Selasa, 10 Mei 2011

My All is in You : Chapter 5

Chapter 5


“Apa? kau mau belajar untuk lebih sabar padaku?” tanya Siwon. Kyuhyun mengangguk.

“Hari ini tidak akan turun salju bukan? Cho Kyuhyun, laki-laki yang paling tidak bisa mengendalikan emosi, tiba-tiba ingin belajar sabar denganku? Wow…aku tidak percaya,” ujar Siwon yang diiringi dengan  tawa karena melihat ekspresi Kyuhyun yang cemberut padanya.

“Jangan terus-terusan menggoda Hyunnie, Siwon, lihat saja wajahnya sudah terlihat seperti anak kecil,” ucap Sungmin seraya menunjuk kearah Kyuhyun.

“Kenapa kau tiba-tiba jadi seperti ini, Hyunnie? Ini bukan kau yang seperti biasanya,”

“Choi Shin-Fa…” gumam Kyuhyun.

“Ha?”

“Aku ingin memperlakukan Shin-Fa dengan baik, kau tahu selama ini aku tidak pernah bisa memperlakukannya dengan baik, sifat jahatku ini membuat Shin-Fa ketakutan jika bertemu denganku. Karena aku tidak tahu bagaimana caranya, Sungmin menyaranku untuk belajar darimu, kau itu paling bisa memperlakukan wanita dengan baik juga sabar,” tutur Kyuhyun. Siwon diam dan berpikir sejenak.

“Benarkah? Kau serius ingin belajar denganku?” tanya Siwon. Kyuhyun mengangguk.

“Aku akan mengajarkanmu, tapi ada satu syarat!”

“Apa?”

“Kau harus mentraktirku makan selama kau berguru denganku!”

PLAK!!

Sebuah buku mendarat di kepala Siwon dengan keras. Siapa lagi kalau bukan Kyuhyun pelakunya yang memukul kepala Siwon dengan buku yang lumayan tebal dan cukup menyakitkan jika dipukul ke kepala orang. Lagi-lagi Sungmin tertawa melihat tingkah laku Kyuhyun juga Siwon yang seperti anak kecil.

“Cho Kyuhyun! Berani sekali kau memukul kepalaku dengan buku tebal itu!!” ringis Siwon sambil mengusap kepalanya yang terkena pukulan.

“Kau ini sedang memerasku ya?”

“Kalau kau tidak mau mentraktirku, aku tidak akan mau mengajarimu,”

“Sudahlah, Hyunnie, turuti saja keinginan Siwon, ini semua demi Shin-Fa bukan?” Bisik Sungmin di telinga Kyuhyun. Kyuhyun hanya menghela napas dan mengangguk dengan malas.

“Baiklah!” ujar Kyuhyun dengan terpaksa. Siwon tersenyum lebar dan langsung merangkul bahu Kyuhyun.

“Baiklah!! Kau itu memang laki-laki paling baik sedunia!!” seru Siwon dengan menyunggingkan senyum manis pada Kyuhyun.

“Dan kau memang laki-laki yang paling bisa memeras temannya!” cibir Kyuhyun.

“Kau jangan memasang ekspresi jelek seperti itu, para gadis tidak akan suka padamu lagi!” Sungmin langsung mencubit pipi kanan Kyuhyun dengan kuat.

“Aku tidak peduli dengan gadis lain! Kecuali Shin-Fa!” ujar Kyuhyun dengan jujur.

“Baru kali ini aku lihat seorang Cho Kyuhyun mulai gila hanya karena seorang gadis,” Sungmin tertawa lebar melihat perubahan yang terjadi dalam diri Kyuhyun. Awalnya Cho Kyuhyun adalah seorang pemuda yang tidak peka dan tidak pernah peduli pada gadis-gadis yang ada disekitarnya, tapi sekarang? Pelan-pelan, hatinya mulai terbuka untuk seorang gadis yang belum lama ini ia temui, seorang gadis yang menurutnya sangat menarik, Choi Shin-Fa.

“Berisik! Ayo ke kantin, perutku sudah lapar sekali!” ajak Kyuhyun.



*

Shin-Fa segera turun dari dalam taksi yang ditumpanginya dan bergegas menuju kelas. Jam kuliahnya yang kedua sebentar lagi akan dimulai. Shin-Fa terus berlari menyusuri taman yang berada di samping gedung fakultas hukum yang merupakan salah satu jalan pintas terdekat menuju kelasnya. Karena terlalu panik memikirkan apa yang akan diterima olehnya jika ia telat masuk, ia sampai tidak sadar bahwa dari arah lain tiga orang laki-laki sedang berjalan dengan santai melewati taman tersebut. Shin-Fa langsung terkejut dan hampir menabrak mereka. Ketiga orang tersebut –Sungmin, Siwon, dan Kyuhyun –tak kalah kagetnya dengan Shin-Fa.

“Wow!! Tolong hati-hati, Nona!” seru Siwon sambil mengangkat kedua tangannya menjadi sejajar dengan dadanya.


“Mi…mianhae, Sunbae!! Annyeong!!” Shin-Fa segera membungkukkan badannya dengan napas yang masih terengah-engah. Siwon dan Sungmin membalas sapaan Shin-Fa dengan ramah, tapi…Kyuhyun justru tidak memperdulikan sapaan gadis itu dan terus berjalan meninggalkan Siwon dan Sungmin yang masih berdiri di hadapan Shin-Fa. Shin-Fa hanya menatap kepergian Kyuhyun dengan tatapan heran. Kenapa dia?

“Kenapa kau terburu-buru seperti itu, Shin-Fa?” tanya Sungmin.

“Kuliah jam keduaku sudah hampir dimulai, aku harus buru-buru, duluan, Sunbae!!” Shin-Fa segera pergi meninggalkan Siwon dan Sungmin. Mereka berdua melambaikan tangan pada Shin-Fa, lalu berlari menyusul Kyuhyun yang sudah cukup jauh di depan.

“Hei, Hyunnie! Kenapa kau tidak peduli dengannya tadi? Dia tidak hanya menyapa kami berdua! Tapi dia juga menyapamu!” keluh Siwon. Kyuhyun hanya diam saja dan terus berjalan.

“Kau bilang kau hanya peduli pada Shin-Fa, tapi kau malah tidak peduli seperti itu! Kau jangan seperti itu lagi, Cho Kyuhyun!” Kyuhyun menatap Sungmin dengan malas.

“Kenapa? Karena dia akan merasa bersalah? Bukankah itu bagus? Berarti dia akan datang menghampiriku dan bertanya ‘kenapa kau seperti itu, Oppa? apa aku punya salah denganmu? Kalau begitu maafkan aku!’ iya bukan? justru itu membuatku senang, karena aku bisa melihat ekspresi polosnya muncul saat memohon-mohon padaku,” jawab Kyuhyun sambil memperagakan pertanyaan tersebut  dengan ekspresi ketakutan yang selalu Shin-Fa perlihatkan padanya.

“Kau itu bodoh sekali, Cho Kyuhyun!” decak Sungmin.

“Aku tidak bodoh!!” tukas Kyuhyun.

“Justru jika kau seperti itu, Shin-Fa akan merasa senang! Dia berpikir bahwa dia tidak akan terikat padamu lagi dan dia akan merasa terbebas darimu!” mata Kyuhyun melebar seketika begitu mendengar penjelasan Siwon.

“Mwo? Jheongmal?”

“Laki-laki ini memang harus belajar darimu juga Kibum untuk masalah wanita, Siwon!!” keluh Sungmin.

“Sepertinya kita harus meminta Kibum untuk mengajarinya malam ini juga! Ayo, Minnie! Bawa dia ke kelas Kibum!!” Siwon langsung menarik tangan Kyuhyun sedangkan Sungmin mendorong punggungnya untuk membawa Kyuhyun ke kelas Kibum.

*

Malam hari

“Lee Donghae, kenapa kau begitu takut padanya? Dia itu sama sepertiku, seorang gadis, hanya saja jika marah dia lebih menakutkan dari monster…aku akan ikut denganmu untuk memberikan penjelasan padanya…mwo? Wae? Ne, aku tahu kalau Jessica itu sudah terlanjur emosi jika melihatku, tapi aku juga harus memberikan penjelasan padanya…ah, terserah kau saja! aku mau tidur, annyeong!”

Shin-Fa menaruh ponselnya diatas meja belajar, lalu ia menghempaskan tubuhnya yang lelah keatas tempat tidurnya yang empuk. Baru saja ia menarik mau menarik selimut, tiba-tiba terdengar ponselnya kembali berbunyi. Dengan malas, Shin-Fa mengambil ponselnya dan menjawab panggilan masuk tanpa melihat siapa nama yang meneleponnya.

“Yeoboseyo, Donghae-ya! sudah kubilang aku mau ti…”

“Oh, kau mau tidur, ya? maaf jika aku menganggu…”

Tunggu! Itu bukan suara Lee Donghae, melainkan suara…Eunhyuk. Shin-Fa segera bangkit dari tidurnya dan mengambil posisi duduk bersila diatas tempat tidur.

“Ah! Eunhyuk-ah?? Mi…mianhae, kupikir Donghae-ya yang meneleponku…”

“Memangnya tadi Donghae meneleponmu?”

“Ne, dia meneleponku tadi membahas masalahnya dengan Jessica, dan sialnya aku terlibat…”

“Mwo? Wae?”

“Jessica tadi datang ke kampus dan mendapatiku dengan Donghae-ya sedang duduk berdua ditaman, Jessica pikir Donghae-ya sedang merayuku, aku menawarkan diri untuk ikut dengannya ke gedung kesenian, tapi dia menolak, takut tiba-tiba Jessica semakin emosi jika melihatku,” tiba-tiba terdengar suara tawanya dari seberang.

“Donghae itu ternyata pengecut sekali, aku tidak menyangka dibalik wajahnya yang keren ternyata dia takut dengan yeoja-chingu-nya, haha,” Shin-Fa tertawa.

“Shin-Fa?”

“Ne?”

“Apakah Kyuhyun-Sunbae mengganggumu lagi tadi siang?”

“Anio…dia tidak mengangguku,”

“Syukurlah kalau begitu, aku…khawatir sekali denganmu…” gumam Eunhyuk pelan.

“Mwo? Kau bilang apa?”

“Ah, tidak! Aku hanya bergumam sendiri! Tidak penting!” sanggah Eunhyuk. Untung saja gadis itu tidak mendengarnya.

“Aneh…”

“Besok…aku jemput, ya…” Tawaran Eunhyuk untuk menjemput Shin-Fa membuat jantungnya mulai berdetak tidak teratur seperti biasanya.

“K…kau mau menjemputku?”

“Ne, besok aku akan datang pagi-pagi,”

“Baiklah…”

“Sekarang tidurlah yang nyenyak, dan jangan lupa mimpikan aku!”

“Kau ini! Kuusahakan agar aku memimpikanmu!”

“Annyeong, Shin-Fa!”

“Annyeong!”

Dengan senyuman yang merekah, Shin-Fa kembali menaruh ponselnya diatas meja. Setelah mendapatkan telepon dari Eunhyuk, entah kenapa hatinya menjadi senang sekali. Shin-Fa menarik selimutnya sampai menutupi badannya dan perlahan mulai memejamkan kedua mata. Ya, ia akan tidur dengan nyenyak.

*

Mobil Eunhyuk sudah berhenti tepat didepan rumah Shin-Fa. Ia segera mengambil ponselnya dari saku jaket dan menelepon gadis itu.

“Yeoboseyo? Shin-Fa aku sudah didepan rumahmu, cepatlah keluar!”

Tak lama kemudian, Shin-Fa keluar dari rumahnya. Eunhyuk segera turun dari mobil dan menemui Shin-Fa yang sudah berdiri di depan pintu.

“Mianhae, Eunhyuk-ah! Tunggu sebentar, ya, aku sedang mencari tugas-tugas yang kuselipkan di rak buku! Sampai sekarang belum ketemu! Masuklah!” Shin-Fa mengajak Eunhyuk untuk masuk kedalam rumahnya. Ia menyuruh laki-laki itu untuk menunggunya di ruang tamu, lalu ayah Shin-Fa datang dan terus melihat kearah laki-laki yang sedang duduk di sofa ruang tamu rumahnya.

“Ah, Appa! Kenalkan! Dia Eunhyuk, teman kuliahku! Eunhyuk-ah tunggu sebentar, ya! Aku pergi kekamar dulu!” seru Shin-Fa sambil berlari menuju kamarnya. Eunhyuk segera berdiri dan membungkukkan badan dengan sopan pada ayah Shin-Fa.

“Eunhyuk imnida, saya senang sekali bisa bertemu dengan Ahjussi,” ucap Eunhyuk sambil menjabat tangan ayah Shin-Fa.

“Oh, kau teman Shin-Fa, saya juga senang sekali bisa berkenalan denganmu,” kata ayah Shin-Fa.

“Eunhyuk-ah, ayo kita berangkat!” ajak Shin-Fa yang sudah siap dengan tas dan map-map ditangannya.

“Ahjussi, saya berangkat dulu,” pamit Eunhyuk.

“Appa, aku berangkat!”

“Hati-hati kalian di jalan!” seru Appa.

Eunhyuk dan Shin-Fa keluar dari dalam rumah lalu berjalan menuju mobil Eunhyuk. Shin-Fa menatap dengan heran mobil yang terparkir di depan rumahnya. Itu bukan mobil Eunhyuk, melainkan sebuah mobil dengan model yang berbeda dari mobil yang selalu dibawanya.

“Eunhyuk-ah? Dimana mobilmu?”

“Mobilku ada di bengkel, aku meminjam mobil kakakku, kebetulan sekali dia tidak memakainya,” jawab Eunhyuk.

“Kakakmu baik sekali mau meminjamkan mobilnya padamu,”

“Baik? Dia memerasku! Dia membolehkanku membawa mobilnya asalkan aku mau membelikan makanan untuknya nanti malam!” cibir Eunhyuk. Shin-Fa tertawa ketika melihat wajah Eunhyuk yang cemberut karena baru saja diperas oleh Lee Soo-Ra, kakak perempuannya.

Tawa mereka berdua terhenti seketika begitu melihat laki-laki yang sudah berdiri di halaman rumahnya dengan wajah yang…cukup kesal. Setelah menatap Shin-Fa beberapa detik, mata tajamnya sekarang tertuju pada Eunhyuk yang berdiri di samping Shin-Fa.

“Kyuhyun-Oppa?”

Kyuhyun langsung berbalik arah dan pergi meninggalkan halaman rumahnya. Baru saja Shin-Fa ingin mengejarnya, tiba-tiba tangannya ditarik oleh Eunhyuk.

“Shin-Fa, kau mau apa?”

“Eunhyuk-ah! Tunggu sebentar! Aku mau mengejarnya!!” seru Shin-Fa. Shin-Fa segera berlari menyusul Kyuhyun dan segera memberikan penjelasan padanya.

“Oppa!! tunggu sebentar!!!” teriaknya.

Sia-sia saja Shin-Fa berlari mengejar laki-laki itu, mobil Kyuhyun sudah melaju dengan kencang meninggalkan rumahnya. Shin-Fa terus menatap bayang mobil Kyuhyun yang semakin lama semakin hilang. Shin-Fa menghela napas panjang. Laki-laki itu sudah pergi dan tidak memperdulikan panggilannya.


*

Sebuah mobil yang tidak dikenal sudah terparkir di depan rumah Shin-Fa. Mobil siapa itu? pikir Kyuhyun. Kyuhyun memarkirkan mobil Audi hitamnya tepat di belakang mobil tersebut. Ia segera keluar dari mobilnya dan berjalan menuju rumah Shin-Fa. Begitu memasuki halaman rumah Shin-Fa, Kyuhyun melihat Shin-Fa sudah berjalan kearahnya bersama dengan…Eunhyuk. Kenapa ada dia disini? Pikirnya. Gadis itu terlihat kaget begitu melihat dirinya sudah berdiri di halaman rumah Shin-Fa dengan wajah kesal.

“Kyuhyun-Oppa?”

Tanpa mengeluarkan satu kata apapun, Kyuhyun segera berbalik dan pergi menuju mobil. Setelah masuk kedalam mobil, Kyuhyun melihat gadis itu sedang mencoba memanggilnya dan berlari kearah mobilnya. Dengan cepat, Kyuhyun segera menyalakan mesin mobil dan pergi meninggalkan rumah Shin-Fa dengan cepat tanpa memperdulikan Shin-Fa yang tengah menyerukan namanya.

*

Selama di perjalanan, Shin-Fa terus menatap kearah samping dengan tatapan kosong. Pikirannya masih tertuju pada Kyuhyun. Tatapan mata yang tajam Kyuhyun masih saja terbayang di otaknya dengan jelas. Shin-Fa merasa sangat bersalah dan menyesal pada Kyuhyun. Apa yang harus ia lakukan jika nanti bertemu dengannya?

Sementara itu, sesekali Eunhyuk melirik kearah Shin-Fa. Gadis itu terus-terusan menghela napas panjang. Sepertinya gadis ini masih memikirkan kejadian yang tadi. Eunhyuk melepaskan satu tangannya yang sedang memegang kemudi setir dan menggapai puncak kepala Shin-Fa, lalu mengelusnya dengan lembut. Gadis itu menoleh kearahnya.

“Kau masih memikirkan Kyuhyun-sunbae?”

“Ne…aku merasa bersalah padanya…”

“Kenapa kau merasa bersalah? Ini bukan salahmu, Shin-Fa, lagipula dia tidak menghubungimu bukan jika ia ingin menjemputmu? Jangan menganggap dirimu sendiri sebagai pihak yang paling bersalah saat kejadian tadi pagi,”

“Tapi…”

“Sudahlah!  Lupakan saja masalah itu, kalau tiba-tiba Kyuhyun-Sunbae marah padamu, kau segera bilang padaku, aku yang akan menghadapinya, ya?”  Shin-Fa mengangguk pelan. Tiba-tiba pipinya kanannya terasa sakit karena di cubit oleh Eunhyuk dengan kuat.

“Aduuh!! Sakiit!!” teriak Shin-Fa sambil mencubit tangan Eunhyuk. Eunhyuk segera menarik tangannya yang dicubit oleh Shin-Fa. Cubitan Shin-Fa memberikan bekas berwarna merah di pergelangan tangannya.

“Kau ini!! Cubitanmu itu sangat mematikan, Choi Shin-Fa!”

“Itu hukuman buatmu!!”

“Jangan memasang wajah cemberut seperti itu! Kau tahu, kerutan di dahimu itu semakin bertambah banyak! Sebentar lagi kau akan terlihat seperti Halmeoni!” celetuk Eunhyuk. Mata Shin-Fa melebar bergitu mendengar kata ‘Halmeoni’. Ia langsung mengambil sebuah cermin kecil dari dalam tas dan memeriksa dahinya. Tidak ada kerutan di dahinya. Shin-Fa menyipitkan matanya pada Eunhyuk. Eunhyuk menyunggingkan senyum termanisnya, lalu mengangkat jari telunjuk juga jari tengahnya.

“Kau jahat sekali, Lee Hyukjae!!!” teriaknya seraya mencoba menarik rambut Eunhyuk.

“Hei!!! Shin-Fa, jangan bertindak brutal! Aku sedang menyetir!!!”


*

BRAAAK!!

Suara hentakan tas yang dilempar ke atas meja, sontak membuat para mahasiswa yang berada di kelas tersebut menjadi sunyi, terutama Yesung dan Kibum. Mereka berdua saling berpandangan satu sama lain ketika melihat Cho Kyuhyun datang sambil melempar tas keatas meja dengan wajah yang ditekuk.

“Kenapa lagi dia?” bisik Yesung. Kibum menggeleng.

Kyuhyun menghempaskan tubuhnya ke bangku. Kibum dan Yesung langsung menarik bangku, lalu mengambil posisi duduk di samping Kyuhyun.

“Hyunnie, kau ini kenapa?” tanya Kibum. Kyuhyun tidak menjawab, ia malah membenamkan kepalanya diatas kedua tangannya di meja.

“Hei, rencana kemarin malam yang aku sarankan berhasil tidak?” tanya Kibum sekali lagi.

“Mwo? Rencana apa? Apa yang kalian berdua rencanakan?” tanya Yesung. Kibum tertawa kecil.

“Kau mau tahu apa yang kami rencanakan?” Yesung mengangguk dan kemudian ia mengambil posisi duduk yang lebih dekat dengan Kibum.

“Tolong jangan terlalu dekat seperti ini, Yesung! Aku tidak suka!!”

“Ayo, cepatlah cerita, Kibum!!” seru Yesung.

“Oke, baiklah!”


_Flashback on_

Rumah Kibum

Sesuai apa yang dikatakan oleh Kibum siang tadi, Kyuhyun, Siwon, dan Sungmin pergi kerumah Kibum pada malam hari tepatnya jam tujuh malam. Alasan mereka datang kerumah Kibum tentu saja mengajari Kyuhyun bagaimana memperlakukan seorang gadis dengan baik.

Sudah satu jam laki-laki ini diberi pelajaran bagaimana menghadapi seorang gadis, tetap saja tidak ada kemajuan yang berarti. Siwon yang paling sabar pun sudah hampir menyerah untuk mengajari Kyuhyun. Apalagi Sungmin, ia sudah bersiap-siap untuk kabur dari rumah Kibum.

“Ya, Tuhan!! Hyunnie! Lihat! Sungmin saja sudah mulai takut padamu! Apalagi jika yang kau hadapi itu benar-benar Shin-Fa!!!” keluh Siwon sambil mengacak-acak rambutnya.

“Ah, pantas saja Shin-Fa tidak mau dekat-dekat denganmu! Aku saja yang berpura-pura menjadi Shin-Fa ingin sekali kabur darimu, Hyunnie!! Kau itu memang laki-laki yang paling menakutkan!” seru Sungmin sambil menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur Kibum.

“Aku tak menyangka jika kau selalu memperlakukan Choi Shin-Fa seperti itu, kasihan sekali dia…” gumam Kibum diikuti dengan gelengan kepala.

“Aaaah, aku menyerah!! Aku memang tidak bisa menjadi laki-laki yang baik!” seru Kyuhyun seraya mengacak-acak rambutnya.

“Hei, Cho Kyuhyun…masa kau menyerah dengan mudah seperti ini? Dasar payah…” ledek Kibum. Saking kesalnya, Kyuhyun segera mengambil bantal sofa dan melemparkan kearah Kibum.

“Hei!!!”

“Aku tidak payah!!” sanggah Kyuhyun.

“Kalau kau bukan laki-laki yang payah, buktikan kalau kau bisa!!” seru Kibum.

“Baiklah! Ayo, kita lanjutkan!!” ajak Kyuhyun.

Kibum dan Siwon kembali mengajarinya mulai dari awal. Sementara Sungmin lagi-lagi harus rela menjadi kelinci percobaan untuk Kyuhyun, yaitu berpura-pura menjadi Shin-Fa. Lima belas menit kemudian, Kyuhyun mengalami kemajuan meskipun belum seberapa. Setidaknya ada sedikit perubahan dari laki-laki itu, ia menjadi lebih sabar dan tidak lagi mengeluarkan tatapan mata evilnya.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Siwon dan Sungmin harus segera pamit dan pulang kerumah. Sedangkan Kyuhyun? Kyuhyun masih ditahan oleh Kibum dirumahnya, karena bagi Kibum kemajuan yang Kyuhyun perlihatkan sama sekali belum berarti dimatanya.

“Kibummie…aku sudah tidak tahaaan…aku mau pulaang!!” rengek Kyuhyun seperti anak kecil.

“Ya, baiklah, kita teruskan lain kali. Hey, Hyunnie! Aku punya rencana bagus untukmu!”

“Apa?”

“Besok kau harus menjemput Shin-Fa!”

“Tanpa kau suruh juga aku akan menjemputnya, Kim Kibum!” keluh Kyuhyun.

“Tunggu sebentar!! Selama di perjalanan, kau harus mengajak Shin-Fa bicara, jangan memakai nada kasar dan mengancam, pakai nada lembut dan jangan lupa selipkan kata-kata rayuan, seperti yang kuajarkan tadi,” tutur Kibum sambil mengedipkan mata pada Kyuhyun.

“Mwo? Yang benar saja!! Anioo…aku tidak mau!!” tolak Kyuhyun. Kibum langsung memukul kepala Kyuhyun dengan cukup keras.

“Kau ini payah! Sedikit merayu tidak salah, bukan? Tadi kau bisa memperagakannya saat Sungmin berpura-pura menjadi Shin-Fa!”

“Tapi besok yang kuhadapi adalah Choi Shin-Fa! Bukan Lee Sungmin!!” tukasnya.

“Anggap saja Shin-Fa itu Sungmin, beres bukan?”

“Tetap saja aku tidak mau!!”

“Ah, lupakan saja! Kalau kau tidak mau mengikuti saranku yang tadi, kau tinggal bilang saja ‘hari ini kau sangat cantik, Choi Shin-Fa!’ jangan lupa sunggingkan senyuman manismu, bukan senyuman evil yang sering kau perlihatkan padanya!”

“Hanya bilang ‘kau cantik sekali hari ini, Choi Shin-Fa!’ begitu?”

“Ne! aku yakin, wajah Shin-Fa akan memerah dan tersenyum malu-malu padamu, dia akan mulai ada hati padamu, Hyunnie!”

“Baiklah akan kucoba, sepertinya begitu sampai dirumah aku harus memutuskan urat maluku sebelum bertemu Shin-Fa besok…” gumam Kyuhyun. Kibum tertawa.

“Haha, kau ini ada-ada saja, hati-hati dijalan! Selamat berjuang!”


_Flashback off_


“Terus? Berhasil atau tidak?” tanya Yesung.

“Jika dilihat dari tingkah lakunya, tidak,” jawab Kibum singkat dengan wajah datar.

“Ne, aku memang tidak berhasil! Aku kalah cepat darinya!” decak Kyuhyun seraya mengangkat wajahnya dan menatap mereka berdua.

“Siapa? Eunhyuk?” tanya Yesung.

“Siapa lagi kalau bukan dia…”

“Bagaimana ceritanya?” tanya Kibum.

