Chapter 3
“Seleksi tim basket saya akhiri sampai disini, hasil seleksi akan diumumkan dua hari lagi dan akan di tempel di papan pengumuman, sekian dan terima kasih,” ucap sang pelatih sebelum meninggalkan lapangan juga para mahasiswa yang baru saja mengikuti seleksi tim basket.
Tak sampai dalam hitungan menit, para mahasiswa yang mengikuti tes seleksi mulai berhamburan meninggalkan lapangan. Begitu juga dengan Eunhyuk. Ia berjalan kearah pinggir lapangan untuk mengambil tas ranselnya yang ia taruh di bawah pohon.
“Hei, Hyukkie!! Permainanmu hari ini bagus sekali! aku yakin kau pasti akan lolos seleksi dengan mudah!” seru Donghae sambil merangkul bahu Eunhyuk secara tiba-tiba.
“Kau juga tak kalah bagus, Donghae! Aku juga yakin kau akan lolos seleksi dengan mudah!”
“Jheongmal? Wah! Terima kasih atas pujiannya, Hyukkie! Aku cinta sekali padamu!” Saking senangnya mendengar pujian dari temannya itu, Donghae langsung memeluk tubuh Eunhyuk dengan erat. Sontak wajah Eunhyuk langsung memerah dan mencoba untuk melepaskan diri dari pelukan Donghae, ia takut semua orang berpikir bahwa mereka berdua mempunya sebuah hubungan…terlarang.
“Hei, Lee Donghae!! Lepaskan aku! Apakah kepalamu habis terbentur ring basket?”
*
Sudah malam, batin Eunhyuk yang kini sedang melihat arlojinya. Ia bergegas pergi menuju tempat parkir yang jaraknya lumayan jauh dari lapangan basket. Untuk sampai ke sana, ia harus melewati jalan setapak yang sangat sepi, tidak ada satupun orang yang terlihat sedang melintas di jalan setapak yang Eunhyuk lalui. Selain sepi, lampu jalanan yang seharusnya memberi penerangan di malam hari, justru tidak menyala, sekalipun ada yang menyala, lampu itu hanya menyala dengan cahaya redup. Mungkin sebentar lagi lampu itu akan bernasib sama seperti lampu yang lain.
Begitu sampai di tempat parkir, langkahnya tiba-tiba terhenti begitu melihat tiga orang laki-laki yang sedang bersandar di depan mobil miliknya. Wajah mereka tidak terlihat jelas, hanya samar-samar karena penerangan seadanya. Perlahan, Eunhyuk mulai mendekati mereka. Ah, ternyata dia lagi, kali ini ia membawa dua orang temannya. Eunhyuk menghela napas panjang dan menatap mereka dengan wajah santai.
“Ada perlu apa denganku, Sunbae?” tanya Eunhyuk dengan nada sopan.
Salah satu dari mereka –yang berdiri di tengah-tengah –memandang Eunhyuk dengan sengit sambil tertawa sinis. Ia memandang kedua temannya secara bergantian, lalu mengangkat dagunya sekilas kearah Eunhyuk.
BUGH!!
Sebuah pukulan mendarat di perutnya dengan keras sehingga ia jatuh tersungkur ke bawah. Tangannya langsung memegang perutnya yang kesakitan akibat pukulan tadi. Ia berusaha menahan rasa sakit juga rasa mual yang muncul secara bersamaan di perutnya. Eunhyuk segera berdiri dan mencoba untuk memberikan sebuah perlawanan. Tapi sayang, ia hanya sendirian. Satu lawan dua. Sebuah perlawanan yang tidak seimbang.
Disaat kedua orang temannya sedang memberikan pukulan dan tendangan yang bertubi-tubi pada Eunhyuk, laki-laki itu hanya berdiri tegak sambil melipat tangannya di dada. Tiba-tiba terdengar suara ponsel berdering dari dalam tas Eunhyuk yang tergeletak begitu saja di bawah. Ia membuka tas Eunhyuk dan mengambil ponselnya. Kemudian tersenyum miring begitu melihat nama yang tertera di layar ponsel Eunhyuk. Choi Shin-Fa. Dengan mudah, ia menekan tombol berwarna merah, lalu menaruhnya kembali di dalam tas.
“Hei, Kyu! Dia sudah tidak bisa melawan lagi! Sekarang apa yang akan kita lakukan?” seru salah satu temannya.
Kyuhyun berjalan santai mendekati Eunhyuk yang sudah tergeletak tak berdaya setelah dipukuli dan ditendang habis-habisan oleh kedua temannya yang memang tergolong paling kuat dan terkenal sangat patuh terhadap perintah ‘Ketua’ mereka, Kangin dan Heechul. Kyuhyun berjongkok, lalu memandang Eunhyuk dengan tajam dan senyum yang meremehkan.
“Kau ini memang susah sekali diatur, ya…kau sudah kuperingatkan sejak kemarin untuk menjauh darinya, tapi ternyata…kau masih saja dekat dengannya bahkan kau sampai berani melawanku, Lee Hyukjae…”
“Kau tidak berhak mengaturku, Cho Kyuhyun!!” teriak Eunhyuk pada laki-laki itu. Kyuhyun tertawa sinis mendengarnya, lalu dengan cepat, ia melayangkan sebuah pukulan keras kearah wajah Eunhyuk. Alhasil, darah segar mulai menetes keluar dari dalam hidung laki-laki tersebut.
“Aku tidak akan segan-segan melakukan hal yang lebih daripada ini jika kau masih berani mendekatinya,” ancam Kyuhyun.
“Ayo, pergi…” ujar Kyuhyun.
Kyuhyun pun pergi meninggalkan Eunhyuk yang masih tergeletak lemah di samping mobilnya diikuti oleh Kangin dan Heechul bagaikan pengawal yang setia menemani laki-laki itu kemana saja. Dengan tenaga yang masih tersisa, Eunhyuk mencoba untuk berdiri pelan-pelan meskipun harus terjatuh beberapa kali, dan kemudian ia bersandar di depan mobilnya. Tak hanya perutnya, tapi seluruh tubuhnya juga mengalami rasa sakit yang luar biasa.
“Laki-laki itu memang gila…”
*
Kenapa dimatikan? Batinnya sambil memandang layar ponsel dengan wajah heran. Tidak biasanya laki-laki itu tak mengangkat teleponnya. Tiba-tiba pikiran negatif mulai menyelimuti pikiran Shin-Fa. Apa terjadi sesuatu dengannya? …Ya, ampun Shin-Fa! Jangan berpikiran negatif seperti itu, dasar bodoh! Batin gadis itu sambil menepuk-nepuk dahinya.
Ah, mungkin saja ia sedang menyetir, sehingga tidak bisa menerima panggilan darinya! Iya, pasti seperti itu! Shin-Fa berusaha untuk berpikir positif. Kemudian ia mengangkat kedua bahunya sekilas lalu menaruh ponselnya di atas meja.
“Besok saja kutanyakan kenapa dia tidak menjawab panggilanku,”
*
Keesokan harinya…
“Appa, cepatlah! Aku tidak mau terlam…” kalimatnya terhenti begitu saja begitu melihat sebuah mobil Audi hitam berhenti di depan rumahnya. Sang pemilik mobil pun keluar dari dalam mobil sambil tersenyum miring.
Shin-Fa hanya bisa diam dan tetap berdiri di depan pintu rumahnya. Ayahnya yang baru saja keluar dari dalam rumah juga tak kalah diam begitu melihat putrinya berdiri kaku seperti patung. Kemudian pandangannya beralih pada seorang pemuda yang tengah sedang berjalan menghampirinya dan juga putrinya.
“Annyeong haseyo, ahjussi!” sapanya.
“Annyeong haseyo, kau siapa?” tanya ayah Shin-Fa.
“Perkenalkan, nama saya Kyuhyun. Cho Kyuhyun,” ujar Kyuhyun dengan nada sopan sambil menjabat tangan ayah Shin-Fa. Bahkan bisa dibilang terlalu sopan. Shin-Fa hanya bisa menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Laki-laki ini berbeda dari biasanya. Dia tidak memperlihatkan tatapan mata tajam dan menusuk yang memang merupakan kebiasaan darinya ketika menatap semua orang. Tapi sekarang…ia memancarkan sebuah tatapan ramah juga menyenangkan.
“Ada perlu apa dengan putriku?”
“Saya ingin mengajak Shin-Fa untuk berangkat bersama ke kampus, apa ahjussi mengizinkan saya untuk berangkat bersamanya?”
“Wah, Kyuhyun-ssi! Kau datang di waktu yang tepat! Sepertinya saya akan telat jika harus mengantar Shin-Fa terlebih dahulu ke kampus! Terima kasih, Kyuhyun-ssi!”
“Appa!!” seru Shin-Fa.
