya dan dipakaikan di kepala Shin-Fa.

“Oppa…tidak usah! Aku tidak apa-apa!” Tolak Shin-Fa.

“Pakai saja topiku, kau terlihat kepanasan. Baru beberapa menit saja mukamu sudah memerah. Lagipula kulitku tidak mudah hitam, jadi kau tenang saja,” kata Kyuhyun.

“Gomawo, Oppa…” Mereka kembali berjalan menuju pinggir pantai menyusul yang lain.

“Darimana saja kau, Hyunnie? Kenapa baru kesini?” tanya Shindong.

“Kau mau tahu saja!” jawab Kyuhyun.

“Kami hanya tidak ingin mendengar kalau terjadi sesuatu pada Shin-Fa! Siapa tahu kau akan membawanya ketempat yang sepi tanpa kami ketahui,” tukas Heechul.

“Hei! Aku ini laki-laki sopan! Tidak seperti kalian yang dipenuhi dengan pikiran-pikiran tidak jelas!”

Shin-Fa hanya tertawa mendengar percakapan antara Kyuhyun dengan teman-temannya yang usil dan selalu menggoda laki-laki itu jika sedang bersamanya.

“Bagaimana kalau kita main bodyboard sekarang juga? Aku sudah tidak sabar!” usul Kangin.

“Boleh juga! Ayo! Kau mau ikut, Hyunnie?” tanya Sungmin.

“Nanti aku akan menyusul,” jawab Kyuhyun.

“Oke!”

Teman-temannya pergi meninggalkan Kyuhyun dan Shin-Fa untuk mengambil bodyboard mereka yang ada di mobil. Tiba-tiba Jessica memanggil dari kejauhan dan sedang berlari menuju tempat mereka berdua.

“Shin-Fa! Kyuhyun-sunbae! Aku, Donghae, Eunhyuk, dan Yuri sedang menikmati kelapa muda di warung sana! Kalian mau?” tawar Jessica.

“Wah! Aku mau! Oppa mau?”

“Boleh,” jawab Kyuhyun.

“Ayo! Cepat!” ajak Jessica.

*

Sedaritadi mata Eunhyuk tidak teralihkan dari Shin-Fa dan Kyuhyun. Matanya terus menatap mereka berdua yang sedang mengobrol bersama. Yuri yang terus memanggilnya tidak diperdulikan.

“Eunhyuk-ah!”

“Ah! Apa?” Eunhyuk terkejut begitu mendengar Yuri yang setengah teriak.

“Daritadi aku memanggilmu tapi kau tidak menjawab, kau melamun?”

“Ah, anio…mianhae,” jawab Eunhyuk sambil memainkan sedotannya.

“Kau…sedang memperhatikan mereka berdua?” tanya Yuri langsung.

“Ah, anio! Aku tidak memperhatikan Shin-Fa dan Kyuhyun-sunbae!” seru Eunhyuk dengan nada gelisah. Yuri terkejut ketika Eunhyuk menyebut nama Shin-Fa dan Kyuhyun. Gadis itu belum menyebut nama dua orang yang ia maksud yang tak lain adalah memang mereka berdua –Shin-Fa dan Kyuhyun.

“Shin-Fa dan Kyuhyun-sunbae? Aku tidak bilang kalau kau memperhatikan Shin-Fa dan Kyuhyun-sunbae,” jawab Yuri. Eunhyuk langsung diam. Sial! Dasar bodoh! Rutuk Eunhyuk dalam hati.

“Jadi memang benar, kau mempunyai perasaan untuk Shin-Fa. Tapi kau sendiri bilang kalau mereka berdua semakin dekat dan sebentar lagi akan resmi berpacaran, kau tidak apa-apa?” gumam Yuri.

“Jangan bahas sekarang,” ucap Eunhyuk pelan.

“Kalau begitu, kenapa kau tidak mencari gadis lain saja? sepertinya Shin-Fa sendiri juga sangat nyaman disamping Kyuhyun-sunbae, aku takut perasaanmu akan bertepuk sebelah tangan,” lanjut Yuri.

 Tiba-tiba Eunhyuk bangkit dari duduknya dan meninggalkan Yuri. Yuri melengos. Laki-laki itu meninggalkannya tanpa berkata apa-apa. Sial! Dia kabur! Pikirnya.

“Ada apa dengan Hyukkie?” tanya Donghae.

“Aku tidak tahu!” jawab Yuri dengan kesal.

Sementara itu, Shin-Fa terus menatap punggung Eunhyuk yang semakin lama semakin menjauh dari tempatnya sekarang. Ada apa dengannya? Batin Shin-Fa.

“Shin-Fa?” panggil Kyuhyun.

“Apa?”

“Kau kenapa?”

“A…anio…tidak apa-apa,” jawab Shin-Fa pelan.

*

Karena tidak kuat dengan panasnya sinar matahari, Shin-Fa memilih untuk duduk di bawah pohon kelapa sambil melihat teman-temannya yang sedang bermain air di pinggir pantai. Kali ini Kyuhyun tidak ada bersamanya karena ia sedang menghabiskan waktu bersama teman-temannya bermain bodyboard. Pandangan Shin-Fa teralihkan pada seseorang yang sedang berjalan sendirian dengan Ipod yang terpasang ditelinganya. Shin-Fa langsung menghampiri laki-laki tersebut dan menepuk bahunya dari belakang. Merasa bahunya ditepuk, laki-laki itu melepas headsetnya dan menoleh kebelakang.

“Shin-Fa!”

“Kau tidak ikut mereka bermain dengan mereka?” tanya Shin-Fa.

“Anio…aku lebih suka berjalan-jalan dipinggir pantai seperti ini,” jawab Eunhyuk.

“Mau kutemani?”

“Yah, boleh saja, jika Kyuhyun-sunbae mengizinkan,” Shin-Fa menatapnya heran.

“Apa hubungannya dengan Kyuhyun-oppa?”

“Sunbae sepertinya tidak suka jika aku dekat denganmu,”

“Kenapa tidak boleh?? Kau itu sahabatku, apa salahnya jika aku jalan-jalan dengan sahabatku sendiri…”

“Kau tidak mengerti…”

“Apa?”

“Ah, tidak, tidak usah dipikirkan,” tukas Eunhyuk. Shin-Fa hanya mengangkat bahu.

Mereka terus berjalan pelan-pelan menyusuri pantai dengan angin yang mulai berhembus dengan kencang.

“Kemana Donghae, Jessica, dan Yuri?” tanya Eunhyuk.

“Ooh, Donghae bermain bodyboard dengan yang lain. Jessica dan Yuri masih di warung tadi, makan siang,” jawab Shin-Fa.

“Shin-Fa…”

“Ne?”

“Kau sudah memberikan jawaban pada Kyuhyun-sunbae?”

“Belum…aku masih perlu waktu untuk berpikir,” jawab Shin-Fa.

“Apalagi yang kau pertimbangkan? Kau itu aneh sekali,” keluh Eunhyuk.

“Kenapa kau menyebutku aneh!?”

“Bukankah sudah jelas? Kyuhyun-sunbae sangat menyayangimu, dan…kau sendiri bilang padaku jika dia sudah berubah, apalagi yang kau pertimbangkan? Jangan membuatnya terus menunggu!” ucap Eunhyuk dengan suaranya yang sedikit tertahan di tenggorokannya.

“Kau sangat mengharapkan aku segera berpacaran dengan Kyuhyun-oppa?” tanya Shin-Fa pelan.

Tidak, batinnya. Tapi ia tidak bisa menjawabnya secara langsung, kata itu masih tetap tertahan di hatinya. Yang keluar justru satu kata lain.

“Ne,”

*

“Ne,”

Shin-Fa terdiam mendengar jawaban Eunhyuk, lalu menghela napas panjang.

“Baiklah kalau itu maumu, aku juga tidak ingin membuat Kyuhyun-oppa menunggu terlalu lama,” jawab Shin-Fa dengan senyum masam.

“Sepertinya aku juga harus mencari pacar, karena pasti aku akan kehilanganmu…” gumam Eunhyuk.

“Kehilanganku? Haha…tenang saja…selama kau membutuhkanku, aku akan selalu ada.”

“Kuharap begitu…” ujarnya sambil memandang kearah pantai.

“Shi-Fa?” panggil Eunhyuk.

“Ne?”

“Kau dan Kyuhyun-sunbae adalah pasangan yang sangat serasi. Berbahagialah dengannya, jangan kecewakan laki-laki yang sangat mencintaimu itu,” Shin-Fa menggigit bibir bawahnya dan menunduk. Kemudian mulutnya terbuka dan mencoba untuk mengatakan sesuatu.

“A…aku…ke tempat Jessica dan Yuri, ya…”

Shin-Fa berlari meninggalkan laki-laki itu sendirian. Dalam hatinya, ia ingin sekali mendengar kata lain yang keluar dari mulut Eunhyuk, tapi ternyata hanya sebatas itu perasaan Eunhyuk padanya. Ah, apa yang kau harapkan, Shin-Fa? Apa kau mengharapkan Eunhyuk-ah akan melarangmu untuk berpacaran dengan Kyuhyun-oppa? jangan berpikiran bodoh! Batin Shin-Fa.

*

Eunhyuk terus menatap punggung Shin-Fa yang mulai menjauh darinya. Laki-laki itu mendesah. Ia mulai memejamkan mata dan merasakan angin pantai yang berhembus kencang.

“Apa benar-benar ini yang kuinginkan? Melihatnya bahagia bersama orang lain? Tapi kenapa dadaku terasa sangat sesak ketika mengucapkannya,” gumam Eunhyuk.


*

Disaat yang lain sedang beristirahat melepas penat sambil bernyanyi diiringi oleh permainan gitar dari Sungmin, Kyuhyun mengajak Shin-Fa untuk menemaninya berjalan-jalan di pinggir pantai sambil melihat matahari terbenam.

Ketika angin berhembus semakin kencang, rambut ikal Shin-Fa tiba-tiba menutupi wajahnya. Gadis itu segera merapihkan rambutnya dan terus menggerutu sendiri.

“Aigoo…anginnya terlalu kencang…rambutku berantakan,” keluh Shin-Fa. Kyuhyun tertawa dan langsung membantu gadis itu merapihkan rambutnya.

“Kenapa tidak dikuncir saja?” tanya Kyuhyun.

“Aku lupa…” jawabnya.

“Shin-Fa?”

“Ne?”

“Kau sudah memikirkannya? Tentang pertanyaanku dulu? Aku memang bilang kalau kau boleh menjawab kapan saja, tapi aku hanya ingin memastikan apakah kau sudah memikirkannya atau tidak,”

Shin-Fa mendesah pelan, lalu menatap mata Kyuhyun yang sedang menatapnya dengan penuh harap.

“Aku…sudah memikirkannya, aku sudah punya jawabannya…”

“Jadi? Jawabannya?”

Shin-Fa mengangguk pelan dan kemudian tersenyum.

“Aku mau menjadi pacarmu, Oppa,” ucap Shin-Fa.

“Benarkah?” Shin-Fa kembali mengangguk.

“Ne, aku merasa bersalah karena aku sudah membuatmu lama menunggu. Aku…tidak ingin mengecewakanmu untuk kedua kalinya,” jawabnya. Kyuhyun menarik Shin-Fa kedalam pelukannya. Ia mendekap Shin-Fa dengan lembut.

“Kau tidak pernah mengecewakanku. Terima kasih karena kau telah menerimaku,” ucap Kyuhyun. Shin-Fa hanya mengangguk.

“Saranghae, Choi Shin-Fa…”

*
“Aigo! Mereka berpelukan!”

“Ya, ampun! Hyunnie memeluk Shin-Fa!”

“Akhirnya mereka berpacaran juga!”

“Romantis sekali!”

Mereka –Jessica, Donghae, Shindong, Kibum, Leeteuk, Sungmin, Siwon, Ryeowook, Yesung, Kangin, Heechul, Eunhyuk, dan Yuri –mengintip dari balik semak-semak dengan wajah yang berseri-seri –tentu saja kecuali Eunhyuk. Awalnya ketika melihat Kyuhyun mengajak Shin-Fa pergi, mereka langsung penasaran dan bersembunyi di balik semak-semak untuk melihat mereka berdua.

Tak lama kemudian, Eunhyuk berbalik badan dan pergi meninggalkan mereka semua.

“Hei, Hyukkie! kau mau kemana? Kau tidak mau melewatkan kejadian seperti ini bukan?” tanya Donghae. Eunhyuk tersenyum simpul.

“Aku tidak mau mengganggunya, silahkan kalian terus mengintip,” kata Eunhyuk.


*

Rasa sakit tiba-tiba muncul di hatinya begitu melihat adegan tersebut. Seperti ada lubang yang mulai melebar karena rasa sakitnya itu. Shin-Fa sudah menerima Kyuhyun dan mereka sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Eunhyuk menatap mereka dengan tatapan kecewa ketika melihat Kyuhyun memeluk Shin-Fa. Ia mulai merutuki dirinya sendiri karena keputusan bodohnya. Ia melepas Shin-Fa untuk bersama Kyuhyun. Satu hal terbodoh yang pernah ia lakukan. Eunhyuk juga merasa bahwa ia adalah orang paling bodoh karena baru menyadari jika ia sangat mencintai sahabatnya sendiri.

“Eunhyuk-ah?”

“Kau…”

“Sedang apa kau disini?” tanya gadis itu.

“Bukan apa-apa. Mianhae, Yuri…aku ingin sendirian,” Eunhyuk langsung pergi meninggalkan Yuri sendirian dan pergi ke tempat yang sepi.

*

Eunhyuk duduk bersandar di bawah pohon kelapa dan menyalakan Ipodnya. Siapa tahu lagu-lagu di Ipodnya bisa menenangkan pikirannya yang kalut. Begitu lagu pertama dimulai, ia langsung berdecak kesal.

“Kenapa lagu ini yang terputar!” decak Eunhyuk sambil mengacak-acak rambutnya. Ia ingin sekali mengganti lagu tersebut, namun disatu sisi lagu itu sedang menggambarkan suasana hati Eunhyuk yang sedang kalut karena melihat adegan beberapa menit yang lalu.

Neoreul cheoeum bon geu
Soonganeul saenggakhae han
Soongan gaseumi mooneohyeosseoji
Jiweobeorigien, neon janinhagedo
Neomoo areumdawoon saram

You are my angel, whisper softly
Dajeonghan soksagimeun “I love you everyday”
Honjamanui seulpeun kkomeseo
Ggaeji anhgil gidohae

Naneun gwaenchanhajyeo neul
Gueraewasseo hangsang dwiehman
Isseodo ireohke (haengbokhande)
Doo noonmoori na ni nongdamedo
Chagawoon geu eolgoolloman ne gyeote
Meomoolleoya hanigga

Niga werowool ddae hogeun
Seulpeul ddaedo jikyeojool soo
Inneun namja naramyeon
Jigeum idaero saranghal soo isseo
Yeongweonhi jeongmal
Yeongweonhi

You are my angel, whisper softly
Dalkomhaeddeon misoreul bamsae
Geuryeosseojji
Amoo uimi eobneun hanmadieh jam
Mot deuldon gieokdeul

Naneun gwaenchanhajyeo neul
Gueraewasseo geujeo sonkkeutman
Seuchyeodo ireohke (haengbokhande)
Doo noomoori na ni jangnanedo
Neoui gajang pyeonhan chingooro ni gyeote
Meomoolleoya hanigga

Ni gyeote ni gyeote

Ireon saenggak hamyeon an dweneunde
Algo isseo naega seo isseul got
Meoritsok gadeukhan neol ijen jiwoolge

Nareul saranghaejweo anya ijeojweo
Hangsang dwieman isseodo ireohke (haengbokhande)
Doo noonmoori na ni nongdamedo
Neoui gajang pyeonhan chingooro ni gyeote
Meomoolleoya hanigga
Meomoolleoya hanigga
Ni gyeote yeongweonhi


I think about the moment when I first saw you
In a moment, my heart feel apart
Although you are cruel
You too beautiful to be erased

You are my angel whisper softly
A gentle whisper, “I love you everyday”
The sadness of one alone
I pray that I won’t wake up from this dream

I will be okay, like I have always been
Even though I am always behind
I’m happy like this
Tears came again, even at your jokes
Because I have to stay by your side
With a cool face

When you are lonely or even when you sad
I can be the guy protects you
Right now, just like you are, I can love you
Forever, really, forever

You are my angel, whisper softly
I have imagined your sweet smile all night
The memories staying up all night
From a word that did not mean anything

I will be okay, like I have always been
Even with the simple brush of your hand
I’m happy like this
Tears came again, even at your games
Because I have to stay beside you
Just as a comfortable friend

By your side, by your side

I know I should not have this thoughts
I know the place that I should have
Now, I will erase you, who fills my mind

Love me…no, forget me
Even thought I am always behind
I’m happy like this
Tears came again, even at your jokes
Because I have to stay by your side
Just as a comfortable friend
I will just stay

(Angela-Super Junior)


“Eunhyuk-ah...”

“Yuri, sudah kubilang aku ingin sendiri, jangan sampai aku bertindak kasar padamu…”

“Kenapa kau selalu melihat Shin-Fa saja…Shin-Fa sudah menjadi milik Kyuhyun-sunbae sekarang…kenapa kau tidak coba melihat gadis lain, kenapa kau tidak pernah mencoba untuk melihatku?”

“A…apa maksudmu?”

“Aku menyukaimu,”

*