“Aku sudah sampai di depan rumahnya, dan ternyata Eunhyuk sudah ada disamping Shin-Fa dan dia juga mengajak Shin-Fa untuk berangkat bersama,”

“Reaksimu bagaimana?” Yesung kembali bertanya seperti seorang wartawan yang sedang mewawancarai seorang artis.

“Aku memasang wajah kesal dan langsung pergi meninggalkan rumah Shin-Fa,” jawab Kyuhyun.

“Menyedihkan sekali dirimu, Hyunnie,” gumam Kibum.

“Memang! Aku laki-laki paling menyedihkan di dunia!”

“Kita perlu rencana lain sepertinya,” usul Kibum.

“Rencana apa lagi?” tanya Kyuhyun malas.

“Sini aku beritahu!” Kibum menyuruh Kyuhyun dan Yesung mendekat kearahnya.

*

“Ayolah, Hyukkie!! Ikut aku menemui Jessica, aku mohoon…” Donghae merengek pada Eunhyuk sambil menarik lengan jaketnya.

“Anio! Itu urusanmu, Lee Donghae!”

“Aku mohoon…bantu aku untuk kasih penjelasan pada Jessica! Aku akan mentraktirmu makan siang! Kau boleh makan sepuasnya! Aku yang bayar!” Donghae terus memohon-mohon pada Eunhyuk. Shin-Fa meringis ketika melihat ekspresi Donghae yang terlihat sangat…miris.

“Aku harus bantu apa?” tanya Eunhyuk malas seraya meraih botol minuman miliknya.

“Kau harus mengaku sebagai pacar Shin-Fa!!”

“UHUK!! UHUK!!” Eunhyuk yang sedang meminum minumannya langsung tersedak. Sementara itu, mulut Shin-Fa terbuka lebar ketika mendengar suruhan Donghae pada Eunhyuk untuk mengaku sebagai pacarnya.

“Mwo? Aku harus mengaku sebagai pacar Shin-Fa??” teriaknya. Donghae mengangguk cepat.

Tiba-tiba wajah Eunhyuk memerah, begitu juga Shin-Fa. Wajahnya tak kalah merah dari Eunhyuk. Tidak hanya wajahnya yang memerah, tapi mereka juga menjadi salah tingkah. Eunhyuk menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal, sedangkan Shin-Fa memainkan ujung pakaiannya sambil menunduk malu.  Donghae menatap kedua orang itu secara bergantian. Kenapa mereka berdua menjadi salah tingkah? Pikirnya.

“Kalian berdua kenapa? Kenapa tiba-tiba kalian menjadi salah tingkah??” tanya Donghae kebingungan masih memandang mereka secara bergantian.

“Ta…tapi…aku mau mengantar Shin-Fa pulang, Donghae!” seru Eunhyuk dengan terbata-bata.

“Eunhyuk-ah, aku bisa pulang sendiri, kau temani saja Donghae…” sela Shin-Fa diikuti dengan anggukan dan tatapan memohon Donghae.

“Bagaimana jika Shin-Fa juga diajak?” tawar Eunhyuk.

“Jangaan!! Jessica akan emosi jika melihat Shin-Fa! Kemarin saja aura neraka sudah terlihat di sekelilingnya!” tolak Donghae.

“Terus bagaimana? Kau yakin mau pulang sendiri, Shin-Fa?” tanya Eunhyuk pada Shin-Fa. Shin-Fa mengangguk mantap.

“Ne, tentu saja, aku bukan anak kecil lagi, Eunhyuk-ah! Aku bisa pulang sendiri!” jawab Shin-Fa.

“Baiklah. Ayo cepatlah, Donghae! Aku tidak mau berlama-lama!!” seru Eunhyuk.

“Aaah, kalian berdua memang baik sekali padaku!!” ucap Donghae dengan senang.

Mereka berdua –Eunhyuk dan Donghae –segera pergi meninggalkan Shin-Fa dan pergi menuju gedung fakultas seni yang tidak jauh dari gedung fakultas hukum. Hanya berjarak beberapa meter dari fakultas hukum. Shin-Fa tersenyum geli ketika melihat Donghae yang mau memeluk Eunhyuk saat berjalan bersama menuju keluar kelas. Beberapa menit setelah Donghae dan Eunhyuk pergi, Shin-Fa langsung membereskan peralatan tulisnya dan bergegas pulang.

Selama berjalan sendirian, Shin-Fa terus-terusan memikirkan nasib Donghae yang tidak jelas kelanjutannya. Mudah-mudahan saja Jessica percaya dengan penjelasan Donghae juga Eunhyuk, batin Shin-Fa. Tiba-tiba Shin-Fa berhenti mendadak. Ia berjalan kearah yang salah. Shin-Fa berjalan kearah kooridor gedung yang membuatnya semakin jauh dan harus memutar untuk keluar. Shin-Fa langsung mengeluh dan menepuk-nepuk dahinya.

“Shin-Fa bodoh! Pabo!” umpatnya.

Sayangnya sudah setengah jalan. Kalau berbalik arah jaraknya akan semakin jauh, mau tidak mau Shin-Fa terus menyusuri kooridor tersebut. Tepat disaat Shin-Fa melewati sebuah kelas yang berada di sisi kirinya, pintu tersebut terbuka dan semua mahasiswa mulai berhamburan keluar. Shin-Fa menghentikan langkahnya secara mendadak ketika dirinya hampir menabrak seorang pemuda yang kebetulan baru saja keluar dan berbelok kearahnya. Cho Kyuhyun –pemuda itu –juga berhenti mendadak tepat di hadapan Shin-Fa. Mereka sama-sama diam. Shin-Fa pun langsung bergeser ke kanan untuk menghindar, tapi Kyuhyun itu juga bergeser kearah yang sama sehingga mereka kembali berhadapan. Saat kekiri, Kyuhyun kembali bergeser kearah sama. Kejadian itu terus berlangsung selama beberapa menit. Lama-kelamaan Kyuhyun menjadi kesal, tapi tiba-tiba ia kembali teringat dengan pelajaran kesabaran dari Siwon tadi malam. Kyuhyun menghela napas panjang untuk menekan emosinya yang hampir meledak.

Tanpa berkata apa-apa, Kyuhyun segera memiringkan badannya dan mempersilahkan Shin-Fa untuk lewat. Shin-Fa menatap Kyuhyun sejenak lalu menyunggingkan senyum simpul padanya.

“Ghamsahamnida, Oppa,” ucap Shin-Fa sambil membungkukkan badan.

Tidak sampai dua langkah Shin-Fa berjalan, tiba-tiba tangannya yang tergantung bebas ditarik oleh Kyuhyun. Shin-Fa menoleh ke belakang dan bertanya pada laki-laki itu.

“A…ada apa, Oppa?”

“Apa kau punya waktu luang malam ini?” tanya Kyuhyun.

“Sepertinya tidak ada, Oppa. Kenapa?

“Aku ingin mengajakmu…ya, nonton film, juga makan malam,”

“Ma…makan malam?”

“Ya, tapi…kalau kau tidak mau, kau boleh menolaknya, aku tidak akan menceburkanmu  ke danau,” ujar Kyuhyun dengan nada –yang diusahakan terdengar –santai.

Kyuhyun mengajaknya untuk menonton film dan makan malam bersamanya. Kebetulan sekali Shin-Fa tidak mempunyai kegiatan dan ia juga masih merasa bersalah pada Kyuhyun tentang kejadian di pagi hari. Shin-Fa mengangguk pelan.

“Aku mau, Oppa,” jawab Shin-Fa. Seulas senyum terlihat di wajah Kyuhyun.

“Baiklah, aku akan menjemputmu nanti pukul enam. Kau pulang sendirian?”

“Ne, Eunhyuk-ah harus mengantar Donghae-ya ke gedung fakultas seni,” jawab Shin-Fa.

“Aku akan mengantarmu pulang,” tawar Kyuhyun.

“Apa merepotkan?”

“Tidak, ayo,”

*

Pukul enam tepat, Kyuhyun sudah sampai dirumah Shin-Fa. Sebelum masuk kedalam rumah Shin-Fa, Kyuhyun merapihkan rambutnya juga penampilannya terlebih dahulu. Kyuhyun memakai blazer berwarna hitam dengan kaos berwarna putih didalamnya, jeans warna hitam juga sepatu kets berwarna biru tua. Penampilannya tidak terkesan formal tapi juga tidak terlihat informal, ya bisa dikatakan berada di tengah-tengah kategori tersebut. Setelah merasa cukup rapi, Kyuhyun memencet bel rumah Shin-Fa. Ayah Shin-Fa membuka pintu rumah dan menatap Kyuhyun yang sudah berdiri di depannya sambil tersenyum.

“Annyeong, Ahjussi!” sapanya dengan hormat.

“Oh, annyeong, Kyuhyun-ssi! Silahkan masuk!”

Kyuhyun dipersilahkan masuk kedalam dan duduk di ruang tamu menunggu putrinya yang sedang siap-siap. Ayah Shin-Fa pun ikut duduk bersama Kyuhyun di ruang tamu.

“Tunggu sebentar, ya. Shin-Fa sedang siap-siap,” ujar ayahnya.

“Ne, Ahjussi,” jawab Kyuhyun.

Disaat menunggu Shin-Fa, ayah Shin-Fa mengajak Kyuhyun untuk mengobrol tentang masalah hukum dan politik Korea Selatan. Untung saja Kyuhyun bisa mengimbangi pembicaraannya dengan ayah Shin-Fa, sehingga pembicaraan mereka berdua tidak terkesan hambar, justru terlihat sangat akrab dan cocok untuk menjadi teman bicara. Tak lama kemudian Shin-Fa turun dari lantai atas dan berjalan ke ruang tamu menemui ayahnya dan Kyuhyun.

“Appa, Kyuhyun-oppa…” panggilnya.

Ayahnya dan Kyuhyun langsung menoleh kearah sumber suara. Ayahnya tersenyum melihat putrinya yang baru saja datang. Sedangkan Kyuhyun? Kyuhyun mulai terpana melihat penampilan Shin-Fa malam ini. Tubuhnya dibalut dress berwarna putih yang cantik, rambutnya dibiarkan tergerai dan hanya dihiasi dengan sebuah bando. Cantik sekali, batin Kyuhyun.

“Kyuhyun-oppa?” panggil Shin-Fa. Sepertinya Kyuhyun masih berada di alam bawah sadar.

Lamunannya langsung buyar ketika Shin-Fa memanggil namanya untuk yang kedua kalinya. Kyuhyun mulai salah tingkah karena melihat penampilan Shin-Fa yang sangat cantik. Ayah Shin-Fa hanya tersenyum dan geleng kepala melihat tingkah laku Kyuhyun. Perlahan Kyuhyun mulai mendekati Shin-Fa yang masih berdiri di depan ruang tamu.

“Kau cantik sekali, Shin-Fa…” puji Kyuhyun. Wajah Shin-Fa bersemu merah dan tersenyum malu-malu.

“Ghamsahamnida, Kyuhyun-oppa,” ujarnya.

“Kita pergi sekarang?” tanya Kyuhyun. Shin-Fa mengangguk.

“Ahjussi, kami pergi dulu,” pamit Kyuhyun pada ayah Shin-Fa.

“Appa, aku pergi dulu,”

“Shin-Fa!” panggil ayahnya.

“Ne?”

“Sebenarnya apa yang terjadi hari ini? Dua laki-laki tampan tiba-tiba datang kerumah untuk menjemputmu,” bisik ayahnya. Shin-Fa tertawa.

“Aku juga tidak tahu, Appa,” jawab Shin-Fa.

“Pilihlah salah satu laki-laki yang paling kau sukai, jangan ambil dua-duanya!” celetuk ayahnya.

“Appa!!”

“Appa hanya bercanda, bersenang-senanglah, Shin-Fa! Kau cantik, kau  mirip sekali dengan ibumu,” puji ayahnya. Shin-Fa tersenyum.

“Tentu saja! aku adalah anak Eomma! Ghamsahamnida, Appa!”

“Shin-Fa! Ayo!” ajak Kyuhyun.


*

Sepertinya aku merasa sangat familiar dengan mobil Audi hitam itu, pikir Eunhyuk seraya memandang sebuah mobil yang terparkir di depan rumah Shin-Fa. Rencananya malam ini Eunhyuk ingin mengajak Shin-Fa keluar untuk makan malam bersama. Eunhyuk memberhentikan mobilnya tak jauh dari rumah Shin-Fa ketika melihat sebuah mobil sudah terparkir di depan rumah gadis itu. Eunhyuk pun keluar dari mobilnya dan berjalan menuju rumah Shin-Fa.

Ketika sampai di depan pagar rumah Shin-Fa, Eunhyuk tersentak begitu melihat Shin-Fa sedang bersama Kyuhyun yang masih mengobrol berdua di depan pintu rumah Shin-Fa. Eunhyuk terus memperhatikan penampilan mereka berdua, mereka terlihat sangat rapi dan sepertinya mereka sudah berencana untuk pergi keluar. Shin-Fa menoleh kearah pagar rumahnya dan tengah mendapati Eunhyuk sudah berdiri di depan pagar. Shin-Fa berjalan menghampirinya diikuti oleh Kyuhyun di belakangnya.

“Eunhyuk-ah? Sedang apa kau disini?” tanya Shin-Fa.