“Shin-Fa, Appa juga sudah terlambat, pergilah bersama Kyuhyun-ssi!”
Appa sudah termakan perkataan laki-laki gila ini, pikirnya. Shin-Fa tidak habis pikir, kenapa ayahnya bisa mempercayai Kyuhyun dengan mudah. Apa karena tingkah laku Kyuhyun yang terlalu sopan sehingga membiarkan putrinya berangkat bersama laki-laki yang telah membuat hari-harinya menjadi suram? Lagi-lagi dengan mudahnya jari-jari Kyuhyun masuk kedalam jemari Shin-Fa dan menggenggamnya dengan cepat. Shin-Fa tidak bisa menarik tangannya karena genggaman tangan Kyuhyun yang terlalu kuat.
“Kalau begitu kami berangkat duluan, Ahjussi, annyeong!” pamit Kyuhyun pada ayah Shin-Fa.
“Hati-hati kalian berdua! Kyuhyun-ssi, tolong jaga putriku!”
Apa? Ayahnya sekarang sudah mempercayai Kyuhyun untuk menjaganya. Ya, Tuhan kenapa jadi seperti ini? Keluhnya. Kyuhyun tersenyum simpul pada ayah Shin-Fa. Ia segera membukakan pintu mobil untuk Shin-Fa dan menyuruhnya masuk ke dalam mobil.
Selama di perjalanan, lagi-lagi Shin-Fa diam dan tidak mau bicara. Tingkah lakunya itu membuat Kyuhyun tertawa dan geleng kepala.
“Hei, Shin-Fa! Kenapa kau diam saja? Kau tidak suka pergi bersamaku?” tanyanya santai.
Tentu saja tidak, siapa yang mau pergi bersama laki-laki gila sepertimu, batin gadis itu. Pelan-pelan, Shin-Fa mulai membuka mulut untuk mengutarakan sesuatu pada Kyuhyun, namun tertutup kembali karena…ya tentu saja takut. Tapi…jika tidak diutarakan, ia akan selalu di ganggu oleh laki-laki itu. Dengan suara yang pelan, Shin-Fa pun mulai bertanya pada laki-laki yang sekarang sedang fokus dengan kegiatan menyetirnya.
“Kenapa Sunbae selalu saja datang untuk menggangguku?”
“Mwo? Kau tidak suka?”
“Jujur…Ne…aku…tidak suka…”
Tiba-tiba mobil Kyuhyun berhenti begitu saja di pinggir jalan. Apa lagi yang akan ia lakukan? Pikirnya. Disaat Shin-Fa sedang lengah, Kyuhyun langsung menarik dagu kecil gadis itu dengan cepat agar ia bisa menatap manik mata gadis itu, dan lagi-lagi gadis yang ada didepannya ini memperlihatkan ekspresi ketakutan ketika menatap matanya.
“Kau itu lucu sekali, Choi Shin-Fa, selalu saja memperlihatkan ekspresi ketakutan saat aku menatap matamu. Kau tahu tingkah lakumu yang lucu itu semakin membuatku tidak akan bosan untuk terus mengganggumu dan mendekatimu,” gumam Kyuhyun.
Kyuhyun menarik tangannya kembali dan kemudian menyalakan mesin mobilnya. Laki-laki ini sangat menyebalkan, batin Shin-Fa.
“Hei, Shin-Fa, kenapa kau masih memanggilku Sunbae? Mulai sekarang kau harus memanggilku dengan sebutan Oppa!”
“Mwo? Op…Oppa? Anioo~ aku tidak mau…” Shin-Fa menolak permintaan Kyuhyun. Kyuhyun menyipitkan matanya pada Shin-Fa. Sepertinya laki-laki ini akan memberikan sebuah ancaman lagi.
“Kau masih berani membantahku? Kau ini benar-benar ingin sekali mencoba berenang di danau itu ya?” Lagi-lagi sebuah ancaman, batin Shin-Fa. Ya, mau bagaimana lagi, ia harus menuruti keinginan seorang laki-laki bernama Cho Kyuhyun itu. Bagaimanapun juga, Kyuhyun adalah seniornya meskipun tingkah lakunya sudah sangat melebihi batas, atau bisa dibilang keterlaluan sebagai seorang senior.
“Ne…O, Oppa…” gumamnya dengan nada paksa.
Beberapa menit kemudian, mobil Kyuhyun sampai di dalam area gedung fakultas hukum. Begitu mobilnya masuk kedalam area parkir kendaraan, mata Shin-Fa terbelalak begitu melihat sesosok laki-laki yang baru saja keluar dari dalam mobilnya dengan…wajah lebam.
