Selasa, 03 Mei 2011

My All is in You : Chapter 2


Chapter 2

Tujuh hari menyusahkan itu telah berlalu. Itu berarti kegiatan masa orientasi telah selesai dilaksanakan, mereka –para mahasiswa baru –sudah dinyatakan resmi sebagai bagian dari fakultas hukum Seoul National University.

Kini, mahasiswa angkatan baru tidak akan direpotkan lagi dengan serangkaian kegiatan yang bisa dibilang adalah ‘neraka dunia’. Sekarang sudah tidak terdengar lagi bentakan dari para senior yang selalu melayangkan tatapan sinis kepada mereka dan tidak ada lagi hukuman yang harus mereka terima jika melakukan kesalahan. Bebas. Ya, mereka bebas. Sekarang yang ada hanyalah senyuman  dan gelak tawa menyenangkan yang terdengar di sepanjang kooridor ataupun taman.

Begitupun dengan gadis berambut ikal yang kini sedang duduk di sebuah bangku taman yang tidak jauh dari gedung. Binaran matanya menyiratkan kelelahan yang sangat berat akibat perlakuan para senior terhadapnya, terutama…orang itu. Laki-laki yang telah membuat hidupnya menjadi suram selama seminggu.

Masa orientasi. Ah, bayangan kejadian-kejadian seminggu yang lalu kembali datang menghantui pikirannya, seperti video yang sedang diputar berulang kali. Dari banyak kejadian di masa orientasi yang sampai saat ini terus berputar-putar di otaknya, hanya satu yang masih terganjal didalam. Hanya satu kalimat. Kalimat yang diucapkan dengan mudah oleh sang Ketua. Cho Kyuhyun.

“Aku, Cho Kyuhyun, akan membuat harimu semakin menyenangkan dan tak akan pernah kau lupakan semudah itu… Choi Shin-Fa.”

Choi Shin-Fa menghela napas panjang. Satu kalimat saja bisa membangkitkan semua ingatannya akan perlakuan yang ia terima dari laki-laki itu. Ya, ia teringat kembali dengan beberapa hal yang terjadi diantara mereka berdua –Choi Shin-Fa dan Cho Kyuhyun –saat masa orientasi berlangsung.

_Flashback on_

“Sunbae! Lepaskan aku!”

Cho Kyuhyun melepaskan genggaman tangannya dan berhenti memegang dagu kecil Shin-Fa. Perlahan, Shin-Fa mulai berjalan mundur ke belakang sehingga dirinya dan Kyuhyun  terpisah jarak beberapa meter. Kyuhyun tertawa sinis memandang gadis itu.

“Kenapa kau berjalan mundur seperti itu? kau takut padaku?” tanya Kyuhyun. Shin-Fa tidak menjawab. Shin-Fa enggan sekali untuk menjawab pertanyaan konyol tersebut. Siapa yang tidak akan takut jika kau memandang orang dengan tatapanmu yang seperti iblis itu, pikirnya. Bukannya menjawab, Shin-Fa malah memainkan bagian bawah kemejanya.

“Hah, tidak sopan sekali kau, tidak menjawab pertanyaan seniormu. Tadi saat aku bicara kau tidak menatap mataku, sekarang kau tidak menjawab pertanyaanku, ternyata aku memang harus membuat hari-harimu semakin menyenangkan ya, Choi Shin-Fa,” gumamnya.

Pelan-pelan, Kyuhyun mulai mendekati Shin-Fa, sementara Shin-Fa malah semakin mundur kebelakang sampai-sampai punggungnya menabrak sebuah pohon. Ya, Shin-Fa tidak bisa menghindar lagi, ia mulai merasa tersudut dengan posisinya sekarang. Kyuhyun sudah berada di depannya dengan tangan yangmenyentuh pohon. Jarak diantara mereka hanya tinggal beberapa senti saja. Lama-lama wajah Kyuhyun semakin mendekat, Shin-Fa langsung memejamkan matanya karena tatapan Kyuhyun baginya sangat mematikan. Sekarang bibir Kyuhyun sudah berada tepat disamping telinga Shin-Fadan kemudian laki-laki itu berbisik pelan.

“Kau, sebagai junior, harus mematuhi semua yang kusuruh, aku tidak mau dengar ada satu kata bantahan, jika kau masih berani membantah, tunggu saja hadiah apa yang akan kau dapat dariku, kau harus tahu tidak ada satupun orang yang berani melawanku,” bisiknya.

Kyuhyun pun perlahan menjauhkan diri dari Shin-Fa. Tatapan tajam dan senyuman jahatnya masih terlihat di raut wajahnya.

“A…aku boleh pergi?” tanya Shin-Fa dengan nada ketakutan.

“Kau mau kembali ke teman-temanmu?” tanyanya. Shin-Fa mengangguk.

Tiba-tiba tangan Shin-Fa  ditarik dan digenggam kuat-kuat oleh Kyuhyun. Karena langkah Kyuhyun yang sangat cepat dan besar, Shin-Fa hampir saja terjatuh karena tidak bisa mengimbangi irama langkah kaki laki-laki itu.

Kyuhyun membawanya ke tempat kegiatan selanjutnya, tepatnya di sekitar danau yang tidak jauh dari gedung. Heechul, Leeteuk, dan Shindong yang melihat mereka datang dari kejauhan, hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.

“Hei Kyu! Apa yang kau lakukan pada gadis itu? Lihat wajahnya, pucat pasi, seperti habis melihat hantu,” ujar Heechul.

“Dia memang habis melihat hantu, tepatnya iblis jahat yang sekarang sedang memegang tangannya, haha…” celetuk Leeteuk. Kyuhyun hanya tertawa.

“Mianhae, Sunbae…”

“Ne?” tanya Kyuhyun.

“Bisa kau lepas tanganmu?”

Kyuhyun melepas tangannya yang sedaritadi terus menggenggam tangan Shin-Fa. Setelah terlepas dari cengkraman tangan Kyuhyun, Shin-Fa segera masuk ke dalam barisan para mahasiswa baru. Selama dirinya menjalankan kegiatan dan selama Kyuhyun masih berada disana mengawasi para mahasiswa, Shin-Fa tidak akan mau melihat kearahnya.

Sementara itu, kedua mata Kyuhyun masih tetap menatap Shin-Fa, matanya tidak bisa beralih kearah lain. Hanya Shin-Fa.

“Kuperhatikan sejak beberapa menit yang lalu, matamu terus terarah pada gadis itu, jangan-jangan kau suka padanya?” tanya Shindong. Kyuhyun memandang Shindong dengan tatapan heran.

“Suka?”

“Iya suka. Daritadi kau hanya memperhatikan gadis yang bernama Choi Shin-Fa itu,”

“Aku baru saja bertemu dengannya setengah jam yang lalu, dan sekarang kau berkesimpulan bahwa aku menyukainya?”

“Bisa saja, tidak ada yang tidak mungkin, bukan?”

“Aku tidak tahu…tapi kupikir…ada satu hal yang membuatnya menarik dari dalam dirinya sehingga gadis itu tidak terlihat seperti gadis lain…dan aku menjadi tidak bosan untuk menjahili gadis itu, ” gumam Kyuhyun.

“Menarik ya?”

“Mungkin…ya, kita lihat saja nanti, perasaan seseorang bisa berubah kapan saja bukan?”

“Ya, kau benar, Kyu…” jawab Shindong. Tiba-tiba Kyuhyun mengambil sebuah  alat pengeras suara dan langsung berteriak menggunakan alat pengeras suara tersebut.

“HEI!! YANG DISANA, SAYA TAHU KAU SEDANG MENGGERUTU! SIMPAN SAJA GERUTUANMU ITU DALAM HATI DAN TERUSKAN APA YANG KAMI PERINTAHKAN!!”

*

Jam dua belas siang, saatnya mereka kembali kedalam aula untuk istirahat dan makan siang. Raut wajah para mahasiswa baru terlihat sangat kelelahan. Ini baru hari pertama, ya hari pertama, tapi hari pertama saja sudah menguras banyak tenaga seperti ini, bagaimana dengan hari kedepannya?

“Choi Shin-Fa!!”

Shin-Fa menoleh kearah sumber suara. Senyumannya merekah begitu melihat laki-laki itu kembali. Ternyata dia selamat.

“Apa yang mereka lakukan padamu?” tanya Shin-Fa.

“Yang pasti hukuman yang sangat menguras tenaga,” jawab Eunhyuk.

“Contohnya?”

“Ah, aku tidak mau mengingatnya! Sudahlah, lupakan saja, lebih baik kita ambil kotak makanan kita dan makan yang banyak!” seru Eunhyuk antusias.

“Hei, Choi Shin-Fa!!!”

Sebuah suara tiba-tiba terdengar menggelegar dari depan pintu ruang aula, tempat dimana seluruh mahasiswa angkatan baru berkumpul untuk istirahat. Shin-Fa tersentak begitu mendengar suara tersebut, ya Shin-Fa tahu siapa yang memanggilnya. Cho Kyuhyun. Mau apa lagi dia?

“Shin-Fa, dia memanggilmu…” bisik Eunhyuk.

“Pura-pura tidak mendengar saja,” jawab Shin-Fa. Mereka –terutama Shin-Fa –terus berjalan menuju tempat duduknya dan kemudian mengambil kotak makanan dari dalam tas.

“CHOI SHIN-FA!!!” teriaknya sekali lagi dengan suara yang lebih keras.

Semua orang yang berada di dalam aula melayangkan pandangan pada gadis yang kini tertunduk lesu menatap dan memegang kotak makannya kuat-kuat sambil menggigit bibir.

“HEI CHOI SHIN-FA!! APA KAU TIDAK MENDENGAR SUARAKU YANG TERUS MEMANGGIL NAMAMU!!??” suara yang memekakkan telinga itu kembali terdengar dan membuat ruang aula menjadi sunyi. Para senior yang melihat kejadian tersebut hanya tersenyum saja. Ya, mereka memang sudah tahu watak Kyuhyun yang sebenarnya. Kyuhyun akan marah dan murka jika seseorang tidak mau merespon panggilannya.

“Shin-Fa? Gwenchana?” tanya Eunhyuk.

“A…aku…aku…takut…” gumam Shin-Fa lirih.

“Kau tenang saja, lebih baik kau hampiri saja Kyuhyun-sunbae,”

“Aku takut sekali dengannya…”

“Kau akan baik-baik saja, setidaknya kau tidak akan mendapatkan  hal seperti ini, karena kau perempuan, dia tidak akan melakukan kekerasan padamu,” kata Eunhyuk sambil menunjukkan sebuah luka kecil di wajahnya. Shin-Fa terkejut begitu melihat bekas luka Eunhyuk.

“Kau dipukul?”

“Ini hanya luka kecil, tidak seberapa, cepat kau temui Kyuhyun-sunbae,” suruh Eunhyuk sambil tersenyum. Shin-Fa tersenyum simpul. Ia menaruh kotak makanannya di atas tas dan pergi menemui sang ‘Ketua’. Shin-Fa terus-terusan menghela napas. Kenapa dirinya harus berurusan dengan laki-laki itu?

Kyuhyun telah menunggunya dengan posisi membelakangi tempat duduk para mahasiswa baru sambil menumpukan tangannya di meja. Kyuhyun pun tidak sadar jika Shin-Fa sudah berdiri di belakangnya.

“CHOI SHIN –ah ternyata kau sudah datang,” Kyuhyun mulai berjalan mendekati Shin-Fa sambil terus menatapnya. Shin-Fa? Tentu saja masih tidak berani menatap mata laki-laki itu. Kyuhyun tersenyum miring begitu melihat ekspresi wajah takut Shin-Fa yang menurutnya sangat lucu dan menggemaskan. Dan kemudian Kyuhyun berhenti tepat di hadapan Shin-Fa. Lagi-lagi dengan mudahnya, tangan kanan Kyuhyun kembali memegang dagu Shin-Fa sehingga gadis itu tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.

“Harusnya kau memberitahuku bahwa kau sudah berdiri manis di belakangku, bukan diam seperti patung. Jadi aku tidak lagi berteriak untuk menghabiskan suaraku ini,” gumam Kyuhyun.

“Mi…mianhae, Sunbae…Sunbae ada perlu apa denganku?” tanya Shin-Fa pelan. Kyuhyun menarik tangannya yang memegang dagu Shin-Fa dan kemudian menggenggam tangan gadis tersebut.

“Ikut aku!” suruhnya.

“Hei! Kau mau kemana, Kyu??” tanya Sungmin.

“Rahasia!!” seru Kyuhyun.

Sekali lagi, Kyuhyun membawa Shin-Fa dengan mudahnya. Kali ini Kyuhyun membawanya ke kantin. Semua mata tertuju pada mereka berdua. Kenapa ada mahasiswa baru yang pergi kantin? Bukankah mereka harus tetap diaula? Begitu Kyuhyun menatap mereka dengan tajam, mereka tidak bisa berkutik dan langsung mengalihkan pandangannya kearah lain.

“Duduk!” suruh Kyuhyun. Shin-Fa segera duduk di depan Kyuhyun.

“Temani aku makan siang disini, aku sangat bosan berada di aula!”

“A…aku…harus ke aula,”

“Kau mau membantahku, Choi Shin-Fa? Apa kau lupa bahwa danau tidak jauh dari gedung?”

“Mi…miahae, sunbae…”

Para mahasiswa yang memenuhi kantin kembali memandang kedua orang itu dengan heran. Mereka semua berpikir sedang apa seorang mahasiswa baru yang seharusnya sedang mengikuti serangkaian kegiatan masa orientasi kini justru sedang duduk manis dengan sang ketua panitia, Cho Kyuhyun.

“Kau tidak makan?”

“Ko…kotak makanku ada di aula…”

“Aigoo~ buat apa kau memikirkan kotak makanmu yang ada di aula? Pesanlah makanan yang ada di kantin ini! Aku yang bayar!” Shin-Fa masih tetap diam.

“Hei, kenapa kau diam?? Kau tidak mendengar kata-kataku??”

“A…anio…tidak perlu…aku, tidak lapar…”

“Kau harus menemaniku makan siang, dan kau juga harus makan! Aku tidak ingin mendengar laporan bahwa ada mahasiswa yang pingsan karena belum makan!” suruhnya.

Shin-Fa kembali menghela napas. Ya, dia tidak bisa membantah seniornya itu. Ia terus menunduk sambil memainkan ujung-ujung rok hitam –seragam wajib masa orientasi –yang ia pakai. Ya, Tuhan…kenapa hari ini aku tidak bisa menghindar sekalipun darinya…kenapa aku harus bersamanya…kenapa harus aku, pikirnya.

*

Keesokan harinya, tidak ada yang berbeda. Tetap suram, pikirnya. Shin-Fa –juga teman-temannya –masih harus mengikuti serangkaian kegiatan masa orientasi hari ini sampai beberapa hari ke depan. Hari ini Shin-Fa harus berangkat sendiri dengan menggunakan bus, ayahnya tidak bisa mengantar karena harus berangkat pagi-pagi sekali ke kantornya yang berada di daerah Incheon. Shin-Fa terus berjalan menuju halte pemberhentian bus sambil menatap jalan aspal yang terlihat sangat kusam. Setelah itu ia menatap keatas langit. Langit hari ini cerah, sepertinya ramalan cuaca tadi benar, tidak akan turun hujan. Shin-Fa berharap bahwa hari ini hatinya akan secerah langit karena tidak akan mendapat perlakuan aneh lagi dari para seniornya, terutama Cho Kyuhyun.

“TIN! TIN!” Bunyi suara klakson mobil terdengar dari belakang membuat Shin-Fa sedikit tersentak.

“Hei, Choi Shin-Fa!!”

Lagi-lagi suara itu, pikirnya. Siapa lagi kalau bukan Cho Kyuhyun. Shin-Fa berpura-pura tidak mendengarnya dan terus berjalan.

“Kau ini memang tidak mendengar panggilanku atau pura-pura tidak mendengar, hah??” tanya Kyuhyun dari dalam mobil yang sekarang sudah berada tepat di samping Shin-Fa. Kyuhyun segera menghentikan mobil dan keluar dari mobilnya. Kemudian ia berlari dan menghadang Shin-Fa di depan, sehingga Shin-Fa tidak bisa maju kedepan.

“Ada apa, Sunbae?” tanyanya.

“Naiklah ke mobilku, kita berangkat sama-sama,”

“Anio…terima kasih tawarannya, tapi aku bisa sendiri, aku tidak ingin merepotkan Sunbae!”

“Naik, atau kau akan menerima kejutan lain dariku!” lagi-lagi sebuah ancaman. Shin-Fa tidak bisa mengelak lagi jika sudah menyangkut ancaman. Bagaimanapun juga selama seminggu ini dia harus menuruti segala perintah senior terutama Cho Kyuhyun yang mempunyai andil besar dalam masa orientasi karena jabatan yang ia pegang.

Shin-Fa masih tetap diam tak bergeming. Kyuhyun langsung melengos dan langsung menarik tangan Shin-Fa membawanya masuk ke dalam mobil dengan paksa.

“Kau ini memang susah sekali diatur!” gerutunya.

Selama diperjalanan, Shin-Fa tetap diam, ia hanya menatap kearah jendela samping sambil memain-mainkan ujung roknya.

“Kenapa kau diam saja? apa kau ketakutan?”

“Ha? Aku…aku…”

“Aish…lama sekali kau menjawab pertanyaanku itu!”

Begitu sampai di tempat parkir gedung fakultas hukum, Shin-Fa bergegas keluar terlebih dahulu dari mobil Kyuhyun. Karena postur tubuh Kyuhyun yang tinggi dan kaki yang panjang, hanya dengan berjalan santai saja dia masih bisa mengimbangi langkah kaki Shin-Fa yang cepat karena ingin menghindar. Ketika mereka telah sejajar dalam berjalan, dengan mudahnya Kyuhyun menyusupkan jari-jarinya kedalam jemari Shin-Fa yang tergantung bebas. Shin-Fa terkejut begitu mendapati tangannya digenggam oleh Kyuhyun. Disaat ia ingin melepasnya, Kyuhyun langsung meremas jarinya dan kemudian berbisik di telinganya.

“Diam atau kau akan kutenggelamkan di danau, sepertinya kau ingin sekali mencoba berenang di danau itu, ya…”

Ya, Tuhan…kenapa harus aku…gumamnya.

*

“Kyu,”

Kyuhyun tidak mendengar panggilan temannya. Ia masih tenggelam di dalam lamunannya dan terus memandang kearah jendela. Tepatnya, kearah Choi Shin-Fa yang berada di luar dengan…ya, tentu saja laki-laki hiperaktif itu, Lee Hyukjae.

“CHO KYUHYUN!!!”

“Ha? Apa?” Sontak, lamunan Kyuhyun buyar ketika suara keras itu memanggil namanya.

“Kau melamun, ya? kau tahu suaraku sudah hampir habis karena memanggil namamu!” keluh Sungmin.

“Mianhae, Sungmin. Aku tidak mendengarnya,” ujar Kyuhyun sambil memandang kearah luar. Lagi. Karena penasaran, Sungmin berjalan menuju kearah jendela dan mencari hal apa yang terus Kyuhyun perhatikan sampai-sampai tidak mendengar panggilannya. Dan, sekarang ia tahu apa yang sedaritadi Kyuhyun lihat.

“Choi Shin-Fa…”

“Ha?”

“Kau melamun sambil memandang gadis itu bukan?” tanya Sungmin sambil menunjuk kearah gadis itu berada.

“Ng…”

“Ah, untuk menjawab pertanyaanku itu tidak butuh waktu untuk berpikir bukan? hanya tinggal menjawab ‘ne’ atau ‘anio’ saja!”

“Ng…Ne…aku sedang melihatnya…”

“Kau menyukai gadis itu bukan?”

“Menurutmu?”

“Kenapa kau harus berbalik tanya padaku? Kau yang merasakannya, bukan aku, dasar bodoh!” seru Sungmin sambil memukul kepala Kyuhyun.

“Hei, sakit!” ringis Kyuhyun sambil memegang kepalanya.

“Menurutku tidak ada yang menonjol dari gadis itu, kenapa kau bisa terus memperhatikannya seperti itu?”

“Justru karena itu aku jadi bisa melihat bahwa dia adalah gadis yang berbeda dengan gadis lain, mungkin bisa dibilang…istimewa,”

“Hm…istimewa…”

“Sungmin, mungkin kau benar…”

“Apa?”

“Sepertinya aku menyukainya…tapi…”

“Tapi apa? kau tak berani menyatakan perasaanmu?”

“Bukan, laki-laki itu…”

“Oh, maksudmu Lee Hyukjae?”

“Ne, kenapa dia selalu ada disamping Choi Shin-Fa? Aku…tidak suka…” Sungmin tersenyum.

“Sepertinya perjuanganmu akan menjadi berat karena ada laki-laki itu, berjuanglah, Evil Kyu!” seru Sungmin.

Kyuhyun kembali memperhatikan gadis itu yang masih berada di luar. Gadis itu terlihat sangat senang sekali disaat bersama Eunhyuk. Tatapan matanya jelas sekali berbeda, matanya menyiratkan rasa persahabatan terhadap Eunhyuk. Sedangkan dia? Choi Shin-Fa pasti melayangkan tatapan ketakutan disaat Kyuhyun memandangnya. Kenapa bisa begitu berbeda? Ah, Kyuhyun mulai tidak suka ini. Ya, bisa dikatakan…dia cemburu.

*

“Sepertinya kau terus diganggu oleh Kyuhyun-sunbae, ya?”

“Ah, aku tidak mau membicarakan tentang laki-laki itu saat ini,” gumam Shin-Fa.

“Ah, baiklah…sepertinya nama itu sangat menyeramkan untukmu…”

“Kau tahu, Eunhyuk-ssi jika aku tidak menuruti perintahnya, aku akan dicerburkan kedalam danau, dia gila!”

“Pantas saja, setiap jam istirahat dia pasti akan menarikmu dan membawamu ke suatu tempat, jam pulang pun kau pasti akan selalu ditarik olehnya dengan mudah,”

“Dan setiap kegiatan selalu saja aku yang menjadi sasarannya, ya Tuhan kapan aku akan terbebas darinya??” keluh Shin-Fa sambil memandang langit.

“Tenang saja, kau akan terbebas darinya setelah masa orientasi!”

“Ne, aku harap juga begitu…dia terlalu memanfaatkan jabatannya,” gumam Shin-Fa.

“Hei, Shin-Fa! Kau tahu? Karena kau selalu menghilang setiap kali makan siang, aku menjadi kesepian sekali…tapi untung saja ada Lee Donghae! Jadi, meskipun kau hilang dibawa oleh Kyuhyun-sunbae entah kemana, aku tidak akan kesepian lagi, haha…” celetuk Eunhyuk.

“Kau jahat sekali, Eunhyuk-ssi!! Kau ini berharap supaya aku terus menghilang dibawa oleh laki-laki gila itu?”

“Tenanglah, Shin-Fa! Tidak perlu marah seperti itu, kau menyeramkan sekali! Oya, nanti akan kukenalkan pada Donghae-ya!”

“CHOI SHIN-FA!!”

Sontak, mereka berdua terkejut, karena suara laki-laki itu kembali terdengar. Shin-Fa melengos sambil memandang Eunhyuk dengan tatapan tolong-bawa-aku-pergi-dari-sini-sekarang-juga.

“Kenapa kau menatapku seperti itu? aku tidak suka…kau dipanggil, aku tidak bisa berbuat apa-apa jika masih dalam masa orientasi,” keluh Eunhyuk.

Dengan malas, Shin-Fa bangkit dari tempat duduknya dan pergi menghadap Kyuhyun yang sudah menunggunya depan gedung dengan senyum jahatnya. Mudah-mudahan minggu depan aku akan terlepas darinya, batin Shin-Fa.

_Flashback off_

“Hei, kau melamuniku, ya??” tepukan halus di bahu Shin-Fa  yang diikuti oleh suara renyah –dari sosok laki-laki yang sudah dikenalnya sekitar tujuh hari yang lalu –sontak membuat semua lamunanya buyar.

Shin-Fa mengalihkan pandangannya pada laki-laki yang sekarang sudah duduk di sampingnya. Shin-Fa melempar senyum simpul padanya sekilas sebelum akhirnya mengernyitkan dahinya begitu melihat bekas-bekas luka yang muncul di wajah laki-laki itu.

“Astaga, apa yang terjadi denganmu?? Kau seperti habis dipukuli!” Shin-Fa segera menggeser posisi duduknya supaya bisa lebih dekat dengan Eunhyuk. Shin-Fa langsung mengeluarkan saputangannya dari dalam tas dan segera mengusap luka-luka bekas pukulan di pelipis dan sudut bibir pria tersebut. Dengan cekatan, Shin-Fa juga membahasi saputangannya dengan air mineral yang ia beli pagi tadi, lalu kembali mengusapkan saputangannya pada luka-luka Eunhyuk.

“Pasti sakit sekali bukan?”

“Ah, tidak. Aku ini pria yang kuat…AUW!! Aigoo~ pelan-pelan! Tenagamu kuat sekali, Shin-Fa! Apakah kau ikut klub Taekwondo disini??” keluh Eunhyuk.

“Kalau kau kesakitan, jangan pernah berkata jika kau kuat! Dan aku tidak pernah dan tidak akan mengikuti klub Taekwondo! Kau itu aneh sekali, Eunhyuk-ah!”

Shin-Fa masih terus mengusap luka-luka Eunhyuk dengan cekatan. Sesekali Eunhyuk menatap mata gadis yang berada di hadapannya itu. Ya, sepertinya gadis itu sangat khawatir akan keadaannya sekarang.

“Kenapa kau dipukuli, Eunhyuk-ah? Apakah kau telah membuat kesalahan sehingga kau dipukuli seperti ini? Siapa yang memukulmu? Dan kenapa kau tidak melawan?” tanya Shin-Fa dengan pertanyaan yang bertubi-tubi, Eunhyuk pun bingun harus memulai dari mana untuk menjawab serangkaian pertanyaan gadis itu. Tiba-tiba senyum di bibir tipisnya mengembang.

“Kau mengkhawatirkanku, ya?”

“Tentu saja! kau itu temanku! Sudah seharusnya aku merasa khawatir karena melihat temanku babakbelur seperti ini!”

“Haha, gomawo, Shin-Fa, tapi…mianhae, ini urusan pribadiku, aku tidak mengatakannya padamu…”

“Wae?”

“Ya, Tuhan!! Hyukkie!! Kenapa kau babak belur seperti itu? kau habis terkena amukan massa??”

Suara itu mengejutkan Eunhyuk dan Shin-Fa yang sontak menengok kearah depan mereka. Sesosok laki-laki sudah berdiri di depan mereka berdua dengan tatapan heran dan terkejut melihat luka-luka yang membekas di wajah Eunhyuk.

“Hei, Lee Donghae! Kaupikir aku habis mencuri dompet para ahjumma sehingga aku dihajar oleh masyarakat??”

“Mungkin saja, haha…kenapa kau babak belur seperti itu?” tanya Donghae.

“Ah, kau tidak perlu tahu itu urusan pribadiku!” seru Eunhyuk.

Kemudian Donghae mendekati Shin-Fa dan berbisik di telinganya.

“Dia kenapa?” bisiknya. Shin-Fa menggelengkan kepalanya.

“Dia tidak mau memberitahu…”

“Ooh,”

“Ah, sudah jam satu! Ayo kita kekelas, nanti kita terlambat!!” seru Shin-Fa.

*

“Semuanya sudah mengerti dengan materi yang saya berikan? Baiklah, saya akhiri kelas hari ini, sampai bertemu di pertemuan selanjutnya.”

 Pengajar mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum itu pun kini mulai melangkah meninggalkan ruangan setelah mengakhiri kelasnya siang ini. Tak terkecuali mahasiswa-mahasiswa lain yang kini juga mulai mengikuti dari belakang dosen, berhamburan ke luar kelas, menyisakan tak kurang dari sepuluh orang masih terlihat sibuk membereskan peralatan tulisnya.

Eunhyuk yang sudah selesai membereskan alat tulisnya langsung menghampiri gadis yang masih sibuk membereskan peralatan tulisnya di bangku depan.

“Kau langsung pulang, Shin-Fa?”

“Ah, kau. Iya, tentu saja. Tidak ada sesuatu yang harus aku lakukan setelah ini. Kau sendiri?”

“Aku juga. Bagaimana jika kau pulang bersamaku? Aku membawa mobil,”

“Kau pulang? Bukankah hari ini kau mengikuti tes masuk klub basket bersama Donghae-ya?”

“Tenang saja, tesnya akan dimulai pukul lima sore. Dan ini masih jam tiga, masih ada waktu dua jam lagi bukan? masih sempat untuk mengantarmu pulang, Shin-Fa!”

“Apa kau tidak akan kelelahan? Kau tahu sendiri jarak rumahku dengan kampus ini lumayan jauh! Aku takut nanti kau kelelahan dan akhirnya kau tak bisa melalui tes dengan baaa…hmphhmph!!” karena bagi Eunhyuk Shin-Fa sangat cerewet, Eunhyuk langsung menutup mulut Shin-Fa sehingga tidak bisa bicara panjang lebar lagi.

“Ah, kau ini seperti ibuku saja! Sudahlah, diam saja! lagipula aku tidak akan bisa membiarkanmu pulang sendirian dengan bus yang selalu penuh dengan penumpang!”

“Eunhyuk-ah! Tolong jangan menutup mulutku tiba-tiba!” seru Shin-Fa.

“Habisnya kau cerewet sekali, ayo!” Eunhyuk langsung menarik tangan Shin-Fa dan menggenggamnya dengan lembut.

Selama perjalanan menuju tempat parkir, Eunhyuk masih tetap menggenggam tangan gadis itu tanpa dilepas sama sekali. Wajah Shin-Fa langsung memerah begitu melihat tangannya masih tetap berada di dalam genggaman tangan Eunhyuk.

“Aaa…Eunhyuk-ah?”

“Mwo? Kau mau melawanku lagi?” tanya Eunhyuk.

“Anioo…tapi… tanganmu,” gumam Shin-Fa. Tiba-tiba Eunhyuk berhenti sejenak dan berbalik badan memandang Shin-Fa.

“Tanganku? Wae?”

“Tanganmu…” ujarnya sambil menunjuk tangannya yang di genggam oleh Shin-Fa. Eunhyuk langsung segera melepas tangannya dengan cepat.

“Ah! Mianhae!!” serunya kikuk dengan wajah yang merah. Wajah Shin-Fa juga tak kalah merah dengan wajah Eunhyuk.


Ketika sampai di tempat parkir mobil, sebuah mobil yang sangat Shin-Fa kenal –dan juga pemiliknya –yang selalu menjemput ataupun mengantarnya pulang selama masa orientasi terparkir manis tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Sang pemilik mobil yang tadi sedang bersandar di mobilnya tersenyum miring begitu melihat Shin-Fa dan juga Eunhyuk baru saja keluar dari gedung.

“Shin-Fa? Wae?”

“Dia…”

Eunhyuk memandang laki-laki  yang sepertinya sedang menunggu kedatangan Shin-Fa. Eunhyuk segera merangkul bahu Shin-Fa dan tetap mengajaknya berjalan tanpa memperdulikan laki-laki itu.

“Tenang saja, kau tidak perlu takut. Ada aku…”

“Hei, Choi Shin-Fa!”

Shin-Fa mencoba untuk tidak memperdulikan suara itu dan tetap berjalan bersama Eunhyuk menuju mobilnya.

“Hei, Choi Shin-Fa! Apa kau berniat untuk membuatku terus berdiri disini menunggumu?” tanya Kyuhyun.

“Diamkan saja, jangan didengarkan…” bisik Eunhyuk. Shin-Fa mengangguk lemas.

Shin-Fa masih tetap diam dan tidak bersuara. Raut wajahnya memucat dan rahangnya menegang. Berbeda sekali dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh Eunhyuk yang saat ini terkejut dan terus memandang Kyuhyun. Laki-laki itu masih saja mengganggu Shin-Fa, dia selalu bersikeras untuk mengantar Shin-Fa pulang, mau apa laki-laki itu? pikirnya.

“Hei, Shin-Fa! Ayo pulang! Aku akan mengantarmu!!” Tiba-tiba Kyuhyun langsung menarik tangan Shin-Fa sehingga dirinya tertarik dan jaraknya menjadi dekat sekali dengan seniornya itu. Shin-Fa tidak tahu harus berbuat apa, rasa takutnya pada Kyuhyun membuat dirinya tidak bisa bergerak melawannya. Ia hanya bisa menatap Eunhyuk dengan tatapan memohon untuk menolongnya secepat mungkin. Menjauhkan dirinya dari Kyuhyun.

Tiba-tiba Eunhyuk tersenyum, sebelum akhirnya menanggapi perlakuan Kyuhyun yang seenaknya saja memaksa teman –atau mungkin lebih tepat sahabat –barunya itu.

“Mianhae, Kyuhyun-sunbae, tapi Shin-Fa akan pulang denganku,” katanya dengan santai.

Raut wajah Kyuhyun sontak berubah dan menatap sengit kepada Eunhyuk sekilas sebelum mengangkat kedua sudut bibirnya yang diikuti dengan tawa sinisnya.

“Kau lagi, masih tetap setia menjadi pahlawan kesiangan rupanya…” gumam Kyuhyun dengan tawa meremehkan.

“Pahlawan kesiangan? Aku hanya ingin pulang bersamanya, apakah itu yang disebut seorang pahlawan, apalagi pahlawan kesiangan? Menurutku, sama sekali tidak,” ucap Eunhyuk dengan –nada yang diusahakan terdengar –santai. Memang terdengar biasa saja, tapi ada sebuah amukan besar di dalam dirinya yang tidak bisa ia perlihatkan di depan Kyuhyun. Eunhyuk tidak mau membuat keributan besar yang akan membuat area fakultas hukum menjadi heboh.

“Sunbae…apakah kau tidak lihat ekpresi wajahnya? Dia tidak mau pulang bersamamu,” tambahnya.

“Kau tidak perlu bertingkah seakan-akan kau tahu isi hatinya.”

“Aku memang tidak tahu isi hatinya, tapi itu sangat terlihat sekali dari pancaran matanya, apa kau tidak bisa melihatnya? Coba saja kau tanyakan padanya!” ujar Eunhyuk seraya mengangkat dagunya sekilas kearah Shin-Fa. Kyuhyun langsung melihat kearah yang sama, kearah gadis yang sekarang tertunduk lemas di dekatnya. Ia menghela napas panjang sebelum mengutarakan pilihannya. Lagi pula ia sama sekali tidak berniat ingin menghabiskan waktu perjalanan pulangnya sore ini dengan seniornya itu.

“A…aku akan pulang dengannya,” ujar Shin-Fa dengan perlahan. Shin-Fa segera menarik tangannya yang masih tercengkram kuat di jari-jari Kyuhyun. Setelah berhasil melepas tangannya, Shin-Fa segera bergerak menuju sebelah Eunhyuk dan mengambil posisi di kirinya. Eunhyuk yang melihat gadis itu bergerak memilihnya langsung melempar senyum sambil mengusap pundak kecilnya.

“Geurae. Annyeong-hi gyeseo, Sunbae,” pamit Eunhyuk pada Kyuhyun sambil melempar senyum. Berbeda dengan ekspresi Kyuhyun yang sekarang menggambarkan kekesalan yang sangat besar pada Eunhyuk. Ia mendengus kesal lalu menendang ban mobil depannya dengan kasar untuk melampiaskan emosinya.

*


   






Tidak ada komentar:

Posting Komentar