“A…aku hanya kebetulan lewat saja,” jawab Eunhyuk sambil menatap kearah Kyuhyun. Kyuhyun membalas tatapan Eunhyuk dengan tatapan yang sangat tajam dan senyum kemenangan. Eunhyuk mencoba menyembunyikan emosinya di depan Shin-Fa.

“Ooh,” gumam Shin-Fa.

“Kau mau pergi?”

“Ne, Kyuhyun-oppa mengajakku keluar untuk nonton film dan makan malam,” jawab Shin-Fa. Tiba-tiba tangan Kyuhyun mendarat di bahu Shin-Fa dan mulai merangkul gadis itu. Shin-Fa menoleh kearah Kyuhyun.

“Ayo, kita berangkat, filmya akan segera dimulai,” gumam Kyuhyun.

“Baiklah, Eunhyuk-ah, aku pergi dulu,” kata Shin-Fa.

Eunhyuk mempersilahkan mereka berdua untuk lewat. Ketika Kyuhyun tepat berada di depan Eunhyuk, ia memandang Eunhyuk dengan sengit dan kemudian mengatakan sesuatu dengan suara pelan.

“Sekarang kedudukan satu sama, Lee Hyukjae,” gumam Kyuhyun. Eunhyuk mulai naik darah melihat ekspresi wajah Kyuhyun yang baginya sangat menyebalkan. Hampir saja ia memukul wajah Kyuhyun dengan tangannya, tapi ia sadar bahwa sekarang mereka berada di kawasan rumah Shin-Fa, terlebih lagi ada ayah Shin-Fa di dalam rumah, ia tidak mau menimbulkan keributan.

“Aku pulang, ya,” ucap Eunhyuk dan kemudian berbalik badan meninggalkan mereka berdua.

Tiba-tiba Shin-Fa memegang tangan Eunhyuk dan menatapnya dengan tatapan menyesal karena tidak bisa berlama-lama. Eunhyuk tersenyum simpul dan kemudian mengusap punggung tangan Shin-Fa dengan lembut.

“Tenang saja, aku tidak apa-apa,” ujar Eunhyuk. Eunhyuk berjalan menuju mobilnya dan pulang kerumahnya. Shin-Fa terus melihat mobil Eunhyuk yang semakin lama semakin menjauh dari tempatnya berdiri.

“Kita tetap pergi atau tidak?” tanya Kyuhyun. Shin-Fa mengangguk pelan.

“Ya, ayo,”

*

Selama diperjalanan, Kyuhyun diam saja dan terus fokus pada kegiatan menyetirnya. Sesekali Shin-Fa melirik kearah Kyuhyun. Wajahnya terlihat sangat…kesal dengan kejadian tadi. Hal yang sama juga terjadi saat mereka tengah menonton film di bioskop. Kyuhyun masih tetap diam saja tidak bicara.  Beberapa kali Shin-Fa mencoba memanggil laki-laki itu. Kyuhyun tetap menanggapi gadis tersebut, hanya saja dengan tanggapan datar juga senyum yang terkesan sedikit terpaksa. Shin-Fa hanya menghela napas panjang, ia mulai tidak suka dengan keadaan yang sekarang. Setelah film selesai, mereka berdua berjalan keluar dari teater.

“Oppa, aku izin ke toilet sebentar,” Kyuhyun mengangguk. Shin-Fa bergegas menuju toilet yang tidak jauh dari tempat Kyuhyun menunggu. Ketika Shin-Fa sudah masuk kedalam toilet, Kyuhyun segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon Kibum.

“Yeoboseyo?”

“Kibum! Aku butuh bantuanmu!!”

“Bantuan apa? Memangnya kau sekarang ada dimana?”

“Aku sedang pergi bersama Shin-Fa, dan sekarang ia sedang pergi ke toilet! Aku butuh bantuanmu, apa yang harus kulakukan sekarang, aku terlanjur memasang wajah kesal karena tadi aku melihat Eunhyuk juga datang kerumahnya saat aku mengajaknya pergi! Dan sepertinya ia merasa sedikit kecewa dengan sikapku, aku harus bagaimana??”

“Dasar bodoh! Itu sama saja kau merusak kencanmu sendiri! Sekarang pergilah sebentar untuk membeli sebuket bunga!”

“Ha? Sebuket bunga? Untuk apa?”

“Ya untuk sebagai permintaan maafmu padanya, laki-laki payah!!”

“Baiklah, terima kasih atas saranmu, Kibum!”

Tanpa pikir panjang, Kyuhyun langsung pergi mencari toko bunga terdekat untuk membeli sebuket bunga untuk Shin-Fa.

*

“Kyuhyun-Oppa maaf menunggu la…” ucapannya terhenti begitu melihat Kyuhyun tidak ada di tempatnya semula. Shin-Fa memandang ke sekeliling tempatnya berdiri, tapi tidak ada tanda-tanda kehadiran Kyuhyun.

Selama beberapa menit, Shin-Fa terus mencari-cari keberadaan Kyuhyun dengan terus melihat ke sekeliling tempat. Mungkin saja Kyuhyun sedang berada di toilet, batinnya. Tiba-tiba Shin-Fa merasa bahwa ada seseorang yang mencolek bahunya. Shin-Fa menoleh kebelakang dan kemudian sebuah buket bunga mawar sudah berada di depan matanya. Shin-Fa menatap mata laki-laki yang sedang memegang buket mawar tersebut.

“Oppa?”

“Maafkan aku karena selama di perjalanan dan saat menonton film aku selalu memasang wajah kesal. Sungguh ini semua bukan salahmu, aku hanya terbawa emosi karena tadi…ya, aku melihat Eunhyuk datang kerumahmu. Maaf karena acara malam ini sedikit rusak karena keegoisanku,” tutur Kyuhyun dengan memasang wajah menyesal. Shin-Fa tersenyum dan mengambil buket mawarnya dari tangan Kyuhyun.

“Tidak apa-apa, Oppa. Aku tidak marah padamu, terima kasih atas buket mawarnya,” ucap Shin-Fa dengan senyum manis yang mengembang dibibirnya. Wajah menyesalnya perlahan hilang digantikan dengan sebuah senyuman. Tangan kanan Kyuhyun langsung meraih salah satu tangan Shin-Fa yang masih bebas dan menariknya menuju mobil.

“Sekarang kita pergi makan malam,”

*

“Oppa, tempatnya bagus sekali, makanannya juga enak, aku hanya bisa berterima kasih untuk hari ini, kau baik sekali,” ujar Shin-Fa. Kyuhyun tersenyum sambil memperhatikan gadis yang ada di depannya sekarang. Tidak salah Kyuhyun memesan sebuah meja yang berada di luar ruangan, gadis itu terlihat senang sekali karena bisa melihat pemandangan langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang malam ini.

“Aku senang jika kau menyukainya,”

“Tentu saja aku suka, siapa yang tidak akan jika diajak makan malam di restaurant ini! Restaurant ini kan memang terkenal dengan pemandangannya!” seru Shin-Fa seraya menatap kearah langit.

“Kau jangan terus-terusan memandang kearah langit, cepat habiskan makananmu, setelah itu kau bisa terus memandang langit sesuka hatimu, Shin-Fa,” suruh Kyuhyun. Shin-Fa mengangguk lalu menyantap makanannya.

Saat sedang menikmati steak tenderloin miliknya, Shin-Fa mulai merasa kalau tatapan mata Kyuhyun selalu tertuju kearahnya, tidak berpaling kearah lain. Shin-Fa mengangkat wajahnya dan menatap Kyuhyun balik dengan heran.

“Oppa? kau kenapa? Kenapa kau terus melihatku?”

Tanpa menjawab pertanyaan Shin-Fa, Kyuhyun mengambil sehelai tissue, kemudian membersihkan sudut bibir Shin-Fa dengan tissue yang diambilnya. Wajah gadis itu sontak memerah.

“Sausnya menempel di bibirmu, jadi kubersihkan dengan tissue. Cara makanmu seperti anak kecil, Shin-Fa, haha…” Kyuhyun tertawa. Shin-Fa menundukkan kepala saking malunya pada Kyuhyun lalu menggaruk kepalanya.

Setelah selesai menyantap makan malam, mereka berdua –Kyuhyun juga Shin-Fa –meninggalkan meja dan berjalan menuju balkon restaurant yang berada tak jauh dari meja mereka berdua. Balkon tersebut memang sudah dirancang untuk para pengunjung yang ingin menikmati pemandangan di siang hari ataupun malam hari.

“Shin-Fa…”

“Ne?”

“Jika kau butuh apapun, hubungi saja aku,” gumam Kyuhyun pelan.

“Kau tidak perlu merasa takut lagi padaku. Tenang saja, aku akan memperlakukanmu dengan baik. Aku tidak akan memberikan ancaman padamu lagi. aku ingin saat kau membutuhkan sesuatu, aku akan menjadi orang pertama yang kau hubungi,” tutur laki-laki tersebut dengan lembut. Tangannya mulai menggenggam tangan Shin-Fa. Shin-Fa mulai terhanyut dengan serangkaian kata yang diucapkan oleh Kyuhyun. Hatinya terasa hangat dan nyaman ketika mendengarnya.

“Kau harus janji padaku, Shin-Fa, kau harus menghubungiku jika kau butuh apapun,” Kyuhyun mengangkat satu tangannya yang bebas dan menunjukkan jari kelingkingnya pada Shin-Fa. Shin-Fa tersenyum, lalu ia mengangkat tangannya dan menautkan jari kelingking kecilnya ke kelingking Kyuhyun.

“Tapi…” sela Shin-Fa.

“Tapi apa?”

“Aku…tidak punya nomor ponsel Oppa…” jawab Shin-Fa polos. Tiba-tiba tawa Kyuhyun meledak.

“Kenapa kau tertawa, Oppa?” tanya Shin-Fa dengan memasang wajah cemberut. Kyuhyun melepas genggaman tangannya dan langsung mencubit salah satu pipi Shin-Fa.

“Kau ini lucu sekali, Shin-Fa…kau sepertinya cocok jadi bintang lawak, haha…”

“Oppa, lepaskan tanganmu! Pipiku sakit! Aku memang tidak punya nomor ponsel Oppa, bagaimana aku mau menghubungi Oppa jika aku membutuhkan sesuatu?” keluhnya.

“Nanti kau juga tahu nomor ponselku,” ujar Kyuhyun seraya menarik tangannya yang mencubit pipi Shin-Fa.

“Oppa, sudah malam, aku takut Appa nanti marah,”

“Oke, kita pulang sekarang,” ajak Kyuhyun.

*

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Setengah jam yang lalu, Kyuhyun mengantarnya pulang kerumah dan kembali meminta maaf pada ayah Shin-Fa karena telah membawa putrinya pergi sampai larut malam.

Shin-Fa menguap lebar karena rasa kantuk perlahan mulai datang dan seakan-akan menyuruhnya untuk tidur sekarang juga.

“Maybe you’re the one, maybe eojjeomyeon, eojjeomyeon niga, naega kidarin banjjogingeonji…”

Ponselnya tiba-tiba berbunyi menandakan sebuah panggilan masuk untuknya. Sebuah nomor yang tidak dikenal tertera di layar ponselnya. Shin-Fa menekan tombol berwarna hijau lalu mengangkat ponselnya ke telinga.

“Yeoboseyo?”

“Yeoboseyo, kau tahu siapa aku bukan?”

Mata Shin-Fa yang hampir saja terpejam karena mengantuk tiba-tiba melebar. Suara yang terdengar dari seberang adalah suara Cho Kyuhyun.

“Kyuhyun-oppa??”

“Siapa lagi kalau bukan aku…kau belum tidur, Shin-Fa?

“Aku baru saja mau tidur, Oppa, tapi tiba-tiba kau meneleponku,”

“Oh, berarti aku mengganggumu, ya?”

“A…anio! Aku tidak berkata seperti itu!”

“Ahaha, sudahlah. Sekarang kau tidur yang nyenyak, jangan lupa simpan nomorku ini, sekarang kau bisa menghubungiku bukan?”

“Ne, aku akan menyimpan nomor ponselmu,”

“Besok, aku jemput, ya…kita berangkat bersama…aku akan datang lebih awal,”

“Ne…Oppa?”

“Apa?”

“Terima kasih untuk hari ini,” ucap Shin-Fa.

“Cheonmaneyo, selamat tidur,” Shin-Fa tersenyum.

“Selamat tidur,” Shin-Fa menekan tombol merah lalu menaruh ponselnya di atas meja.

Laki-laki itu –Cho Kyuhyun –memang tidak seperti yang ia pikirkan selama ini. Dia adalah laki-laki yang baik. Kesan pertama memang terlihat sangat menjengkelkan karena tingkah lakunya selaku ketua panita. Tapi semakin lama, pandangan Shin-Fa mulai berubah, laki-laki itu mulai memperlihatkan sisi baiknya. Seulas senyum tipis terlihat di wajahnya ketika sedang memikirkan laki-laki yang sudah membuat hari ini menyenangkan dan cukup membahagiakan baginya. Karena sudah terlalu lelah, Shin-Fa langsung menghempaskan tubuhnya keatas tempat tidur dan mulai memejamkan mata secara perlahan. Ia berharap bahwa ia akan mimpi indah malam ini juga.

*


Chapter 5


“Apa? kau mau belajar untuk lebih sabar padaku?” tanya Siwon. Kyuhyun mengangguk.

“Hari ini tidak akan turun salju bukan? Cho Kyuhyun, laki-laki yang paling tidak bisa mengendalikan emosi, tiba-tiba ingin belajar sabar denganku? Wow…aku tidak percaya,” ujar Siwon yang diiringi dengan  tawa karena melihat ekspresi Kyuhyun yang cemberut padanya.

“Jangan terus-terusan menggoda Hyunnie, Siwon, lihat saja wajahnya sudah terlihat seperti anak kecil,” ucap Sungmin seraya menunjuk kearah Kyuhyun.

“Kenapa kau tiba-tiba jadi seperti ini, Hyunnie? Ini bukan kau yang seperti biasanya,”

“Choi Shin-Fa…” gumam Kyuhyun.

“Ha?”

“Aku ingin memperlakukan Shin-Fa dengan baik, kau tahu selama ini aku tidak pernah bisa memperlakukannya dengan baik, sifat jahatku ini membuat Shin-Fa ketakutan jika bertemu denganku. Karena aku tidak tahu bagaimana caranya, Sungmin menyaranku untuk belajar darimu, kau itu paling bisa memperlakukan wanita dengan baik juga sabar,” tutur Kyuhyun. Siwon diam dan berpikir sejenak.

“Benarkah? Kau serius ingin belajar denganku?” tanya Siwon. Kyuhyun mengangguk.

“Aku akan mengajarkanmu, tapi ada satu syarat!”

“Apa?”

“Kau harus mentraktirku makan selama kau berguru denganku!”

PLAK!!

Sebuah buku mendarat di kepala Siwon dengan keras. Siapa lagi kalau bukan Kyuhyun pelakunya yang memukul kepala Siwon dengan buku yang lumayan tebal dan cukup menyakitkan jika dipukul ke kepala orang. Lagi-lagi Sungmin tertawa melihat tingkah laku Kyuhyun juga Siwon yang seperti anak kecil.

“Cho Kyuhyun! Berani sekali kau memukul kepalaku dengan buku tebal itu!!” ringis Siwon sambil mengusap kepalanya yang terkena pukulan.

“Kau ini sedang memerasku ya?”

“Kalau kau tidak mau mentraktirku, aku tidak akan mau mengajarimu,”

“Sudahlah, Hyunnie, turuti saja keinginan Siwon, ini semua demi Shin-Fa bukan?” Bisik Sungmin di telinga Kyuhyun. Kyuhyun hanya menghela napas dan mengangguk dengan malas.

“Baiklah!” ujar Kyuhyun dengan terpaksa. Siwon tersenyum lebar dan langsung merangkul bahu Kyuhyun.

“Baiklah!! Kau itu memang laki-laki paling baik sedunia!!” seru Siwon dengan menyunggingkan senyum manis pada Kyuhyun.

“Dan kau memang laki-laki yang paling bisa memeras temannya!” cibir Kyuhyun.

“Kau jangan memasang ekspresi jelek seperti itu, para gadis tidak akan suka padamu lagi!” Sungmin langsung mencubit pipi kanan Kyuhyun dengan kuat.

“Aku tidak peduli dengan gadis lain! Kecuali Shin-Fa!” ujar Kyuhyun dengan jujur.

“Baru kali ini aku lihat seorang Cho Kyuhyun mulai gila hanya karena seorang gadis,” Sungmin tertawa lebar melihat perubahan yang terjadi dalam diri Kyuhyun. Awalnya Cho Kyuhyun adalah seorang pemuda yang tidak peka dan tidak pernah peduli pada gadis-gadis yang ada disekitarnya, tapi sekarang? Pelan-pelan, hatinya mulai terbuka untuk seorang gadis yang belum lama ini ia temui, seorang gadis yang menurutnya sangat menarik, Choi Shin-Fa.

“Berisik! Ayo ke kantin, perutku sudah lapar sekali!” ajak Kyuhyun.



*

Shin-Fa segera turun dari dalam taksi yang ditumpanginya dan bergegas menuju kelas. Jam kuliahnya yang kedua sebentar lagi akan dimulai. Shin-Fa terus berlari menyusuri taman yang berada di samping gedung fakultas hukum yang merupakan salah satu jalan pintas terdekat menuju kelasnya. Karena terlalu panik memikirkan apa yang akan diterima olehnya jika ia telat masuk, ia sampai tidak sadar bahwa dari arah lain tiga orang laki-laki sedang berjalan dengan santai melewati taman tersebut. Shin-Fa langsung terkejut dan hampir menabrak mereka. Ketiga orang tersebut –Sungmin, Siwon, dan Kyuhyun –tak kalah kagetnya dengan Shin-Fa.

“Wow!! Tolong hati-hati, Nona!” seru Siwon sambil mengangkat kedua tangannya menjadi sejajar dengan dadanya.


“Mi…mianhae, Sunbae!! Annyeong!!” Shin-Fa segera membungkukkan badannya dengan napas yang masih terengah-engah. Siwon dan Sungmin membalas sapaan Shin-Fa dengan ramah, tapi…Kyuhyun justru tidak memperdulikan sapaan gadis itu dan terus berjalan meninggalkan Siwon dan Sungmin yang masih berdiri di hadapan Shin-Fa. Shin-Fa hanya menatap kepergian Kyuhyun dengan tatapan heran. Kenapa dia?

“Kenapa kau terburu-buru seperti itu, Shin-Fa?” tanya Sungmin.

“Kuliah jam keduaku sudah hampir dimulai, aku harus buru-buru, duluan, Sunbae!!” Shin-Fa segera pergi meninggalkan Siwon dan Sungmin. Mereka berdua melambaikan tangan pada Shin-Fa, lalu berlari menyusul Kyuhyun yang sudah cukup jauh di depan.

“Hei, Hyunnie! Kenapa kau tidak peduli dengannya tadi? Dia tidak hanya menyapa kami berdua! Tapi dia juga menyapamu!” keluh Siwon. Kyuhyun hanya diam saja dan terus berjalan.

“Kau bilang kau hanya peduli pada Shin-Fa, tapi kau malah tidak peduli seperti itu! Kau jangan seperti itu lagi, Cho Kyuhyun!” Kyuhyun menatap Sungmin dengan malas.

“Kenapa? Karena dia akan merasa bersalah? Bukankah itu bagus? Berarti dia akan datang menghampiriku dan bertanya ‘kenapa kau seperti itu, Oppa? apa aku punya salah denganmu? Kalau begitu maafkan aku!’ iya bukan? justru itu membuatku senang, karena aku bisa melihat ekspresi polosnya muncul saat memohon-mohon padaku,” jawab Kyuhyun sambil memperagakan pertanyaan tersebut  dengan ekspresi ketakutan yang selalu Shin-Fa perlihatkan padanya.

“Kau itu bodoh sekali, Cho Kyuhyun!” decak Sungmin.

“Aku tidak bodoh!!” tukas Kyuhyun.

“Justru jika kau seperti itu, Shin-Fa akan merasa senang! Dia berpikir bahwa dia tidak akan terikat padamu lagi dan dia akan merasa terbebas darimu!” mata Kyuhyun melebar seketika begitu mendengar penjelasan Siwon.

“Mwo? Jheongmal?”

“Laki-laki ini memang harus belajar darimu juga Kibum untuk masalah wanita, Siwon!!” keluh Sungmin.

“Sepertinya kita harus meminta Kibum untuk mengajarinya malam ini juga! Ayo, Minnie! Bawa dia ke kelas Kibum!!” Siwon langsung menarik tangan Kyuhyun sedangkan Sungmin mendorong punggungnya untuk membawa Kyuhyun ke kelas Kibum.

*

Malam hari

“Lee Donghae, kenapa kau begitu takut padanya? Dia itu sama sepertiku, seorang gadis, hanya saja jika marah dia lebih menakutkan dari monster…aku akan ikut denganmu untuk memberikan penjelasan padanya…mwo? Wae? Ne, aku tahu kalau Jessica itu sudah terlanjur emosi jika melihatku, tapi aku juga harus memberikan penjelasan padanya…ah, terserah kau saja! aku mau tidur, annyeong!”

Shin-Fa menaruh ponselnya diatas meja belajar, lalu ia menghempaskan tubuhnya yang lelah keatas tempat tidurnya yang empuk. Baru saja ia menarik mau menarik selimut, tiba-tiba terdengar ponselnya kembali berbunyi. Dengan malas, Shin-Fa mengambil ponselnya dan menjawab panggilan masuk tanpa melihat siapa nama yang meneleponnya.

“Yeoboseyo, Donghae-ya! sudah kubilang aku mau ti…”

“Oh, kau mau tidur, ya? maaf jika aku menganggu…”

Tunggu! Itu bukan suara Lee Donghae, melainkan suara…Eunhyuk. Shin-Fa segera bangkit dari tidurnya dan mengambil posisi duduk bersila diatas tempat tidur.

“Ah! Eunhyuk-ah?? Mi…mianhae, kupikir Donghae-ya yang meneleponku…”

“Memangnya tadi Donghae meneleponmu?”

“Ne, dia meneleponku tadi membahas masalahnya dengan Jessica, dan sialnya aku terlibat…”

“Mwo? Wae?”

“Jessica tadi datang ke kampus dan mendapatiku dengan Donghae-ya sedang duduk berdua ditaman, Jessica pikir Donghae-ya sedang merayuku, aku menawarkan diri untuk ikut dengannya ke gedung kesenian, tapi dia menolak, takut tiba-tiba Jessica semakin emosi jika melihatku,” tiba-tiba terdengar suara tawanya dari seberang.

“Donghae itu ternyata pengecut sekali, aku tidak menyangka dibalik wajahnya yang keren ternyata dia takut dengan yeoja-chingu-nya, haha,” Shin-Fa tertawa.

“Shin-Fa?”

“Ne?”

“Apakah Kyuhyun-Sunbae mengganggumu lagi tadi siang?”

“Anio…dia tidak mengangguku,”

“Syukurlah kalau begitu, aku…khawatir sekali denganmu…” gumam Eunhyuk pelan.

“Mwo? Kau bilang apa?”

“Ah, tidak! Aku hanya bergumam sendiri! Tidak penting!” sanggah Eunhyuk. Untung saja gadis itu tidak mendengarnya.

“Aneh…”

“Besok…aku jemput, ya…” Tawaran Eunhyuk untuk menjemput Shin-Fa membuat jantungnya mulai berdetak tidak teratur seperti biasanya.

“K…kau mau menjemputku?”

“Ne, besok aku akan datang pagi-pagi,”

“Baiklah…”

“Sekarang tidurlah yang nyenyak, dan jangan lupa mimpikan aku!”

“Kau ini! Kuusahakan agar aku memimpikanmu!”

“Annyeong, Shin-Fa!”

“Annyeong!”

Dengan senyuman yang merekah, Shin-Fa kembali menaruh ponselnya diatas meja. Setelah mendapatkan telepon dari Eunhyuk, entah kenapa hatinya menjadi senang sekali. Shin-Fa menarik selimutnya sampai menutupi badannya dan perlahan mulai memejamkan kedua mata. Ya, ia akan tidur dengan nyenyak.

*

Mobil Eunhyuk sudah berhenti tepat didepan rumah Shin-Fa. Ia segera mengambil ponselnya dari saku jaket dan menelepon gadis itu.

“Yeoboseyo? Shin-Fa aku sudah didepan rumahmu, cepatlah keluar!”

Tak lama kemudian, Shin-Fa keluar dari rumahnya. Eunhyuk segera turun dari mobil dan menemui Shin-Fa yang sudah berdiri di depan pintu.

“Mianhae, Eunhyuk-ah! Tunggu sebentar, ya, aku sedang mencari tugas-tugas yang kuselipkan di rak buku! Sampai sekarang belum ketemu! Masuklah!” Shin-Fa mengajak Eunhyuk untuk masuk kedalam rumahnya. Ia menyuruh laki-laki itu untuk menunggunya di ruang tamu, lalu ayah Shin-Fa datang dan terus melihat kearah laki-laki yang sedang duduk di sofa ruang tamu rumahnya.

“Ah, Appa! Kenalkan! Dia Eunhyuk, teman kuliahku! Eunhyuk-ah tunggu sebentar, ya! Aku pergi kekamar dulu!” seru Shin-Fa sambil berlari menuju kamarnya. Eunhyuk segera berdiri dan membungkukkan badan dengan sopan pada ayah Shin-Fa.

“Eunhyuk imnida, saya senang sekali bisa bertemu dengan Ahjussi,” ucap Eunhyuk sambil menjabat tangan ayah Shin-Fa.

“Oh, kau teman Shin-Fa, saya juga senang sekali bisa berkenalan denganmu,” kata ayah Shin-Fa.

“Eunhyuk-ah, ayo kita berangkat!” ajak Shin-Fa yang sudah siap dengan tas dan map-map ditangannya.

“Ahjussi, saya berangkat dulu,” pamit Eunhyuk.

“Appa, aku berangkat!”

“Hati-hati kalian di jalan!” seru Appa.

Eunhyuk dan Shin-Fa keluar dari dalam rumah lalu berjalan menuju mobil Eunhyuk. Shin-Fa menatap dengan heran mobil yang terparkir di depan rumahnya. Itu bukan mobil Eunhyuk, melainkan sebuah mobil dengan model yang berbeda dari mobil yang selalu dibawanya.

“Eunhyuk-ah? Dimana mobilmu?”

“Mobilku ada di bengkel, aku meminjam mobil kakakku, kebetulan sekali dia tidak memakainya,” jawab Eunhyuk.

“Kakakmu baik sekali mau meminjamkan mobilnya padamu,”

“Baik? Dia memerasku! Dia membolehkanku membawa mobilnya asalkan aku mau membelikan makanan untuknya nanti malam!” cibir Eunhyuk. Shin-Fa tertawa ketika melihat wajah Eunhyuk yang cemberut karena baru saja diperas oleh Lee Soo-Ra, kakak perempuannya.

Tawa mereka berdua terhenti seketika begitu melihat laki-laki yang sudah berdiri di halaman rumahnya dengan wajah yang…cukup kesal. Setelah menatap Shin-Fa beberapa detik, mata tajamnya sekarang tertuju pada Eunhyuk yang berdiri di samping Shin-Fa.

“Kyuhyun-Oppa?”

Kyuhyun langsung berbalik arah dan pergi meninggalkan halaman rumahnya. Baru saja Shin-Fa ingin mengejarnya, tiba-tiba tangannya ditarik oleh Eunhyuk.

“Shin-Fa, kau mau apa?”

“Eunhyuk-ah! Tunggu sebentar! Aku mau mengejarnya!!” seru Shin-Fa. Shin-Fa segera berlari menyusul Kyuhyun dan segera memberikan penjelasan padanya.

“Oppa!! tunggu sebentar!!!” teriaknya.

Sia-sia saja Shin-Fa berlari mengejar laki-laki itu, mobil Kyuhyun sudah melaju dengan kencang meninggalkan rumahnya. Shin-Fa terus menatap bayang mobil Kyuhyun yang semakin lama semakin hilang. Shin-Fa menghela napas panjang. Laki-laki itu sudah pergi dan tidak memperdulikan panggilannya.


*

Sebuah mobil yang tidak dikenal sudah terparkir di depan rumah Shin-Fa. Mobil siapa itu? pikir Kyuhyun. Kyuhyun memarkirkan mobil Audi hitamnya tepat di belakang mobil tersebut. Ia segera keluar dari mobilnya dan berjalan menuju rumah Shin-Fa. Begitu memasuki halaman rumah Shin-Fa, Kyuhyun melihat Shin-Fa sudah berjalan kearahnya bersama dengan…Eunhyuk. Kenapa ada dia disini? Pikirnya. Gadis itu terlihat kaget begitu melihat dirinya sudah berdiri di halaman rumah Shin-Fa dengan wajah kesal.

“Kyuhyun-Oppa?”

Tanpa mengeluarkan satu kata apapun, Kyuhyun segera berbalik dan pergi menuju mobil. Setelah masuk kedalam mobil, Kyuhyun melihat gadis itu sedang mencoba memanggilnya dan berlari kearah mobilnya. Dengan cepat, Kyuhyun segera menyalakan mesin mobil dan pergi meninggalkan rumah Shin-Fa dengan cepat tanpa memperdulikan Shin-Fa yang tengah menyerukan namanya.

*

Selama di perjalanan, Shin-Fa terus menatap kearah samping dengan tatapan kosong. Pikirannya masih tertuju pada Kyuhyun. Tatapan mata yang tajam Kyuhyun masih saja terbayang di otaknya dengan jelas. Shin-Fa merasa sangat bersalah dan menyesal pada Kyuhyun. Apa yang harus ia lakukan jika nanti bertemu dengannya?

Sementara itu, sesekali Eunhyuk melirik kearah Shin-Fa. Gadis itu terus-terusan menghela napas panjang. Sepertinya gadis ini masih memikirkan kejadian yang tadi. Eunhyuk melepaskan satu tangannya yang sedang memegang kemudi setir dan menggapai puncak kepala Shin-Fa, lalu mengelusnya dengan lembut. Gadis itu menoleh kearahnya.

“Kau masih memikirkan Kyuhyun-sunbae?”

“Ne…aku merasa bersalah padanya…”

“Kenapa kau merasa bersalah? Ini bukan salahmu, Shin-Fa, lagipula dia tidak menghubungimu bukan jika ia ingin menjemputmu? Jangan menganggap dirimu sendiri sebagai pihak yang paling bersalah saat kejadian tadi pagi,”

“Tapi…”

“Sudahlah!  Lupakan saja masalah itu, kalau tiba-tiba Kyuhyun-Sunbae marah padamu, kau segera bilang padaku, aku yang akan menghadapinya, ya?”  Shin-Fa mengangguk pelan. Tiba-tiba pipinya kanannya terasa sakit karena di cubit oleh Eunhyuk dengan kuat.

“Aduuh!! Sakiit!!” teriak Shin-Fa sambil mencubit tangan Eunhyuk. Eunhyuk segera menarik tangannya yang dicubit oleh Shin-Fa. Cubitan Shin-Fa memberikan bekas berwarna merah di pergelangan tangannya.

“Kau ini!! Cubitanmu itu sangat mematikan, Choi Shin-Fa!”

“Itu hukuman buatmu!!”

“Jangan memasang wajah cemberut seperti itu! Kau tahu, kerutan di dahimu itu semakin bertambah banyak! Sebentar lagi kau akan terlihat seperti Halmeoni!” celetuk Eunhyuk. Mata Shin-Fa melebar bergitu mendengar kata ‘Halmeoni’. Ia langsung mengambil sebuah cermin kecil dari dalam tas dan memeriksa dahinya. Tidak ada kerutan di dahinya. Shin-Fa menyipitkan matanya pada Eunhyuk. Eunhyuk menyunggingkan senyum termanisnya, lalu mengangkat jari telunjuk juga jari tengahnya.

“Kau jahat sekali, Lee Hyukjae!!!” teriaknya seraya mencoba menarik rambut Eunhyuk.

“Hei!!! Shin-Fa, jangan bertindak brutal! Aku sedang menyetir!!!”


*

BRAAAK!!

Suara hentakan tas yang dilempar ke atas meja, sontak membuat para mahasiswa yang berada di kelas tersebut menjadi sunyi, terutama Yesung dan Kibum. Mereka berdua saling berpandangan satu sama lain ketika melihat Cho Kyuhyun datang sambil melempar tas keatas meja dengan wajah yang ditekuk.

“Kenapa lagi dia?” bisik Yesung. Kibum menggeleng.

Kyuhyun menghempaskan tubuhnya ke bangku. Kibum dan Yesung langsung menarik bangku, lalu mengambil posisi duduk di samping Kyuhyun.

“Hyunnie, kau ini kenapa?” tanya Kibum. Kyuhyun tidak menjawab, ia malah membenamkan kepalanya diatas kedua tangannya di meja.

“Hei, rencana kemarin malam yang aku sarankan berhasil tidak?” tanya Kibum sekali lagi.

“Mwo? Rencana apa? Apa yang kalian berdua rencanakan?” tanya Yesung. Kibum tertawa kecil.

“Kau mau tahu apa yang kami rencanakan?” Yesung mengangguk dan kemudian ia mengambil posisi duduk yang lebih dekat dengan Kibum.

“Tolong jangan terlalu dekat seperti ini, Yesung! Aku tidak suka!!”

“Ayo, cepatlah cerita, Kibum!!” seru Yesung.

“Oke, baiklah!”


_Flashback on_

Rumah Kibum

Sesuai apa yang dikatakan oleh Kibum siang tadi, Kyuhyun, Siwon, dan Sungmin pergi kerumah Kibum pada malam hari tepatnya jam tujuh malam. Alasan mereka datang kerumah Kibum tentu saja mengajari Kyuhyun bagaimana memperlakukan seorang gadis dengan baik.

Sudah satu jam laki-laki ini diberi pelajaran bagaimana menghadapi seorang gadis, tetap saja tidak ada kemajuan yang berarti. Siwon yang paling sabar pun sudah hampir menyerah untuk mengajari Kyuhyun. Apalagi Sungmin, ia sudah bersiap-siap untuk kabur dari rumah Kibum.

“Ya, Tuhan!! Hyunnie! Lihat! Sungmin saja sudah mulai takut padamu! Apalagi jika yang kau hadapi itu benar-benar Shin-Fa!!!” keluh Siwon sambil mengacak-acak rambutnya.

“Ah, pantas saja Shin-Fa tidak mau dekat-dekat denganmu! Aku saja yang berpura-pura menjadi Shin-Fa ingin sekali kabur darimu, Hyunnie!! Kau itu memang laki-laki yang paling menakutkan!” seru Sungmin sambil menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur Kibum.

“Aku tak menyangka jika kau selalu memperlakukan Choi Shin-Fa seperti itu, kasihan sekali dia…” gumam Kibum diikuti dengan gelengan kepala.

“Aaaah, aku menyerah!! Aku memang tidak bisa menjadi laki-laki yang baik!” seru Kyuhyun seraya mengacak-acak rambutnya.

“Hei, Cho Kyuhyun…masa kau menyerah dengan mudah seperti ini? Dasar payah…” ledek Kibum. Saking kesalnya, Kyuhyun segera mengambil bantal sofa dan melemparkan kearah Kibum.

“Hei!!!”

“Aku tidak payah!!” sanggah Kyuhyun.

“Kalau kau bukan laki-laki yang payah, buktikan kalau kau bisa!!” seru Kibum.

“Baiklah! Ayo, kita lanjutkan!!” ajak Kyuhyun.

Kibum dan Siwon kembali mengajarinya mulai dari awal. Sementara Sungmin lagi-lagi harus rela menjadi kelinci percobaan untuk Kyuhyun, yaitu berpura-pura menjadi Shin-Fa. Lima belas menit kemudian, Kyuhyun mengalami kemajuan meskipun belum seberapa. Setidaknya ada sedikit perubahan dari laki-laki itu, ia menjadi lebih sabar dan tidak lagi mengeluarkan tatapan mata evilnya.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Siwon dan Sungmin harus segera pamit dan pulang kerumah. Sedangkan Kyuhyun? Kyuhyun masih ditahan oleh Kibum dirumahnya, karena bagi Kibum kemajuan yang Kyuhyun perlihatkan sama sekali belum berarti dimatanya.

“Kibummie…aku sudah tidak tahaaan…aku mau pulaang!!” rengek Kyuhyun seperti anak kecil.

“Ya, baiklah, kita teruskan lain kali. Hey, Hyunnie! Aku punya rencana bagus untukmu!”

“Apa?”

“Besok kau harus menjemput Shin-Fa!”

“Tanpa kau suruh juga aku akan menjemputnya, Kim Kibum!” keluh Kyuhyun.

“Tunggu sebentar!! Selama di perjalanan, kau harus mengajak Shin-Fa bicara, jangan memakai nada kasar dan mengancam, pakai nada lembut dan jangan lupa selipkan kata-kata rayuan, seperti yang kuajarkan tadi,” tutur Kibum sambil mengedipkan mata pada Kyuhyun.

“Mwo? Yang benar saja!! Anioo…aku tidak mau!!” tolak Kyuhyun. Kibum langsung memukul kepala Kyuhyun dengan cukup keras.

“Kau ini payah! Sedikit merayu tidak salah, bukan? Tadi kau bisa memperagakannya saat Sungmin berpura-pura menjadi Shin-Fa!”

“Tapi besok yang kuhadapi adalah Choi Shin-Fa! Bukan Lee Sungmin!!” tukasnya.

“Anggap saja Shin-Fa itu Sungmin, beres bukan?”

“Tetap saja aku tidak mau!!”

“Ah, lupakan saja! Kalau kau tidak mau mengikuti saranku yang tadi, kau tinggal bilang saja ‘hari ini kau sangat cantik, Choi Shin-Fa!’ jangan lupa sunggingkan senyuman manismu, bukan senyuman evil yang sering kau perlihatkan padanya!”

“Hanya bilang ‘kau cantik sekali hari ini, Choi Shin-Fa!’ begitu?”

“Ne! aku yakin, wajah Shin-Fa akan memerah dan tersenyum malu-malu padamu, dia akan mulai ada hati padamu, Hyunnie!”

“Baiklah akan kucoba, sepertinya begitu sampai dirumah aku harus memutuskan urat maluku sebelum bertemu Shin-Fa besok…” gumam Kyuhyun. Kibum tertawa.

“Haha, kau ini ada-ada saja, hati-hati dijalan! Selamat berjuang!”


_Flashback off_


“Terus? Berhasil atau tidak?” tanya Yesung.

“Jika dilihat dari tingkah lakunya, tidak,” jawab Kibum singkat dengan wajah datar.

“Ne, aku memang tidak berhasil! Aku kalah cepat darinya!” decak Kyuhyun seraya mengangkat wajahnya dan menatap mereka berdua.

“Siapa? Eunhyuk?” tanya Yesung.

“Siapa lagi kalau bukan dia…”

“Bagaimana ceritanya?” tanya Kibum.

“Aku sudah sampai di depan rumahnya, dan ternyata Eunhyuk sudah ada disamping Shin-Fa dan dia juga mengajak Shin-Fa untuk berangkat bersama,”

“Reaksimu bagaimana?” Yesung kembali bertanya seperti seorang wartawan yang sedang mewawancarai seorang artis.

“Aku memasang wajah kesal dan langsung pergi meninggalkan rumah Shin-Fa,” jawab Kyuhyun.

“Menyedihkan sekali dirimu, Hyunnie,” gumam Kibum.

“Memang! Aku laki-laki paling menyedihkan di dunia!”

“Kita perlu rencana lain sepertinya,” usul Kibum.

“Rencana apa lagi?” tanya Kyuhyun malas.

“Sini aku beritahu!” Kibum menyuruh Kyuhyun dan Yesung mendekat kearahnya.

*

“Ayolah, Hyukkie!! Ikut aku menemui Jessica, aku mohoon…” Donghae merengek pada Eunhyuk sambil menarik lengan jaketnya.

“Anio! Itu urusanmu, Lee Donghae!”

“Aku mohoon…bantu aku untuk kasih penjelasan pada Jessica! Aku akan mentraktirmu makan siang! Kau boleh makan sepuasnya! Aku yang bayar!” Donghae terus memohon-mohon pada Eunhyuk. Shin-Fa meringis ketika melihat ekspresi Donghae yang terlihat sangat…miris.

“Aku harus bantu apa?” tanya Eunhyuk malas seraya meraih botol minuman miliknya.

“Kau harus mengaku sebagai pacar Shin-Fa!!”

“UHUK!! UHUK!!” Eunhyuk yang sedang meminum minumannya langsung tersedak. Sementara itu, mulut Shin-Fa terbuka lebar ketika mendengar suruhan Donghae pada Eunhyuk untuk mengaku sebagai pacarnya.

“Mwo? Aku harus mengaku sebagai pacar Shin-Fa??” teriaknya. Donghae mengangguk cepat.

Tiba-tiba wajah Eunhyuk memerah, begitu juga Shin-Fa. Wajahnya tak kalah merah dari Eunhyuk. Tidak hanya wajahnya yang memerah, tapi mereka juga menjadi salah tingkah. Eunhyuk menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal, sedangkan Shin-Fa memainkan ujung pakaiannya sambil menunduk malu.  Donghae menatap kedua orang itu secara bergantian. Kenapa mereka berdua menjadi salah tingkah? Pikirnya.

“Kalian berdua kenapa? Kenapa tiba-tiba kalian menjadi salah tingkah??” tanya Donghae kebingungan masih memandang mereka secara bergantian.

“Ta…tapi…aku mau mengantar Shin-Fa pulang, Donghae!” seru Eunhyuk dengan terbata-bata.

“Eunhyuk-ah, aku bisa pulang sendiri, kau temani saja Donghae…” sela Shin-Fa diikuti dengan anggukan dan tatapan memohon Donghae.

“Bagaimana jika Shin-Fa juga diajak?” tawar Eunhyuk.

“Jangaan!! Jessica akan emosi jika melihat Shin-Fa! Kemarin saja aura neraka sudah terlihat di sekelilingnya!” tolak Donghae.

“Terus bagaimana? Kau yakin mau pulang sendiri, Shin-Fa?” tanya Eunhyuk pada Shin-Fa. Shin-Fa mengangguk mantap.

“Ne, tentu saja, aku bukan anak kecil lagi, Eunhyuk-ah! Aku bisa pulang sendiri!” jawab Shin-Fa.

“Baiklah. Ayo cepatlah, Donghae! Aku tidak mau berlama-lama!!” seru Eunhyuk.

“Aaah, kalian berdua memang baik sekali padaku!!” ucap Donghae dengan senang.

Mereka berdua –Eunhyuk dan Donghae –segera pergi meninggalkan Shin-Fa dan pergi menuju gedung fakultas seni yang tidak jauh dari gedung fakultas hukum. Hanya berjarak beberapa meter dari fakultas hukum. Shin-Fa tersenyum geli ketika melihat Donghae yang mau memeluk Eunhyuk saat berjalan bersama menuju keluar kelas. Beberapa menit setelah Donghae dan Eunhyuk pergi, Shin-Fa langsung membereskan peralatan tulisnya dan bergegas pulang.

Selama berjalan sendirian, Shin-Fa terus-terusan memikirkan nasib Donghae yang tidak jelas kelanjutannya. Mudah-mudahan saja Jessica percaya dengan penjelasan Donghae juga Eunhyuk, batin Shin-Fa. Tiba-tiba Shin-Fa berhenti mendadak. Ia berjalan kearah yang salah. Shin-Fa berjalan kearah kooridor gedung yang membuatnya semakin jauh dan harus memutar untuk keluar. Shin-Fa langsung mengeluh dan menepuk-nepuk dahinya.

“Shin-Fa bodoh! Pabo!” umpatnya.

Sayangnya sudah setengah jalan. Kalau berbalik arah jaraknya akan semakin jauh, mau tidak mau Shin-Fa terus menyusuri kooridor tersebut. Tepat disaat Shin-Fa melewati sebuah kelas yang berada di sisi kirinya, pintu tersebut terbuka dan semua mahasiswa mulai berhamburan keluar. Shin-Fa menghentikan langkahnya secara mendadak ketika dirinya hampir menabrak seorang pemuda yang kebetulan baru saja keluar dan berbelok kearahnya. Cho Kyuhyun –pemuda itu –juga berhenti mendadak tepat di hadapan Shin-Fa. Mereka sama-sama diam. Shin-Fa pun langsung bergeser ke kanan untuk menghindar, tapi Kyuhyun itu juga bergeser kearah yang sama sehingga mereka kembali berhadapan. Saat kekiri, Kyuhyun kembali bergeser kearah sama. Kejadian itu terus berlangsung selama beberapa menit. Lama-kelamaan Kyuhyun menjadi kesal, tapi tiba-tiba ia kembali teringat dengan pelajaran kesabaran dari Siwon tadi malam. Kyuhyun menghela napas panjang untuk menekan emosinya yang hampir meledak.

Tanpa berkata apa-apa, Kyuhyun segera memiringkan badannya dan mempersilahkan Shin-Fa untuk lewat. Shin-Fa menatap Kyuhyun sejenak lalu menyunggingkan senyum simpul padanya.

“Ghamsahamnida, Oppa,” ucap Shin-Fa sambil membungkukkan badan.

Tidak sampai dua langkah Shin-Fa berjalan, tiba-tiba tangannya yang tergantung bebas ditarik oleh Kyuhyun. Shin-Fa menoleh ke belakang dan bertanya pada laki-laki itu.

“A…ada apa, Oppa?”

“Apa kau punya waktu luang malam ini?” tanya Kyuhyun.

“Sepertinya tidak ada, Oppa. Kenapa?

“Aku ingin mengajakmu…ya, nonton film, juga makan malam,”

“Ma…makan malam?”

“Ya, tapi…kalau kau tidak mau, kau boleh menolaknya, aku tidak akan menceburkanmu  ke danau,” ujar Kyuhyun dengan nada –yang diusahakan terdengar –santai.

Kyuhyun mengajaknya untuk menonton film dan makan malam bersamanya. Kebetulan sekali Shin-Fa tidak mempunyai kegiatan dan ia juga masih merasa bersalah pada Kyuhyun tentang kejadian di pagi hari. Shin-Fa mengangguk pelan.

“Aku mau, Oppa,” jawab Shin-Fa. Seulas senyum terlihat di wajah Kyuhyun.

“Baiklah, aku akan menjemputmu nanti pukul enam. Kau pulang sendirian?”

“Ne, Eunhyuk-ah harus mengantar Donghae-ya ke gedung fakultas seni,” jawab Shin-Fa.

“Aku akan mengantarmu pulang,” tawar Kyuhyun.

“Apa merepotkan?”

“Tidak, ayo,”

*

Pukul enam tepat, Kyuhyun sudah sampai dirumah Shin-Fa. Sebelum masuk kedalam rumah Shin-Fa, Kyuhyun merapihkan rambutnya juga penampilannya terlebih dahulu. Kyuhyun memakai blazer berwarna hitam dengan kaos berwarna putih didalamnya, jeans warna hitam juga sepatu kets berwarna biru tua. Penampilannya tidak terkesan formal tapi juga tidak terlihat informal, ya bisa dikatakan berada di tengah-tengah kategori tersebut. Setelah merasa cukup rapi, Kyuhyun memencet bel rumah Shin-Fa. Ayah Shin-Fa membuka pintu rumah dan menatap Kyuhyun yang sudah berdiri di depannya sambil tersenyum.

“Annyeong, Ahjussi!” sapanya dengan hormat.

“Oh, annyeong, Kyuhyun-ssi! Silahkan masuk!”

Kyuhyun dipersilahkan masuk kedalam dan duduk di ruang tamu menunggu putrinya yang sedang siap-siap. Ayah Shin-Fa pun ikut duduk bersama Kyuhyun di ruang tamu.

“Tunggu sebentar, ya. Shin-Fa sedang siap-siap,” ujar ayahnya.

“Ne, Ahjussi,” jawab Kyuhyun.

Disaat menunggu Shin-Fa, ayah Shin-Fa mengajak Kyuhyun untuk mengobrol tentang masalah hukum dan politik Korea Selatan. Untung saja Kyuhyun bisa mengimbangi pembicaraannya dengan ayah Shin-Fa, sehingga pembicaraan mereka berdua tidak terkesan hambar, justru terlihat sangat akrab dan cocok untuk menjadi teman bicara. Tak lama kemudian Shin-Fa turun dari lantai atas dan berjalan ke ruang tamu menemui ayahnya dan Kyuhyun.

“Appa, Kyuhyun-oppa…” panggilnya.

Ayahnya dan Kyuhyun langsung menoleh kearah sumber suara. Ayahnya tersenyum melihat putrinya yang baru saja datang. Sedangkan Kyuhyun? Kyuhyun mulai terpana melihat penampilan Shin-Fa malam ini. Tubuhnya dibalut dress berwarna putih yang cantik, rambutnya dibiarkan tergerai dan hanya dihiasi dengan sebuah bando. Cantik sekali, batin Kyuhyun.

“Kyuhyun-oppa?” panggil Shin-Fa. Sepertinya Kyuhyun masih berada di alam bawah sadar.

Lamunannya langsung buyar ketika Shin-Fa memanggil namanya untuk yang kedua kalinya. Kyuhyun mulai salah tingkah karena melihat penampilan Shin-Fa yang sangat cantik. Ayah Shin-Fa hanya tersenyum dan geleng kepala melihat tingkah laku Kyuhyun. Perlahan Kyuhyun mulai mendekati Shin-Fa yang masih berdiri di depan ruang tamu.

“Kau cantik sekali, Shin-Fa…” puji Kyuhyun. Wajah Shin-Fa bersemu merah dan tersenyum malu-malu.

“Ghamsahamnida, Kyuhyun-oppa,” ujarnya.

“Kita pergi sekarang?” tanya Kyuhyun. Shin-Fa mengangguk.

“Ahjussi, kami pergi dulu,” pamit Kyuhyun pada ayah Shin-Fa.

“Appa, aku pergi dulu,”

“Shin-Fa!” panggil ayahnya.

“Ne?”

“Sebenarnya apa yang terjadi hari ini? Dua laki-laki tampan tiba-tiba datang kerumah untuk menjemputmu,” bisik ayahnya. Shin-Fa tertawa.

“Aku juga tidak tahu, Appa,” jawab Shin-Fa.

“Pilihlah salah satu laki-laki yang paling kau sukai, jangan ambil dua-duanya!” celetuk ayahnya.

“Appa!!”

“Appa hanya bercanda, bersenang-senanglah, Shin-Fa! Kau cantik, kau  mirip sekali dengan ibumu,” puji ayahnya. Shin-Fa tersenyum.

“Tentu saja! aku adalah anak Eomma! Ghamsahamnida, Appa!”

“Shin-Fa! Ayo!” ajak Kyuhyun.


*

Sepertinya aku merasa sangat familiar dengan mobil Audi hitam itu, pikir Eunhyuk seraya memandang sebuah mobil yang terparkir di depan rumah Shin-Fa. Rencananya malam ini Eunhyuk ingin mengajak Shin-Fa keluar untuk makan malam bersama. Eunhyuk memberhentikan mobilnya tak jauh dari rumah Shin-Fa ketika melihat sebuah mobil sudah terparkir di depan rumah gadis itu. Eunhyuk pun keluar dari mobilnya dan berjalan menuju rumah Shin-Fa.

Ketika sampai di depan pagar rumah Shin-Fa, Eunhyuk tersentak begitu melihat Shin-Fa sedang bersama Kyuhyun yang masih mengobrol berdua di depan pintu rumah Shin-Fa. Eunhyuk terus memperhatikan penampilan mereka berdua, mereka terlihat sangat rapi dan sepertinya mereka sudah berencana untuk pergi keluar. Shin-Fa menoleh kearah pagar rumahnya dan tengah mendapati Eunhyuk sudah berdiri di depan pagar. Shin-Fa berjalan menghampirinya diikuti oleh Kyuhyun di belakangnya.

“Eunhyuk-ah? Sedang apa kau disini?” tanya Shin-Fa.

“A…aku hanya kebetulan lewat saja,” jawab Eunhyuk sambil menatap kearah Kyuhyun. Kyuhyun membalas tatapan Eunhyuk dengan tatapan yang sangat tajam dan senyum kemenangan. Eunhyuk mencoba menyembunyikan emosinya di depan Shin-Fa.

“Ooh,” gumam Shin-Fa.

“Kau mau pergi?”

“Ne, Kyuhyun-oppa mengajakku keluar untuk nonton film dan makan malam,” jawab Shin-Fa. Tiba-tiba tangan Kyuhyun mendarat di bahu Shin-Fa dan mulai merangkul gadis itu. Shin-Fa menoleh kearah Kyuhyun.

“Ayo, kita berangkat, filmya akan segera dimulai,” gumam Kyuhyun.

“Baiklah, Eunhyuk-ah, aku pergi dulu,” kata Shin-Fa.

Eunhyuk mempersilahkan mereka berdua untuk lewat. Ketika Kyuhyun tepat berada di depan Eunhyuk, ia memandang Eunhyuk dengan sengit dan kemudian mengatakan sesuatu dengan suara pelan.

“Sekarang kedudukan satu sama, Lee Hyukjae,” gumam Kyuhyun. Eunhyuk mulai naik darah melihat ekspresi wajah Kyuhyun yang baginya sangat menyebalkan. Hampir saja ia memukul wajah Kyuhyun dengan tangannya, tapi ia sadar bahwa sekarang mereka berada di kawasan rumah Shin-Fa, terlebih lagi ada ayah Shin-Fa di dalam rumah, ia tidak mau menimbulkan keributan.

“Aku pulang, ya,” ucap Eunhyuk dan kemudian berbalik badan meninggalkan mereka berdua.

Tiba-tiba Shin-Fa memegang tangan Eunhyuk dan menatapnya dengan tatapan menyesal karena tidak bisa berlama-lama. Eunhyuk tersenyum simpul dan kemudian mengusap punggung tangan Shin-Fa dengan lembut.

“Tenang saja, aku tidak apa-apa,” ujar Eunhyuk. Eunhyuk berjalan menuju mobilnya dan pulang kerumahnya. Shin-Fa terus melihat mobil Eunhyuk yang semakin lama semakin menjauh dari tempatnya berdiri.

“Kita tetap pergi atau tidak?” tanya Kyuhyun. Shin-Fa mengangguk pelan.

“Ya, ayo,”

*

Selama diperjalanan, Kyuhyun diam saja dan terus fokus pada kegiatan menyetirnya. Sesekali Shin-Fa melirik kearah Kyuhyun. Wajahnya terlihat sangat…kesal dengan kejadian tadi. Hal yang sama juga terjadi saat mereka tengah menonton film di bioskop. Kyuhyun masih tetap diam saja tidak bicara.  Beberapa kali Shin-Fa mencoba memanggil laki-laki itu. Kyuhyun tetap menanggapi gadis tersebut, hanya saja dengan tanggapan datar juga senyum yang terkesan sedikit terpaksa. Shin-Fa hanya menghela napas panjang, ia mulai tidak suka dengan keadaan yang sekarang. Setelah film selesai, mereka berdua berjalan keluar dari teater.

“Oppa, aku izin ke toilet sebentar,” Kyuhyun mengangguk. Shin-Fa bergegas menuju toilet yang tidak jauh dari tempat Kyuhyun menunggu. Ketika Shin-Fa sudah masuk kedalam toilet, Kyuhyun segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon Kibum.

“Yeoboseyo?”

“Kibum! Aku butuh bantuanmu!!”

“Bantuan apa? Memangnya kau sekarang ada dimana?”

“Aku sedang pergi bersama Shin-Fa, dan sekarang ia sedang pergi ke toilet! Aku butuh bantuanmu, apa yang harus kulakukan sekarang, aku terlanjur memasang wajah kesal karena tadi aku melihat Eunhyuk juga datang kerumahnya saat aku mengajaknya pergi! Dan sepertinya ia merasa sedikit kecewa dengan sikapku, aku harus bagaimana??”

“Dasar bodoh! Itu sama saja kau merusak kencanmu sendiri! Sekarang pergilah sebentar untuk membeli sebuket bunga!”

“Ha? Sebuket bunga? Untuk apa?”

“Ya untuk sebagai permintaan maafmu padanya, laki-laki payah!!”

“Baiklah, terima kasih atas saranmu, Kibum!”

Tanpa pikir panjang, Kyuhyun langsung pergi mencari toko bunga terdekat untuk membeli sebuket bunga untuk Shin-Fa.

*

“Kyuhyun-Oppa maaf menunggu la…” ucapannya terhenti begitu melihat Kyuhyun tidak ada di tempatnya semula. Shin-Fa memandang ke sekeliling tempatnya berdiri, tapi tidak ada tanda-tanda kehadiran Kyuhyun.

Selama beberapa menit, Shin-Fa terus mencari-cari keberadaan Kyuhyun dengan terus melihat ke sekeliling tempat. Mungkin saja Kyuhyun sedang berada di toilet, batinnya. Tiba-tiba Shin-Fa merasa bahwa ada seseorang yang mencolek bahunya. Shin-Fa menoleh kebelakang dan kemudian sebuah buket bunga mawar sudah berada di depan matanya. Shin-Fa menatap mata laki-laki yang sedang memegang buket mawar tersebut.

“Oppa?”

“Maafkan aku karena selama di perjalanan dan saat menonton film aku selalu memasang wajah kesal. Sungguh ini semua bukan salahmu, aku hanya terbawa emosi karena tadi…ya, aku melihat Eunhyuk datang kerumahmu. Maaf karena acara malam ini sedikit rusak karena keegoisanku,” tutur Kyuhyun dengan memasang wajah menyesal. Shin-Fa tersenyum dan mengambil buket mawarnya dari tangan Kyuhyun.

“Tidak apa-apa, Oppa. Aku tidak marah padamu, terima kasih atas buket mawarnya,” ucap Shin-Fa dengan senyum manis yang mengembang dibibirnya. Wajah menyesalnya perlahan hilang digantikan dengan sebuah senyuman. Tangan kanan Kyuhyun langsung meraih salah satu tangan Shin-Fa yang masih bebas dan menariknya menuju mobil.

“Sekarang kita pergi makan malam,”

*

“Oppa, tempatnya bagus sekali, makanannya juga enak, aku hanya bisa berterima kasih untuk hari ini, kau baik sekali,” ujar Shin-Fa. Kyuhyun tersenyum sambil memperhatikan gadis yang ada di depannya sekarang. Tidak salah Kyuhyun memesan sebuah meja yang berada di luar ruangan, gadis itu terlihat senang sekali karena bisa melihat pemandangan langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang malam ini.

“Aku senang jika kau menyukainya,”

“Tentu saja aku suka, siapa yang tidak akan jika diajak makan malam di restaurant ini! Restaurant ini kan memang terkenal dengan pemandangannya!” seru Shin-Fa seraya menatap kearah langit.

“Kau jangan terus-terusan memandang kearah langit, cepat habiskan makananmu, setelah itu kau bisa terus memandang langit sesuka hatimu, Shin-Fa,” suruh Kyuhyun. Shin-Fa mengangguk lalu menyantap makanannya.

Saat sedang menikmati steak tenderloin miliknya, Shin-Fa mulai merasa kalau tatapan mata Kyuhyun selalu tertuju kearahnya, tidak berpaling kearah lain. Shin-Fa mengangkat wajahnya dan menatap Kyuhyun balik dengan heran.

“Oppa? kau kenapa? Kenapa kau terus melihatku?”

Tanpa menjawab pertanyaan Shin-Fa, Kyuhyun mengambil sehelai tissue, kemudian membersihkan sudut bibir Shin-Fa dengan tissue yang diambilnya. Wajah gadis itu sontak memerah.

“Sausnya menempel di bibirmu, jadi kubersihkan dengan tissue. Cara makanmu seperti anak kecil, Shin-Fa, haha…” Kyuhyun tertawa. Shin-Fa menundukkan kepala saking malunya pada Kyuhyun lalu menggaruk kepalanya.

Setelah selesai menyantap makan malam, mereka berdua –Kyuhyun juga Shin-Fa –meninggalkan meja dan berjalan menuju balkon restaurant yang berada tak jauh dari meja mereka berdua. Balkon tersebut memang sudah dirancang untuk para pengunjung yang ingin menikmati pemandangan di siang hari ataupun malam hari.

“Shin-Fa…”

“Ne?”

“Jika kau butuh apapun, hubungi saja aku,” gumam Kyuhyun pelan.

“Kau tidak perlu merasa takut lagi padaku. Tenang saja, aku akan memperlakukanmu dengan baik. Aku tidak akan memberikan ancaman padamu lagi. aku ingin saat kau membutuhkan sesuatu, aku akan menjadi orang pertama yang kau hubungi,” tutur laki-laki tersebut dengan lembut. Tangannya mulai menggenggam tangan Shin-Fa. Shin-Fa mulai terhanyut dengan serangkaian kata yang diucapkan oleh Kyuhyun. Hatinya terasa hangat dan nyaman ketika mendengarnya.

“Kau harus janji padaku, Shin-Fa, kau harus menghubungiku jika kau butuh apapun,” Kyuhyun mengangkat satu tangannya yang bebas dan menunjukkan jari kelingkingnya pada Shin-Fa. Shin-Fa tersenyum, lalu ia mengangkat tangannya dan menautkan jari kelingking kecilnya ke kelingking Kyuhyun.

“Tapi…” sela Shin-Fa.

“Tapi apa?”

“Aku…tidak punya nomor ponsel Oppa…” jawab Shin-Fa polos. Tiba-tiba tawa Kyuhyun meledak.

“Kenapa kau tertawa, Oppa?” tanya Shin-Fa dengan memasang wajah cemberut. Kyuhyun melepas genggaman tangannya dan langsung mencubit salah satu pipi Shin-Fa.

“Kau ini lucu sekali, Shin-Fa…kau sepertinya cocok jadi bintang lawak, haha…”

“Oppa, lepaskan tanganmu! Pipiku sakit! Aku memang tidak punya nomor ponsel Oppa, bagaimana aku mau menghubungi Oppa jika aku membutuhkan sesuatu?” keluhnya.

“Nanti kau juga tahu nomor ponselku,” ujar Kyuhyun seraya menarik tangannya yang mencubit pipi Shin-Fa.

“Oppa, sudah malam, aku takut Appa nanti marah,”

“Oke, kita pulang sekarang,” ajak Kyuhyun.

*

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Setengah jam yang lalu, Kyuhyun mengantarnya pulang kerumah dan kembali meminta maaf pada ayah Shin-Fa karena telah membawa putrinya pergi sampai larut malam.

Shin-Fa menguap lebar karena rasa kantuk perlahan mulai datang dan seakan-akan menyuruhnya untuk tidur sekarang juga.

“Maybe you’re the one, maybe eojjeomyeon, eojjeomyeon niga, naega kidarin banjjogingeonji…”

Ponselnya tiba-tiba berbunyi menandakan sebuah panggilan masuk untuknya. Sebuah nomor yang tidak dikenal tertera di layar ponselnya. Shin-Fa menekan tombol berwarna hijau lalu mengangkat ponselnya ke telinga.

“Yeoboseyo?”

“Yeoboseyo, kau tahu siapa aku bukan?”

Mata Shin-Fa yang hampir saja terpejam karena mengantuk tiba-tiba melebar. Suara yang terdengar dari seberang adalah suara Cho Kyuhyun.

“Kyuhyun-oppa??”

“Siapa lagi kalau bukan aku…kau belum tidur, Shin-Fa?

“Aku baru saja mau tidur, Oppa, tapi tiba-tiba kau meneleponku,”

“Oh, berarti aku mengganggumu, ya?”

“A…anio! Aku tidak berkata seperti itu!”

“Ahaha, sudahlah. Sekarang kau tidur yang nyenyak, jangan lupa simpan nomorku ini, sekarang kau bisa menghubungiku bukan?”

“Ne, aku akan menyimpan nomor ponselmu,”

“Besok, aku jemput, ya…kita berangkat bersama…aku akan datang lebih awal,”

“Ne…Oppa?”

“Apa?”

“Terima kasih untuk hari ini,” ucap Shin-Fa.

“Cheonmaneyo, selamat tidur,” Shin-Fa tersenyum.

“Selamat tidur,” Shin-Fa menekan tombol merah lalu menaruh ponselnya di atas meja.

Laki-laki itu –Cho Kyuhyun –memang tidak seperti yang ia pikirkan selama ini. Dia adalah laki-laki yang baik. Kesan pertama memang terlihat sangat menjengkelkan karena tingkah lakunya selaku ketua panita. Tapi semakin lama, pandangan Shin-Fa mulai berubah, laki-laki itu mulai memperlihatkan sisi baiknya. Seulas senyum tipis terlihat di wajahnya ketika sedang memikirkan laki-laki yang sudah membuat hari ini menyenangkan dan cukup membahagiakan baginya. Karena sudah terlalu lelah, Shin-Fa langsung menghempaskan tubuhnya keatas tempat tidur dan mulai memejamkan mata secara perlahan. Ia berharap bahwa ia akan mimpi indah malam ini juga.

*