“Berhenti!!!” teriaknya. Kyuhyun tersentak kaget dan langsung memberhentikan mobilnya secara mendadak sehingga menimbulkan sebuah hentakan yang cukup keras. Shin-Fa bergegas keluar dari mobil Kyuhyun tanpa ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya.
“Hei, Shin-Fa!!” teriak Kyuhyun dari dalam mobil.
Kyuhyun tertegun begitu melihat Shin-Fa berlari menuju laki-laki yang masih berada di samping mobil sport miliknya. Lagi-lagi dia, kenapa harus laki-laki itu? pikir Kyuhyun. Karena emosi yang sudah mulai memenuhi pikiran dan juga hatinya, Kyuhyun langsung memukul kemudi setirnya dengan cukup keras.
*
“Eunhyuk-ah!!”
Eunhyuk menoleh kearah sumber suara, langkah kakinya terhenti begitu melihat Shin-Fa berlari-lari kecil menghampirinya.
“Aigoo~ kau dipukuli lagi?” tanya Shin-Fa khawatir dan mencoba untuk menyentuh luka-luka lebam di wajah Eunhyuk. Eunhyuk menepis tangan Shin-Fa dengan pelan agar gadis itu tidak bisa menyentuhnya.
“Aku tidak apa-apa, kau tenang saja,” gumam Eunhyuk dengan menyunggingkan sebuah senyum tipis.
“Siapa yang membuatmu seperti ini? Katakan padaku!” Seru Shin-Fa.
Eunhyuk hanya diam saja dan mengalihkan pandangannya kearah lain. Apa yang harus aku katakan padanya? Apa kau harus jujur atau tetap diam dan tidak menjawab pertanyaannya? Pikiran Eunhyuk mulai kalut ketika melihat mata gadis itu.
“EHEM!!”
Seseorang berdehem keras di belakang Shin-Fa dan Eunhyuk, sontak membuat mereka berdua terkejut dan menoleh kebelakang secara bersamaan. Kyuhyun sudah berdiri tepat di belakang mereka dengan santai. Eunhyuk memandang laki-laki itu dengan sengit, begitupun juga Kyuhyun yang membalas tatapan mata Eunhyuk yang tak kalah sengitnya.
“Shin-Fa, kau harus temani aku makan siang nanti, aku akan menjemputmu di kelas, jangan lari dariku,” gumam Kyuhyun dengan suara pelan.
Sosok Kyuhyun semakin lama semakin menghilang ditelan keramaian para mahasiswa yang masih berkeliaran diluar kelas. Eunhyuk dan Shin-Fa masih berdiri kaku di depan gedung tanpa ada suara yang keluar dari mulutnya.
“Kau diganggu lagi olehnya?” tanya Eunhyuk.
“Anio…dia hanya mengajakku untuk berangkat bersama,” jawab Shin-Fa.
“Dia tidak melakukan apa-apa padamu selama di perjalanan, bukan?
“Sekarang bukan aku yang harusnya kau pikirkan, harusnya kau memikirkan dirimu sendiri terlebih dahulu karena luka-luka di wajahmu itu! Ayo kekelas!” seru Shin-Fa sambil menarik tangan Eunhyuk. Eunhyuk hanya diam saja dan tetap membiarkan badannya bergerak mengikuti gadis itu.
Begitu sampai dikelas, tidak ada satupun mahasiswa yang terlihat sedang duduk ataupun belajar di ruangan tersebut. Ya, hanya ada mereka berdua didalamnya. Eunhyuk dan Shin-Fa duduk di bangku yang berada di pinggir jendela. Shin-Fa memutuskan untuk duduk disamping Eunhyuk karena ia ingin mengobati luka-luka Eunhyuk yang sepertinya tidak diobati, hanya didiamkan saja. Shin-Fa mengeluarkan saputangannya dan mengusap luka-luka di wajah Eunhyuk secara perlahan namun cekatan. Gadis itu terus menelaah satu-satu luka di wajah Eunhyuk sehingga jarak diantara mereka menjadi sangat dekat.
“Kenapa kau bisa babak belur seperti ini? Ini lebih parah dari yang kemarin,” gumam Shin-Fa. Eunhyuk hanya diam saja dan terus menatap mata gadis yang sedang membersihkan luka di wajahnya itu.
“Kenapa kau khawatir sekali padaku?” tanya Eunhyuk.
“Kau masih bertanya seperti itu? dasar bodoh, tentu saja aku mengkhawatirkanmu, karena kau itu temanku!! Sudahlah kau tidak perlu bertanya lagi, kau diam saja!”
“Shin-Fa…”
“Ne?”
“Kau itu cantik, ya…” Tangannya yang sedang mengobati luka di pelipis kiri Eunhyuk tiba-tiba terhenti begitu mendengar kata-kata Eunhyuk yang berupa sebuah pujian.
“Ka…kau ini kenapa? Kepalamu habis terbentur? Atau Donghae-ya telah mengajarimu cara merayu seorang gadis? tanya Shin-Fa dengan kikuk.
“Aigoo~ aku tidak berbohong, kau benar-benar cantik, Choi Shin-Fa…” ujarnya.
Wajah Shin-Fa semakin memerah, bahkan merahnya hampir seperti tomat merah yang baru saja ranum. Ketika Eunyuk melihat ekspresi Shin-Fa yang sangat lucu, ia langsung tertawa terbahak-bahak sampai memegang perutnya.
“Kenapa kau tiba-tiba tertawa?” tanya Shin-Fa.
“Sumpah demi apapun, ekspresi wajahmu itu lucu sekali! benar-benar seperti anak kecil! Haha, perutku sampai sakit karena tertawa!” kata Eunhyuk yang diiringi dengan tawa. Shin-Fa memajukan bibirnya beberapa senti dan langsung memukul badan Eunhyuk yang kurus dengan tasnya karena kesal.
“Auw! Sakiit!” Ringis Eunhyuk.
“Kau ini menyebalkan sekali, Lee Hyukjae!!”
“Hei, berhentilah memanggilku Lee Hyukjae! Aku tidak suka!” seru Eunhyuk sambil mencubit kedua pipi Shin-Fa.
“Lee Hyukjae! Tolong lepaskan tanganmu!! Pipiku sakit!!”
“Aku akan tetap mencubitmu jika kau masih memanggilku Lee Hyukjae!”
“Lee Hyukjae! Lee Hyukjae! Lee Hyukjae! Lee Hyukjae! Lee Hyukjae!!”
“Choi Shin-Fa! Berani sekali kau melawanku!! Rasakan cubitanku ini!”
“Lee Hyukjae! Lepaskan! Jika tidak aku akan mencubit tanganmu yang kurus itu!” Shin-Fa mencoba untuk mencubit tangan Eunhyuk yang masih mencubit pipinya. Sayangnya Shin-Fa kalah cepat, Eunhyuk langsung menangkap tangan Shin-Fa, sehingga membuat tubuh gadis itu tertarik kearahnya.
Ya, adegan ‘pertarungan’ tersebut terhenti tiba-tiba begitu mereka sadar bahwa jarak diantara mereka berdua hanya tinggal beberapa senti lagi. Mereka saling bertatapan dalam jangka waktu yang cukup lama dan sepertinya tidak bisa teralihkan oleh hal lain. Ketika Eunhyuk menatap manik mata bening Choi Shin-Fa, jantungnya tiba-tiba berdegup dengan sangat kencang. Hal yang sama juga tengah dirasakan oleh Shin-Fa. Beberapa menit setelah mereka terbangun dari alam bawah sadarnya, Eunhyuk dan Shin-Fa mulai menjauh satu sama lain. Mereka berdua menjadi salah tingkah dan wajahnya mulai memerah.
“Mi…mianhae, Shin-Fa…aku…tidak sengaja…” gumam Eunhyuk sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Sementara itu, Shin-Fa terus menatap kebawah sambil memainkan ujung baju kemejanya. Ia tidak berani mengangkat wajahnya karena Shin-Fa yakin saat ini wajahnya sedang memerah.
“Ti…tidak apa-apa…” jawab Shin-Fa.
*
Kyuhyun mengintip mereka berdua –Shin-Fa dan Eunhyuk –dari balik dinding luar ruang kelas tempat Shin-Fa dan Eunhyuk berada. Gadis itu sedang mengobati luka-luka lebam yang ia torehkan bersama kedua temannya.
Cemburu. Laki-laki itu cemburu, apalagi saat ia melihat perlakuan Shin-Fa yang sangat lembut pada Eunhyuk. Menelaah satu-satu luka di wajah Eunhyuk, mengusapnya secara perlahan, juga alasan gadis itu ketika menjawab pertanyaan Eunhyuk. Jika Kyuhyun yang mengalami hal itu, apakah Shin-Fa akan memberikan perlakuan yang sama seperti yang ia lakukan saat ini pada Eunhyuk? Kyuhyun menatap mereka dengan wajah masam dengan amukan besar yang memenuhi hatinya. Tangannya terkepal keras dan hampir saja memukul dinding yang berada disampingnya.
Semakin lama rasa cemburunya semakin besar ketika melihat jarak antara Shin-Fa dan Eunhyuk yang begitu dekat karena Eunhyuk tiba-tiba menariknya. Emosinya sudah tak tertahankan lagi, Kyuhyun segera pergi meninggalkan tempat persembunyiannya dan pergi ke suatu tempat untuk menenangkan dirinya.
*
“Aigoo~ kenapa kau tidak mempercayaiku, Sica??...aku tidak pernah merayu gadis lain disini…kalau kau tidak percaya datanglah kesini sekarang juga, jika perlu kau pindah saja jurusan supaya bisa mengawasiku! Sudahlah! Aku harus kekelas, nanti sore kujemput!” Donghae menatap layar ponselnya dengan kesal. Kenapa Yeoja-chingu-nya itu sama sekali tidak percaya padanya? Selalu saja menuduhnya sering merayu gadis lain.
Tinggal beberapa langkah lagi menuju ruang kelas, Donghae melihat Kyuhyun sedang mengintip dari balik dinding luar ruang kelasnya. Sedang apa dia disini? Pikirnya. Donghae terdiam begitu melihat ekspresi Kyuhyun yang menyeramkan. Apakah ada pemandangan yang kurang menyenangkan didalam sana? Setelah Kyuhyun pergi dari tempat persembunyiannya, Donghae kembali berjalan menuju ruang kelas. Ah, sekarang ia tahu apa penyebabnya, Shin-Fa dan Eunhyuk yang sedang duduk berdua di dalam kelas. Awalnya, Donghae ingin memberitahu mereka berdua jika Kyuhyun tadi mengintip mereka di luar, tapi…dia mengurungkan niatnya, takut terjadi perselisihan antara Eunhyuk dengan seniornya itu.
“Hei, sedang apa kalian berdua?? Hawa di ruangan ini panas sekali, ya…sepertinya aku harus keluar lagi,” celetuk Donghae sambil mengibas-ngibaskan tangan kanannya. Keheningan diantara Shin-Fa dan Eunhyuk hilang ketika Donghae datang dan mengganggu mereka.
“Kami tidak melakukan apa-apa…hanya mengobrol saja,” gumam Shin-Fa.
“Kau kenapa lagi, Hyukkie? Wajahmu makin parah, wajah tampanmu tidak terlihat lagi!”
“Aku dipukuli oleh para ahjuma karena ketahuan mencuri dompet mereka,” jawab Eunhyuk asal.
“Mwo? Jheongmal?”
“Tentu saja tidak!! Kau itu percaya saja!”
“Ah, percuma saja tanya padamu, kau tak akan memberitahuku juga Shin-Fa!” cibir Donghae.
Beberapa menit kemudian, beberapa mahasiswa mulai memasuki ruangan diikuti oleh pengajar mata kuliah hari ini.
“Cepatlah kau pergi ke tempatmu! Pelajaran akan segera dimulai, Donghae!” suruh Eunhyuk.
“Iya, iya kau ini cerewet sekali!”
*
“Makanan itu tidak akan pernah habis jika kau hanya melihatnya saja!” lamunan Shin-Fa buyar ketika suara itu tiba-tiba terdengar. Kyuhyun menatapnya dengan tajam. Sepertinya laki-laki itu tidak suka dengan keadaan Shin-Fa sekarang.
“Mi…mianhae, Oppa…aku sedang melamun tadi…”
“Kau melamunkan apa?”
“Bu…bukan apa-apa…” ujarnya.
Pasti sedang memikirkan laki-laki itu, pikir Kyuhyun. Kyuhyun mengaduk makanannya dengan kesal. Rasa cemburu juga marahnya masih tersimpan di dalam hatinya. Ditambah lagi sekarang ia melihat Choi Shin-Fa melamun, rasa cemburunya makin bertambah saja.
“Nanti selesai kuliah, apa kau ada kegiatan?”
“Anio…aku tidak punya kegiatan apa-apa di sini, wae, Oppa?”
“Aku ingin mengajakmu pergi,” jawab Kyuhyun.
“Kemana? Ke danau? Kau akan menyuruhku berenang di danau, Oppa?” Tanya Shin-Fa yang mulai panik.
Kyuhyun langsung tertawa terbahak-bahak begitu mendengar pertanyaan Shin-Fa yang...mungkin terbilang konyol juga polos.
“Kenapa Oppa tertawa seperti itu?” tanya Shin-Fa.
“Pertanyaanmu itu polos sekali, Shin-Fa! Aku tidak akan membawamu ke danau kalau kau tidak membuat kesalahan padaku!” seru Kyuhyun.
“Oppa, jangan tertawa! Tawamu itu terlalu mengejek!” rengek Shin-Fa sambil memasang wajah seperti anak kecil.
Tiba-tiba tawa Kyuhyun terhenti. Kyuhyun merasakan sebuah perubahan muncul secara tiba-tiba dari diri Shin-Fa. Gadis itu tidak memperlihatkan ekspresi ketakutannya lagi. Ekspresi wajah Shin-Fa yang terlihat sekarang dimatanya , membuat rasa cemburunya juga emosi yang masih melanda pikirannya mulai menghilang secara perlahan.
“Sekarang kenapa Oppa menatapku seperti itu?”
“A…anio…tidak apa-apa…” jawabnya dengan sedikit kikuk.
“Kelas berikutnya akan segera dimulai, aku harus kekelas sekarang!” ujar Shin-Fa yang sudah mulai berjalan meninggalkan meja tempatnya dan Kyuhyun makan siang.
“Ah, Shin-Fa! Tunggu sebentar!” panggil Kyuhyun. Shin-Fa berbalik kebelakang, menoleh kearah Kyuhyun yang masih duduk manis di kursinya.
“Awas kau lari dariku, besok aku akan menjemputmu dan membawamu ke danau!” ancam Kyuhyun dengan nada bercanda. Tiba-tiba Shin-Fa tertawa, tawanya itu entah kenapa membuat Kyuhyun ingin selalu melihatnya.
“Tenang saja, aku tidak akan kabur, karena aku tidak bisa berenang, lebih baik aku pergi bersama Oppa dan menuruti permintaan Oppa, daripada harus berenang di danau, Annyeong!”
Seulas senyum terlihat di wajah Kyuhyun. Baru kali ini ia merasakan kesenangan yang luar biasa akibat perubahan yang ditunjukkan oleh Shin-Fa hari ini. Setidaknya gadis itu tidak akan takut lagi jika bertemu dengannya. Ya, mudah-mudahan saja Shin-Fa tidak akan berubah dan tidak akan pernah membencinya, meskipun Kyuhyun menyimpan sebuah rahasia yang mungkin saja bisa membuat gadis itu sangat membencinya bahkan tidak mau mengenalnya lagi. Ya, rahasia bahwa dialah orang yang berada di balik pemukulan Eunhyuk.
*
“Kau sedang mencari siapa?” tanya Eunhyuk begitu melihat Shin-Fa yang sepertinya sedang mencari seseorang.
“A…anioo…aku tidak mencari siapa-siapa…” jawab Shin-Fa gelagapan.
“Hari mau kuantar pulang kerumah?”
“Mwo? Ah, tidak! Tidak usah!”
“Wae? Tidak biasanya kau seperti ini…”
“A…aku…aku…”
“Choi Shin-Fa!!”
Suara berat laki-laki itu terdengar dari luar ruang kelas. Eunhyuk dan Shin-Fa menoleh secara bersamaan. Cho Kyuhyun sudah berdiri di depan ruang kelas sambil tersenyum miring.
“Kau dipaksa pulang bersamanya?” tanya Eunhyuk dengan nada serius.
“A…anio…dia tidak memaksaku, dia ingin mengajakku pergi,”
“Kemana?”
“Dia belum memberitahukannya padaku,”
“Shin-Fa, jika dia melakukan sesuatu padamu, kau cepat hubungi aku,” gumamnya. Shin-Fa mengangguk.
“ Ne, kau tenang saja, aku bisa menjaga diriku sendiri,” jawab Shin-Fa.
“Tapi kau itu terlalu polos, Shin-Fa!”
“Polos? Aku tidak polos!”
“Tapi kau mudah dibohongi!” celetuk Eunhyuk sambil mengacak-acak puncak kepala Shin-Fa.
“Aish~ berhentilah mengacak-acak rambutku, Eunhyuk-ah! Aku pergi dulu, ya! o,ya kalau kau sudah sampai rumah, cepat obati lagi lukamu itu!”
“Iya, Eomma!”
“Aku bukan eommamu!!”
Eunhyuk tertawa lepas sambil menatap punggung kecil Shin-Fa yang berjalan menghampiri Kyuhyun. Tawanya berhenti ketika ia melihat Kyuhyun menatapnya sinis. Eunhyuk hanya diam saja dan terus menatap kepergian mereka berdua. Ia hanya bisa berharap bahwa Shin-Fa akan baik-baik saja selama ia bersama Kyuhyun. Jika terjadi sesuatu pada Shin-Fa, ia tidak akan segan-segan melawan Kyuhyun meskipun ia membawa pasukan sebanyak apapun untuk melindunginya.
*
“Oppa, terima kasih untuk hari ini,” ucap Shin-Fa. Kyuhyun tersenyum dengan pandangan yang tetap fokus pada kegiatan mengemudinya.
“Kau senang sekali, ya?”
“Tentu saja! Kau sudah mengajakku pergi ke taman hiburan, sudah lama aku tidak pergi kesana, dan kau juga mentraktirku di kedai eskrim, aku tidak harus bagaimana membalas kebaikanmu hari ini,”
“Kau tidak perlu membalas kebaikanku, Shin-Fa…aku melakukannya dengan senang hati, mianhae jika selama ini aku selalu kasar padamu dan selalu mengancammu jika kau tidak mau menuruti seluruh permintaanku,”
“Tidak apa-apa, Oppa. Sejak pertama kali aku bertemu denganmu sampai dengan pagi tadi, aku masih merasa kesal karena tindakanmu yang sudah keterlaluan. Tapi…pandanganku sedikit agak berubah. Kau tidak seburuk apa yang aku pikirkan, kau itu orang yang baik, hanya saja saat di kampus, kau selalu menampilkan sisi jahatmu itu kepada orang-orang, terutama aku…” tutur Shin-Fa dengan lembut.
“Sisi jahat ya?”
“Ya, pantas saja orang-orang memanggilmu dengan sebutan ‘Evil Kyu’!”
Kyuhyun tertawa kecil.
“Shin-Fa…”
“Ne?”
“Siang tadi, kau melamunkan apa?” tanya Kyuhyun. Shin-Fa menghela napas panjang.
“Aku memikirkan Eunhyuk-ah…” Kyuhyun terdiam. Tepat seperti dugaannya, Shin-Fa memang memikirkan Eunhyuk tadi.
“Aku…tidak mengerti apa yang terjadi padanya, sudah dua hari aku melihatnya babak belur, begitu kutanya dia tidak pernah mau menjawab, aku khawatir padanya, Kyuhyun-Oppa…”
Rahang Kyuhyun mengeras, tangannya pun mencengkram kemudi setir dengan kuat-kuat. Kyuhyun hanya diam saja dan tetap mendengar apa yang Shin-Fa katakan, meskipun itu akan membuat Kyuhyun emosi karena topik pembicaraannya adalah laki-laki yang merupakan saingan terbesarnya.
“Apakah akhir-akhir ini sering terjadi peristiwa pemukulan di kampus, Oppa?” tanya Shin-Fa.
“Aku…aku…tidak tahu…” jawabnya dengan pelan.
“Ooh, baiklah…” Shin-Fa menghela napas.
“Kau menyukainya?” tanya Kyuhyun secara tiba-tiba. Shin-Fa tersentak kaget dan tiba-tiba gadis itu menjadi salah tingkah.
“Mwo? A…aku? Menyukainya? Anioo~ aku hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat, Oppa! tidak lebih!” sanggah Shin-Fa.
“Jheongmal?”
“Ne! aku dan Eunhyuk-ah hanya berteman, itu saja!”
Tiba-tiba mobil Kyuhyun berhenti di tepi jalan. Shin-Fa menatap laki-laki itu dengan heran. Lagi-lagi ia memberhentikan mobilnya secara tiba-tiba.
“Kyuhyun-oppa, kenapa tiba-tiba berhenti?” tanya Shin-Fa polos.
Kyuhyun menatap bola mata Shin-Fa dalam-dalam. Ia membuat Shin-Fa tidak bisa mengalihkan pandangannya kearah lain. Kemudian tangan laki-laki itu menggenggam tangan Shin-Fa dengan lembut, tidak seperti genggaman yang ia rasakan tadi pagi, genggaman yang begitu kuat dan memaksa.
“Saranghae, Choi Shin-Fa…”
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar