Sabtu, 23 April 2011

Some Words About Me and You (Special Part of "Only You")

Life is not the amount of breaths you take,
It’s the moments that take your breath away. –The Hitch-

Kau tahu? Aku merasa sangat ‘hancur’ begitu diriku divonis menderita penyakit Kanker Limfositik Akut. Aku mengurung diri di kamar dan terus menangis sepanjang hari. Pikiran dan hatiku terus bergumam ‘Apa yang telah aku perbuat sehingga membuat Tuhan marah dan menghukumku memberikan penyakit mengerikan ini padaku?’

Tapi…pikiranku mulai berubah dan terbuka. Park Byul-Hee, sahabatku mulai memberikan sebuah motivasi untukku agar terus memperjuangkan hidup dan terus menerus mencari arti kehidupan yang sebenarnya. Dan aku baru sadar bahwa aku memang tidak tahu apa-apa tentang ‘hidup’. Aku hanya bisa berkicau dan terus mengeluh tentang ‘hidup’ yang jelas-jelas akupun masih belum mengerti apa arti sebenarnya. Perkataannya yang masih aku ingat dan terus kujadikan sebagai motivasi juga semangat…

“Jika kau seperti ini terus, menangis, mengeluh dan terus menyalahkan keadaan, kenapa kau tidak mati saja? kau hanya menyusahkan orang-orang disekitarmu! Jangan pikirkan dirimu sendiri, kau juga harus pikirkan orang lain, apa mereka tidak ‘hancur’ melihatmu seperti ini?”

“Kau tidak tahu apa-apa tentang ‘hidup’, jadi jangan pernah mengeluh tentang satu kata yang benar-benar kau tidak tahu artinya, kalau kau ingin tahu, teruslah berjuang untuk ‘hidup’, bukan hanya untuk dirimu sendiri, tapi juga untuk orang lain, maka kau akan tahu arti sebenarnya!”

Memang menyakitkan jika hanya didengar dengan telinga, tapi coba kau dengarkan dan rasakan dengan hatimu. Itu adalah sebuah kalimat yang bisa membangkitkan seluruh kekuatanmu untuk terus berjuang di dalam kehidupan yang keras. Berusaha untuk tidak mengeluh, dan mensyukuri apapun yang Tuhan berikan untukmu. Karena itulah aku sangat menyayangi Byul-Hee. Sahabatku yang paling baik dan sangat berarti…


A friend knows the song in my heart and sings it to me when my memory fails. –Donna Roberts-

Park Byul-Hee. Bagiku dia adalah gadis yang sangat istimewa. Gadis yang sangat pintar bergaul dan juga sangat cerewet jika kau dekat dengannya. Dia adalah ibu kedua setelah ibuku yang asli. Dan dia juga lebih galak dari ibuku. Selalu cerewet jika aku terlambat minum obat atau aku melakukan sesuatu yang bisa memberikan efek yang membuat penyakitku kambuh. Selain itu, ada suatu hal yang paling kukagumi dari dirinya. Dia adalah gadis yang kuat, tidak hanya kuat fisik, tapi juga pikiran dan hatinya sangat kuat. Tidak pernah mengeluh jika dirinya mendapat kesulitan, selalu menghadapinya dengan tenang. Satu hal lagi yang bisa aku pelajari darinya.

“Hidup itu akan lebih menyenangkan jika kau mewarnainya dengan warna-warna cerah hatimu dan hidup akan terasa menyedihkan jika kau mewarnainya dengan warna-warna gelap yang juga ada di dalam hatimu, satu goresan saja sudah cukup membuat hidupmu berubah secara perlahan, hanya kau yang tahu warna apa saja yang ingin kau pakai didalam hidupmu itu,”

Kalimat yang cukup sederhana dan mudah dimengerti oleh siapa saja, namun mempunyai makna yang sangat dalam. Byul-Hee memang paling pintar dalam merangkai kata-kata. Aku paling suka saat kata-kata mutiara mulai keluar dari dalam mulutnya dan diucapkan dengan sepenuh hati. Aku terus berpikir bahwa gadis ini sangat istimewa dan selalu saja bisa memberikan inspirasi padaku yang hampir saja merasa bosan hidup…


If I know what love is, it is because of you. –Herman Hesse-

Lee Sungmin, seorang pemuda yang benar-benar jauh dari jangkauanku. Dia berada di dunia yang selama ini tidak pernah terjangkau oleh orang-orang biasa. Ia adalah seorang artis terkenal yang sedang naik daun. Dan aku ini adalah salah satu dari penggemarnya. Awalnya aku hanya menyukainya dan menyayanginya sebagai penggemar. Tapi lama-kelamaan…perasaan itu mulai berubah, sejak aku mengenalnya, dan mulai bisa menjangkau dunianya…

Aku pertama kali mengenalnya saat penyakitku kambuh dan tiba-tiba pingsan di depan toilet yang berada di dalam gedung tempat Lee Sungmin mengadakan sebuah konser. Begitu aku sadar, tepat didepan mataku, Sungmin sudah memandangku dengan tatapan khawatir. Kau tahu? Saat itu rasanya aku ingin pingsan sekali lagi, karena Lee Sungmin yang ada didepanku ini bukan bayangan dari pikiranku yang memang ingin melihatnya dari dekat. Awalnya aku sangat terpesona, tiba-tiba perasaan itu hilang begitu saja. Tiba-tiba dia langsung memarahiku. Aku? Hanya bisa diam dengan menatapnya heran. Aku memang salah karena disaat penyakitku semakin lama semakin parah, aku tetap memaksakan diri untuk menonton konsernya. Tapi…coba kau pikir! Dia bukan siapa-siapa bagiku! Dia juga bukan Ibuku! Untuk apa dia marah-marah? Untung saja manajernya sangat baik, dan bersedia mengantarku bersama Lee Sungmin. Walaupun aku tahu dia sangat terpaksa mengantarku, tapi aku harus berterima kasih dengannya…


I love you not because of who you are, but because of who I am when I am with you. –Uknown-

Disekolah, tepatnya dikelasku. Tiba-tiba aku dan Byul-Hee dikejutkan oleh berita di salah satu tabloid. Ini tentang Lee Sungmin dan juga AKU!! Seseorang telah mengambil fotoku dan Lee Sungmin saat mengantarku pulang ke apartemen. Dan yang lebih mencengangkan lagi, foto tersebut diambil dengan sudut pandang yang tepat, Park Hyun-Hwa, manajer Sungmin-ssi tidak terlihat, seakan-akan hanya aku dan Sungmin-ssi berdua. Untung saja Byul-Hee tidak mengenal aku yang ada difoto itu. Setidaknya aku selamat…

Siang hari setelah pulang sekolah, aku dikejutkan dengan kehadiran Sungmin-ssi (lagi) dengan Hyun-Hwa-ssi di depan apartemenku. Mereka membawaku ke sebuah café untuk membicarakan hal tentang berita di tabloid itu. Awalnya aku menangis karena tiba-tiba aku menyesal bisa bertemu dengannya tapi kemudian tangisanku berhenti begitu dia mengatakan sesuatu padaku. Kau pasti tidak percaya!! Sungmin-ssi berkata bahwa dia bersyukur bisa bertemu dan mengenalku! Ya, Tuhan…betapa bahagianya saat itu. Sampai-sampai aku berharap bahwa Lee Sungmin akan menyukaiku. Tapi…ternyata Sungmin-ssi meneruskan kalimatnya yang membuat jiwaku tiba-tiba langsung jatuh ke dalam jurang setelah melayang dilangit akibat kata-katanya yang pertama.

“Ah, lebih tepatnya…Aku bersyukur bisa bertemu dan mengenal gadis berwajah aneh yang tiba-tiba pingsan di depan toilet wanita seperti ingin minta pertolongan dari seorang pria,”

Kau ini memang bodoh, Tara! bisa-bisanya kau berharap lebih seperti itu! akhirnya kau merasakan apa akibatnya jika kau berharap lebih, bahkan bisa dibilang mustahil. Ingat, MUSTAHIL. Setelah selesai membicarakan masalah itu, Lee Sungmin mengantarku sampai di apartemen. Dan kemudian dia memasukkan nomor ponselnya ke ponselku. Aaaah, hatiku langsung menjerit tak karuan begitu melihat suatu nama keramat (?) ada di kontak ponselku. LEE SUNGMIN.

Hari ini…aku bisa tahu tentang sosok kepribadian seorang Lee Sungmin yang hanya bisa kulihat dari jarak yang jauh. Lee Sungmin bukanlah seorang pria yang romantis seperti yang ia tunjukkan pada saat konser ataupun mengisi acara lain, seperti membawa bunga mawar untuk beberapa fans yang beruntung atau mengucapkan kata-kata manis yang bisa membuat semua gadis terhanyut dalam kata-katanya. Dia adalah pria biasa, pria yang selalu bertindak ataupun mengucapkan kata-kata tanpa pikir panjang. Dan karena kata-katanya, ia bisa membuat semua orang berpikir bahwa dia adalah orang yang menjengkelkan. Tapi…jika kau bisa melihatnya lebih dekat, Sungmin-ssi terlihat sangat nyaman ketika ia memperlihatkan sosok aslinya yang tidak memakai ‘topeng’. Itu membuatku semakin senang jika aku melihatnya tertawa lepas. Sungmin-ssi terlihat ‘sama’ denganku, sehingga aku melihatnya bukan sebagai artis idola lagi, melainkan sebagai orang biasa. Kau tahu, diary? Perasaanku tiba-tiba berubah…menjadi apa, ya? hmm…boleh kubilang bahwa aku cinta..?


Within you I lose myself. Without you I find myself want to become lost again. –Uknown-

Sudah lama aku tidak menulis di diary ini. Kira-kira berapa lama ya? ah sebenarnya hanya beberapa hari, tapi entah kenapa rasanya lama sekali? Kau harus tahu kenapa aku tidak menulis beberapa hari yang lalu. Bukannya aku malas atau aku melupakanmu. Tapi beberapa hari yang lalu, aku pingsan di depan apartemen. Dan sekarang aku berada di Rumah sakit. Penyakitku kambuh lagi. Aku sedang dalam masa pemulihan.

Banyak yang ingin aku ceritakan padamu, Diary. Sungmin-ssi sudah tahu tentang penyakitku. Byul-Hee yang memberitahunya. Begitu aku siuman, Sungmin-ssi langsung memarahiku karena aku tidak mau memberitahu tentang penyakitku ini. Dia berkata bahwa aku kebanyakan membaca novel dan menonton drama (memang benar). Dan dia juga berkata bahwa aku pasti berpikir jika dia akan menjauhiku begitu tahu tentang penyakitku (itu juga benar). Dia...Lee Sungmin, menyadarkanku akan semuanya dan membuat perasaanku untuknya semakin besar dan tak tertahankan. Sungmin-ssi berkata bahwa aku telah membuatnya frustasi. Sungmin-ssi, kenapa kau menyalahkan dirimu sendiri? Sudah jelas akulah yang salah disini. Akulah orang yang paling bodoh karena tidak bisa mempercayaimu dan selalu memikirkan diriku sendiri. Maafkan aku karena telah membuatmu seperti itu. Sudah kubilang aku adalah orang yang bodoh karena telah menyia-nyiakan kau dan juga perasaanku sendiri. Saat ini dan seterusnya, aku hanya ingin kau tahu bahwa aku sangat menyayangiku melebihi diriku sendiri. Terima kasih karena kau telah mencintaiku, Lee Sungmin…Saranghae…

I love you. It will not change. I’ll be loving you till eternity. –Super Junior M-

Untukmu Lee Sungmin…jika kau sedang membaca buku diary-ku ini…

Hey, Lee Sungmin! Apakah pertemuanku denganmu ini merupakan suatu kebetulan? Atau memang sebuah takdir?

Kau tahu, bertemu, mengenalmu lebih jauh, dan kau yang mencintaiku adalah hal yang tidak pernah kubayangkan selama ini. Bagiku, rasa-rasa itu hanya ada di sebuah novel ataupun drama. Hidup ini nyata bukan? Rasanya mustahil bisa merasakannya karena kau…dan aku berada di dunia yang sangat berbeda. Aku akan selalu memandangmu sebagai artis milik semua orang, dan kau akan selalu memandangku sebagai seorang penggemar yang tidak akan pernah kau ingat.

Tapi ternyata ungkapan itu benar. Tidak ada yang tidak mungkin. Semua bisa saja terjadi jika kau percaya. Benar-benar terjadi bukan?
 Aku bertemu denganmu.
Aku bisa mengenalmu lebih jauh.
Dan kau mencintaiku.
Banyak yang harus aku syukuri selama aku hidup dan masih bisa menatap semuanya dengan mataku sendiri.
Aku sangat berterima kasih padamu juga pada Byul-Hee karena kalian telah mengajarkanku apa arti hidup yang sebenarnya dan merasakan rasanya berjuang hidup untuk orang lain. Aku bisa bertahan hidup sampai sekarang karena aku mempunyai orang-orang hebat yang ada disekitarku.

Aku punya keluarga yang baik, tidak kaya dalam material, tapi kaya akan kasih sayang dan cinta…
Aku punya Park Byul-Hee, sahabat yang paling baik, selalu ada dan terus mendukungku…
Aku punya Lee Sungmin, orang yang mencintaiku dan aku cintai…

Aku rasa hidupku terlalu sempurna, meskipun aku memilikinya hanya untuk sementara, tidak selamanya. Semua akan pergi jika Tuhan sudah mulai berkehendak untuk menentukan arah hidupku dan juga kalian.

Aku adalah orang terbodoh karena telah menyia-nyiakan semuanya. Aku terlalu memikirkan diri sendiri, sampai-sampai aku tidak memikirkan kalian, terutama kau, Sungmin-ssi...

Terima kasih untuk semua yang kau berikan padaku, aku yakin aku tidak akan pernah bisa membalas semua kebaikanmu.

Maaf jika aku selalu menyia-nyiakan waktumu hanya untuk terus menemaniku selama dirumah sakit. Aku ini orang yang merepotkan ya?

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, semuanya telah kutulis disini.
Aku hanya bisa mengatakan bahwa aku sangat mencintaimu, Lee Sungmin…

Tara

You are my everything to me…
You are my everything to me…
Let’s not change, even as time passes…
You are my only love…
Forever my only love…
We love each other, in a place without sadness
(Like a Star – Taeyeon SNSD & The One)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar