Selasa, 10 Mei 2011

My All is in You : Chapter 4

Chapter 4

“Saranghae, Choi Shin-Fa…”

Laki-laki itu menyatakan cinta padanya. Suaranya saat menyatakan perasaan terdengar sangat lembut di telinga Shin-Fa, tidak seperti Cho Kyuhyun yang biasanya. Cho Kyuhyun yang selalu berteriak dengan suara lantang ataupun berbicara dengan nada mengancam. Wajah Shin-Fa memerah dan panas. Ya, baru kali ada seorang laki-laki yang menyatakan cinta padanya.

“Hei, Choi Shin-Fa! Jangan diam saja! Aku seperti berbicara dengan patung, kau tahu!”

‘Ya, Tuhan…kenapa tiba-tiba?’ batin Shin-Fa.

“Apa jawabanmu? Aku tidak suka menunggu!” seru Kyuhyun.

Shin-Fa menggaruk-garuk kepalanya yang tidak terasa gatal. Tingkah seperti ini memang sering dilakukan saat setiap orang sedang salah tingkah dan kikuk. Shin-Fa masih diam saja sambil memainkan ujung-ujung kemejanya seperti biasa disaat ia tidak bisa mengutarakan sesuatu. 

“Choi Shin-Fa! Jangan membuatku marah! Aku jadi ingin sekali menyuruhmu berenang di danau!”

“Oppa…haruskah aku jawab sekarang?” tanya Shin-Fa pelan-pelan.

“Tentu saja! Kau ingin membuatku tidak tidur semalaman karena menunggu jawaban darimu??” tanya Kyuhyun.

Shin-Fa mulai tidak bisa diam di tempat duduknya, ia sudah mulai gelisah. Apalagi Kyuhyun terus menatapnya dengan penuh harap, itu membuat Shin-Fa ingin sekali keluar dari mobil. Tapi sayang, mobil Kyuhyun dalam keadaan terkunci, lagipula tangannya juga masih digenggam oleh laki-laki itu.

“Oppa…” panggil Shin-Fa.

“Mwo?”

“Bisa kita pulang sekarang? Sudah malam, nanti Appa mencariku…” gumam Shin-Fa keluar dari topik pembicaraan. Ah, Choi Shin-Fa!! Pabo!! Jerit Shin-Fa dalam hati. Kenapa kau malah meminta pulang? Bisa-bisa Kyuhyun-oppa marah-marah! Shin-Fa menepuk dahinya berkali-kali.

“Kau itu ingin sekali mengalihkan pembicaraan ya…aku tidak akan menyalakan mobilku sebelum mendengar jawabanmu,” tegas Kyuhyun.

“Mianhae…Oppa…” gumam Shin-Fa sambil meringis dan tersenyum masam.

“Jadi apa jawabanmu? Aku sudah hampir berjamur menunggu jawabanmu…” keluh Kyuhyun.

“Mianhae, Oppa…aku tidak bisa…”

“Wae?”

“Kenapa, ya? aku…bingung…”

“Kau harus beritahu aku kenapa kau menolakku!”

“Apakah aku harus jujur?” tanya Shin-Fa. Kyuhyun menghela napas panjang, kenapa gadis yang ada di depannya ini polos sekali dan selalu saja mengeluarkan pertanyaan yang konyol.

“Tak perlu kujawab juga kau tahu!”

“Oppa tidak marah jika aku katakan alasanku yang sebenarnya bukan?”

“Tergantung,” jawab Kyuhyun santai.

“Aku menolak Oppa karena Oppa terlalu kasar, terlalu jahat, terlalu kejam, selalu mengancamku, kau tidak bisa bertingkah laku baik, selalu menatap orang dengan pandangan sinis, terutama aku, aku tidak suka laki-laki yang seperti itu,” jawab Shin-Fa dengan cepat sampai-sampai napasnya terengah-engah.

“Benarkah aku seperti itu?” tanya Kyuhyun.

“Tak perlu kujawab juga kau tahu, Oppa!”

“Hanya itu alasanmu?” aku rasa ada alasan lain yang justru merupakan alasan terkuat dari berbagai alasan yang kau katakan, Shin-Fa, pikir Kyuhyun. Shin-Fa terdiam dan kembali berpikir. Tiba-tiba terlintas bayangan Eunhyuk di otaknya. Kenapa tiba-tiba bayangan laki-laki itu muncul di benaknya?

Hanya itu? apa hanya karena alasan itu aku menolak Kyuhyun-oppa? tapi aku merasa bahwa ada alasan lain yang membuatku tidak bisa menerimanya. Tunggu. Apakah karena…Eunhyuk-ah? Tadi siang, jantungku berdebar dengan sangat cepat begitu dekat dengannya, pikiranku selalu tertuju pada Eunhyuk-ah karena khawatir sampai-sampai aku melamun saat makan siang, dan sekarang ketika aku memikirkan berbagai macam alasan aku menolak Kyuhyun-oppa, bayangan Eunhyuk-ah tiba-tiba terlintas di benakku, apakah benar karena dia? Apakah aku menyukainya? berbagai macam pertanyaan tengah memenuhi pikiran Shin-Fa, hatinya sendiri masih belum bisa menjawab tentang serangkaian pertanyaan yang dilontarkan oleh pikirannya itu.

“Apa karena dia? Laki-laki yang bernama Lee Hyukjae itu?” tanya Kyuhyun langsung.

DEG!

Jantung Shin-Fa kembali berdegup kencang begitu mendengar nama laki-laki itu disebut oleh Kyuhyun. Wajahnya pun kembali memanas dan memerah.

“Aku…aku tidak tahu…aku…tidak mengerti…”

“Bukankah kau tadi berkata bahwa kau hanya menganggapnya sebagai temanmu??”

Teman? Apa hanya sebatas itukah perasaannya pada Eunhyuk? Hanya sebagai seorang teman? Shin-Fa semakin tidak mengerti dengan hatinya.  Lamunan Shin-Fa buyar ketika mesin mobil Kyuhyun kembali dinyalakan. Mobil itu pun kembali melaju melintasi jalanan menuju rumah Shin-Fa. Shin-Fa melirik kearah Kyuhyun yang sedang menyetir. Wajahnya terlihat…kecewa. Badan laki-laki itu terlihat menegang dan kaku, tidak seperti sebelumnya. Selama diperjalanan tidak ada satupun yang berbicara. Laki-laki itu sepertinya enggan untuk mengawali topik pembicaraan, ia hanya ingin fokus pada kegiatannya sekarang.

Mobil Kyuhyun berhenti di depan rumah Shin-Fa, Shin-Fa keluar dari mobil Kyuhyun dan mendapati ayahnya sudah berdiri di depan pintu menunggu kepulangannya. Shin-Fa berjalan menghampiri ayahnya diikuti dengan Kyuhyun di belakangnya.

“Kemana saja kau, Shin-Fa? Ini sudah malam, kenapa kau baru pulang?” tanya ayahnya dengan serius. Shin-Fa hanya menunduk dan memegang tasnya kuat-kuat.

“Mianhae, Ahjussi!” Shin-Fa menatap laki-laki yang berada disampingnya itu sedang membungkukkan badan pada ayahnya.

“Shin-Fa tidak bersalah, akulah yang bersalah karena mengajak Shin-Fa untuk pergi tanpa memberitahu Ahjussi, maafkan aku…” gumam Kyuhyun.

“Baiklah, saya maafkan. Shin-Fa , lain kali jika kau ingin pergi, kau harus hubungi Appa terlebih dahulu!”

“Ne, Appa…” ayahnya kembali masuk kedalam rumah dan membiarkan Shin-Fa diluar bersama Kyuhyun.

“Ghamsahamnida, Oppa…”

“Cheonmaneyo, aku pulang dulu, segeralah kau masuk dan tidur, nanti kau sakit,” Kyuhyun pun pergi meninggalkan rumah Shin-Fa dan kembali masuk ke mobilnya.

“Mianhae, Oppa…” gumam Shin-Fa dengan suara kecil, sudah dipastikan Kyuhyun tidak mendengar ucapan laki-laki itu.

*

Selama di perjalanan, wajah kebimbangan Shin-Fa saat mendengar pertanyaan Kyuhyun masih jelas terekam di dalam pikirannya. Gadis itu sepertinya benar-benar telah menyukai Lee Hyukjae, pikirnya. Kyuhyun merasa kalah telak dengan laki-laki itu. Seandainya Shin-Fa tidak mengenal Eunhyuk, mungkin akan berbeda jalan ceritanya, tapi kejadian di masa lampau tidak akan pernah bisa diulang dan diperbaiki kembali.

Pikirannya yang semakin kalut membuat Kyuhyun menyetir dengan ugal-ugalan dan dengan kecepatan yang melampaui standar. Emosinya mulai naik turun. Tiba-tiba Kyuhyun memberhentikan mobilnya secara mendadak di pinggir jalan yang cukup sepi.

“ARRRGHH!!!” erangnya sambil memukul kemudi setirnya dengan kuat tanpa memperdulikan rasa sakit yang dirasakan tangannya setelah memukul kemudi setirnya itu.

Setelah sedikit agak tenang, Kyuhyun mengambil ponselnya di dalam tas dan menelepon temannya.

“Sungmin, hubungi semuanya, kita bertemu di klub biasa, temani aku sekarang juga!...Aku tidak butuh alasanmu! Kau harus datang bersama dengan yang lain!” Kyuhyun langsung memutuskan pembicaraan dengan Sungmin, lalu melempar ponselnya ke jok sebelah. Setelah itu, Kyuhyun kembali menyalakan mobilnya dan pergi menuju klub.

*

“Ya, Tuhan!! Mau sampai kapan kau terus-terusan meminum soju, Cho Kyuhyun!!” Sungmin sudah tidak tahan melihat keadaan Kyuhyun yang sudah berantakan seperti ini.

“Hyunnie, berhentilah minum! Kau sudah mabuk berat, wajahmu sudah memerah!” Siwon mencoba untuk menarik satu botol soju yang sedang di pegang oleh Kyuhyun.

“Berisik sekali kau, Choi Siwon!! Diam saja kau!” bentak Kyuhyun sambil menarik kembali botol sojunya dan meminumnya lagi.

“Dia itu kenapa?” tanya Ryeowook pada Sungmin. Sungmin menggeleng, Sungmin saja yang merupakan sahabat Kyuhyun sejak kecil tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya pada Kyuhyun.

“Kukira kita akan bersenang-senang sekarang, ternyata hanya menemaninya untuk minum! Jujur, aku sudah tidak kuat!” seru Leeteuk sambil menutup mulutnya.

“Lebih baik kau pergi saja ke toilet sebelum kau mengotori klub ini dengan muntahanmu, Teukie!” saran Kangin. Leeteuk segera bangkit dari duduknya dan bergegas ke toilet.

“Laki-laki itu memang tidak pernah kuat minum, kebalikan dari Hyunnie,” gumam Yesung.

“Sepertinya aku tahu apa yang terjadi dengan Hyunnie,” ujar Sungmin.

“Apa?” tanya mereka semua secara bersamaan.

“Kurasa ada hubungannya dengan Choi Shin-Fa…”

“Choi Shin-Fa? Gadis yang selalu diganggu oleh Hyunnie?” tanya Ryeowook. Sungmin mengangguk.

“Hyunnie menyukainya, mungkin ada masalah diantara mereka berdua yang membuat Hyunnie seperti ini,” jawab Sungmin.

“Pasti juga ada hubungannya dengan Lee Hyukjae!” decak Heechul diikuti oleh anggukan Kangin.

“Baru kali aku melihat Hyunnie seperti itu hanya karena seorang gadis,” gumam Shindong sambil memandang Kyuhyun dengan wajah kasihan.

“Hei, kalian kenapa diam saja? ayolah kita minum bersama dan menikmati malam ini!” seru Kyuhyun.

“Hyunnie sudah mabuk berat, lebih baik kita antar saja dia kerumah,” usul Siwon.

“Aku akan panggil Teukie di toilet!” Yesung pergi menyusul Leeteuk yang berada di toilet.

“Cho Kyuhyun, ayo kita pulang!” ajak Sungmin seraya menarik tangan Kyuhyun.

“Jangan menarik tanganku, Lee Sungmin! Aku bisa berdiri sendiri!” Kyuhyun menampik tangan Sungmin dengan kasar dan mencoba untuk berdiri. Kyuhyun berjalan sempoyongan dan hampir saja terjatuh, teman-temannya sudah bersiap-siap dibelakangnya untuk membopong laki-laki jika ia terjatuh.

Begitu sampai diluar klub, mata Kyuhyun tertuju pada seorang laki-laki yang sedang berjalan sambil menelepon di seberang jalan. Emosinya kembali memuncak begitu melihat laki-laki itu.

“Dia…” decaknya. Kyuhyun segera berlari menghampirinya dengan keadaan sempoyongan akibat mabuk berat.

“Hei! Mau apa dia!!” seru Siwon yang melihat Kyuhyun yang sudah berlari meninggalkan mereka.

“Itu kan…astaga! Dia memukulnya!! laki-laki itu bisa mati jika terus-terusan dipukul seperti itu!!” ucap Sungmin panik.

“Gawat!! Ayo cepat tahan Hyunnie!!” semua teman-temannya segera menyusul Kyuhyun.

*

“Donghae, itu masalahmu bukan masalahku! Kenapa aku harus ikut susah dengan masalahmu?...kau beri saja pengertian terhadap Jessica, dia pasti akan mengerti…ya, Tuhan kau ini namja-chingu-nya!”

Eunhyuk baru saja keluar dari apotek yang tidak jauh dari rumahnya untuk membeli obat untuk mengobati luka-lukanya. Saat ini ia mendapat panggilan dari Donghae karena Donghae sedang mempunyai masalah antara dirinya dengan Jessica, pacarnya. Donghae pun bercerita panjang lebar pada Eunhyuk karena hanya Eunhyuklah yang paling bisa dipercaya olehnya.

“Aku? Aku habis dari apotek dekat rumah…aku membeli berbagai macam obat untuk mengobati lukaku…apa? kau mau terus-terusan melihat wajahku lebam tanpa diobati?...Shin-Fa yang menyuruhku untuk terus mengobati wajahku yang babak belur ini…kau mau kerumahku? Oke…sebentar lagi aku akan sampai dirumah…oke, annyeong!”

BUGH!!!

Baru saja Eunhyuk selesai berbicara dengan Donghae lewat telepon, sebuah pukulan tepat menghantam sisi kiri wajahya dengan sangat keras. Ponsel yang berada ditangannya tiba-tiba terlepas dan terjatuh kebawah. Eunhyuk langsung jatuh tersungkur di bawah. Pukulan itu terus datang secara bertubi-tubi tanpa memperdulikan keadaan Eunhyuk.

“Hyunnie!!” teriak Sungmin dari belakang.

Siwon, Kangin, dan Shindong yang mempunyai postur tubuh cukup besar segera menarik kyuhyun menjauh dari Eunhyuk yang sudah terkapar di bawah. Sedangkan yang lain membantu Eunhyuk untuk berdiri.

“Tahan dia!!”

Tiba-tiba dengan mudahnya, Kyuhyun bisa lepas dengan mudahnya dari mereka bertiga. Ia kembali memukul Eunhyuk berkali-kali tanpa ampun, tidak hanya di wajahnya namun juga badannya. Kali ini Sungmin ikut membantu Siwon, Kangin, dan Shindong menahan Kyuhyun.

“Hyunnie, sadarlah!!” seru Siwon.

“Laki-laki itu!! Lebih baik jika ia tidak ada!!” erang Kyuhyun.

“Kau sudah kehilangan kesadaran, Cho Kyuhyun!!” bentak Sungmin pada Kyuhyun.

“Bawa Hyunnie ke mobilnya! Antar dia pulang!” suruh Leeteuk.

Sungmin, Siwon, Kangin, dan Shindong segera membawanya ke mobil Kyuhyun. Kyuhyun tetap memandang Eunhyuk dengan tatapan tajam sambil menunjuk kearahnya.

“Awas kau!!” teriak Kyuhyun dengan suara serak.

Sementara itu, Eunhyuk masih terkapar lemas, ia pingsan karena pukulan Kyuhyun yang terus datang menghantam tubuhnya tanpa ampun.

“Kita harus bagaimana? Tidak mungkin kita meninggalkannya disini,” ujar Ryeowook.

“Ini semua gara-gara Hyunnie! Dia sudah gila! Laki-laki ini bisa mati jika terus dihajar seperti tadi,” gumam Yesung.

Yesung melihat sebuah ponsel yang tergeletak di jalan berbunyi, ada sebuah panggilan masuk. Yesung segera mengambil ponsel itu. Ini pasti ponsel miliknya, pikir Yesung. Yesung segera mengangkat panggilan yang masuk.

“Yeoboseyo? …mianhae aku bukan Eunhyuk, ini aku Yesung…oh, kau Lee Donghae, kau bisa datang ke depan klub X untuk menjemput Eunhyuk dan membawanya pulang?...dia terkena amukan Kyuhyun, Eunhyuk pingsan…ya, aku dan teman-teman akan menunggu disini,” Yesung menekan tombol merah untuk mengakhiri pembicaraan.

“Donghae akan datang kesini untuk menjemputnya,” ujar Yesung.

Lima belas menit kemudian Donghae datang dengan membawa mobil. Ia langsung keluar dari mobilnya dan segera berlari menghampiri mereka –Yesung, Ryeowook, Leeteuk, dan Heechul –dan Eunhyuk yang tidak sadarkan diri terbaring di bangku yang berada di depan pintu masuk klub X.

“Aigoo~dia dipukuli oleh Kyuhyun-sunbae?” tanya Donghae.

“Ne, Hyunnie mabuk berat, tiba-tiba ia mengamuk dan memukul Eunhyuk, maafkan Hyunnie,” jawab Yesung.

“Ya, Tuhan, menggenaskan  sekali keadaannya sekarang, aku akan mengantarnya pulang, terima kasih kalian sudah membantunya,” ucap Donghae.

“Sama-sama,”

Donghae membopong Eunhyuk ke dalam mobilnya dan membawanya pulang ke rumah Eunhyuk. Selama perjalanan Donghae terus berpikir, apakah pemukulan beberapa hari yang lalu, ada hubungannya juga dengan Cho Kyuhyun? Kenapa Eunhyuk tidak mau memberitahu hal yang sebenarnya padanya terutama pada Choi Shin-Fa? Apakah ada hubungannya dengan Choi Shin-Fa? Ia akan menanyakannya disaat Eunhyuk mulai sadar.

*

Matahari mulai masuk kedalam kamarnya melalu jendela, ia merasa bahwa sinar matahari mulai menyengat wajahnya. Perlahan ia membuka kedua matanya, setelah itu ia bangkit dari tidurnya, ah kepalaku masih sakit, batinnya sambil memegang kepalanya.

“Kau sudah bangun, Hyunnie?”

Kyuhyun menoleh kearah sumber suara. Sungmin sudah duduk di sofa panjang yang berada di samping tempat tidur Kyuhyun.

“Sungmin? Ke…kenapa aku ada disini? Bukankah aku ada di klub?”

“Kau mabuk berat dan hampir saja membuat orang mati karena amukanmu, Hyunnie, kau menghajar Eunhyuk habis-habisan,” ujar Sungmin.

“Menghajarnya? Hm…biar saja,”

“Kau ini gila! Kau hampir membuatnya mati! Kenapa kau berbuat seperti itu? dulu kau juga melakukan hal yang sama bukan padanya dengan Kangin dan Heechul?”

“Iya, aku yang melakukannya!”

“Hanya karena Choi Shin-Fa, kau berbuat senekat itu? otakmu itu kau taruh dimana?”

“Aku benci padanya, Shin-Fa menolakku karena laki-laki itu!! Aku tahu Shin-Fa menyukainya!!” Kyuhyun mulai emosi.

“Kau bisa bersaing dengannya dengan cara yang sehat, bukan memukulinya! Aku tahu kau kesal dan sakit hati karena Shin-Fa tidak memilihmu, tapi bukan seperti itu caranya, Cho Kyuhyun! Bagaimana jika Shin-Fa tahu kau adalah orang dibalik pemukulan Eunhyuk selama ini, Shin-Fa akan membencimu! Dan itu akan membuatmu semakin sakit hati! Kau bisa mencari cara yang lebih baik daripada ini,” tutur Sungmin. Emosi Kyuhyun perlahan mulai turun, pikirannya semakin kacau karena terus memikirkan gadis itu.

“Bagaimana caranya supaya Shin-Fa bisa ‘melihat’ku?” tanya Kyuhyun dengan nada bimbang.

“Bersikaplah lebih lembut dan berilah perhatian padanya,”

“Minnie, kau tahu dia sudah memandangku sebagai orang ‘jahat’ karena perlakuanku padanya, yah kecuali kemarin, aku sudah mencoba untuk bersikap lebih baik saat aku mengajaknya jalan-jalan, tapi tetap saja jiwa ‘evil’ku kembali keluar karena aku kesal melihat tingkahnya,”

“Tapi setidaknya pandangannya tentangmu sedikit berubah bukan?”

“Ne, tapi…”

“Aku hanya menyarankan kau harus terbiasa untuk bersikap lembut,hilangkanlah jiwa ‘evil’mu itu,  kau juga harus lebih sabar, belajarlah dari Siwon, dia orang yang sangat sabar dan selalu bersikap baik terhadap wanita,”

“Belajar dari Siwon ya…”

“Oh, jangan lupa, kau juga harus bisa mengambil hati Shin-Fa, dengan cara…ya, merayunya…wanita itu ingin sekali dirayu…”

Mata kyuhyun terbelalak.

“APA? MERAYUNYA!!? Aku tidak bisa merayu seorang wanita!!”

“Temuilah Kibum, si ahli menaklukkan wanita, kau sendiri tahu kan sudah berapa wanita yang ia taklukan dengan mudah?” Kyuhyun mulai berpikir. Apa Shin-Fa mudah dirayu? Ia tidak yakin. Sungmin tersenyum geli melihat Kyuhyun yang sedang berpikir.

“Sudahlah, nanti saja kau pikirkan, sekarang kau siap-siap! Jam sepuluh, kelas akan dimulai!”

*

Taman

“Apa? Eunhyuk-ah tidak masuk? Kenapa?” tanya Shin-Fa. Donghae bingung harus menjawab apa pada Shin-Fa. Tadi malam, Eunhyuk sudah melarangnya untuk tidak memberitahukan penyebab laki-laki itu tidak masuk kuliah.

“Tolong jangan beritahu Shin-Fa kalau aku baru saja dipukuli oleh Kyuhyun-Sunbae…”

Kata-kata Eunhyuk masih terngiang-ngiang dipikiran Donghae. Sekarang ia harus memberi alasan lain kenapa Eunhyuk tidak masuk.

“Donghae-ya? Kenapa Eunhyuk-ah tidak masuk?”

“Di…dia sakit…tidak enak badan…” Astaga! Dasar bodoh! Kenapa kau bilang tidak enak badan? Justru itu akan membuat Shin-Fa datang kerumahnya! Bodoh kau, Donghae!! Jerit Donghae dalam hati.

“Dia sakit? Aku harus kesana melihat keadaannya!” seru Shin-Fa seraya mengambil tasnya. Tiba-tiba Donghae menarik tangan Shin-Fa.

“Anioo!! Kata Eunhyuk kau…”

“LEE DONGHAEE!!!”

Suara teriakan seorang gadis terdengar sangat keras sehingga membuat orang-orang disekitarnya terdiam dan menatap kearah gadis itu. Donghae dan Shin-Fa menoleh kearah sumber suara. Shin-Fa menatapnya dengan heran, sedangkan Donghae? Wajahnya pucat dan menelan ludah. Jessica, pacarnya sudah berjalan menghampirinya dengan wajah kesal dan terpancar aura yang tidak mengenakan di sekeliling tubuh gadis berambut pirang itu. Donghae langsung melepas tangannya yang memegang tangan Shin-Fa.

“Si…Sica…kenapa kau kemari? Bu…bukankah kau ada kelas hari ini di jurusanmu?”  tanya Donghae terbata-bata.

“Ternyata kau…merayu gadis lain disaat aku tidak ada. Kau, Lee Donghae, berani-beraninya kau…” gumam Jessica.

“A…anioo! Aku tidak merayunya! Kau salah paham, Sica!! Aku tidak merayumu bukan, Shin-Fa??” tanya Donghae pada Shin-Fa dengan tatapan tolong-aku. Shin-Fa mengangguk cepat.

“Ne, Sica, Donghae-ya tidak merayuku, percayalah!” gumam Shin-Fa.

“Tapi kenapa kau memegang tangannya, Donghae?? Dasar kau laki-laki genit!! Rasakan ini!!” Jessica langsung menarik telinga Donghae dengan kuat, pemandangan ini terlihat seperti anak nakal yang dihukum oleh eommanya.

“Aduh! Sakit!! Mianhae, Sicaa!! Shin-Fa tolong a…” Donghae terkejut ketika sosok Shin-Fa sudah tidak ada di belakang Donghae. Sekarang, tidak ada yang bisa menolong Donghae dari amukan Jessica.

Sementara itu, Shin-Fa sudah pergi menjauh dari Donghae dan Jessica.

“Maafkan aku Donghae-ya, tapi aku harus kerumah Eunhyuk-ah sekarang juga…” gumam Shin-Fa yang merasa bersalah karena telah meninggalkan Donghae.

*


Shin-Fa sudah berada di depan rumah Euhnyuk. Entah kenapa Shin-Fa mulai sedikit agak grogi begitu sampai di rumah Eunhyuk. Mungkin karena ia baru pertama kali bertamu ke rumah seorang laki-laki. Tangannya sudah mulai terangkat dan mencoba untuk memencet bel rumahnya.

TING TONG!

“Yaaa…tunggu sebentar!!” suara perempuan terdengar dari dalam rumahnya.

Beberapa menit kemudian, pintu rumahnya terbuka, seorang perempuan berusia sekitar dua puluh tahun membukakan pintunya dengan penampilan yang…sedikit berantakan. Sepertinya baru saja bangun tidur.

“Annyeong haseyo!” Sapa Shin-Fa sambil membungkukkan badannya.

“A…annyeong haseyo, kau siapa, ya?” tanyanya.

“Perkenalkan, Choi Shin-Fa imnida,” jawab Shin-Fa. Mata perempuan itu melebar seketika.

“Kau, Choi Shin-Fa??” Shin-Fa hanya mengangguk pelan. Ada apa dengan perempuan yang ada di hadapannya itu? apakah perempuan itu mengenal Shin-Fa? Kenapa sepertinya perempuan itu sangat terkejut begitu melihat kedatangannya?

“Aku Lee Soo-Ra! Aku kakaknya Eunhyuk!! Ternyata kau cantik juga, ya! Eunhyuk sering bercerita tentangmu dirumah! Ayo, masuk!” seru Lee Soo-Ra antusias seraya menarik tangan Shin-Fa dan membawanya masuk kedalam rumah.

‘Eunhyuk-ah sering bercerita tentangku?’ batin Shin-Fa.

“Shin-Fa-, anggap saja rumah sendiri!”

“Ghamsahamnida,Soo-Ra eonnie. Eonnie, bolehkah aku masuk ke kamar Eunhyuk-ah?”  tanya Shin-Fa.

“Tentu saja boleh! Kamar Hyukkie ada di lantai dua, dari tangga kau belok kearah kanan, aku mau menyiapkan minuman dulu, ya!” Soo-Ra bergegas menuju dapur untuk menyiapkan minuman. Shin-Fa berjalan kearah tangga dan naik ke lantai dua. Sekarang, ia sudah berada di depan kamar Eunhyuk. Tangan Shin-Fa mulai terangkat keatas dan mencoba untuk mengetuk pintu kamar Eunhyuk. Tapi…tiba-tiba ia mengurungkan niatnya semula. Ya, ampun kenapa kau menjadi begitu kikuk seperti ini, Shin-Fa!! Batinnya. Setelah menarik napas dalam-dalam, Shin-Fa langsung mengetuk pintu Eunhyuk dengan pelan.

“Masuk!” Suara Eunhyuk terdengar jelas dari dalam kamarnya. Suara itu tiba-tiba membuat jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Bukannya masuk, Shin-Fa malah tetap berdiri di depan pintu kamar Eunhyuk.

“Hei!! Noona!! Kalau kau mau masuk kamarku, cepatlah!!” Shin-Fa tersentak begitu Eunyuk berteriak dengan keras. Ternyata Eunhyuk berpikir bahwa yang mengetuk pintu adalah kakaknya. Pintu kamar Eunhyuk tiba-tiba dibuka dengan kasar oleh pemiliknya.

“Noona!! Kau jangan main-ma…” Kalimatnya terhenti begitu melihat siapa yang sudah berdiri manis di depan kamarnya.

“Shin-Fa??”

“A…annyeong, Eunhyuk-ah…” sapa Shin-Fa dengan gugup.

‘Dasar Donghae bodoh! Kubilang jangan sampai Shin-Fa datang kemari!’ rutuk Eunhyuk dalam hati.

“Masuklah,” ajak Eunhyuk. Shin-Fa melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam kamar Eunhyuk. Kamarnya luas dan tertata cukup rapi juga bersih untuk ukuran kamar seorang laki-laki. Awalnya Shin-Fa berpikir bahwa kamar Eunhyuk akan terlihat sangat berantakan seperti kamar adik laki-lakinya yang berada Mokpo. Kadang-kadang kamar seorang laki-laki itu terlihat berantakan bukan? Eunhyuk sudah kembali ke tempat tidurnya dan duduk dengan santai.

Shin-Fa mengambil kursi dari meja belajar Eunhyuk dan menariknya sampai ke samping tempat tidur laki-laki itu.  Shin-Fa baru sadar bahwa luka lebam di wajah Eunhyuk semakin bertambah banyak.

“Aigoo~kenapa lukamu semakin bertambah banyak, Eunhyuk-ah!! Kau kenapa lagi??” tanya Shin-Fa seraya mencoba untuk menyentuh luka-luka lebam di wajah Eunhyuk.

“Auw…sakit…” ringisnya.

“Ah, mianhae, dimana kau taruh kotak obatnya?”

“Itu di rak,” Shin-Fa mengambil kotak obat yang ditaruh di rak. Shin-Fa membuka kotak tersebut dan mengambil kapas steril dan obat merah untuk mengobati bekas lukanya. Shin-Fa mulai mengobati luka di wajah Eunhyuk dengan pelan. Sebenarnya apa yang terjadi dengan laki-laki ini? Sudah tiga hari berturut-turut aku selalu mendapatinya dalam keadaan babak belur…pikirnya.

“Eunhyuk-ah…”

“Ne?”

“Sebenarnya apa yang terjadi denganmu akhir-akhir ini? Kau ada masalah?”

“Kau…tidak perlu tahu apa yang terjadi denganku, Shin-Fa,” laki-laki itu tetap menyembunyikan masalahnya dari Shin-Fa. Bukankah Shin-Fa adalah temannya? Bahkan bisa dibilang sebagai sahabatnya? Tapi kenapa laki-laki itu tetap tidak mau memberitahu gadis itu. Shin-Fa mulai sedikit agak kecewa.

“Kau menyembunyikan sesuatu dariku, bukan?” Suara Shin-Fa mulai terdengar parau seperti sedang menahan tangis.

“Ha? A…aku…aku…”

Mata Eunhyuk tiba-tiba melebar ketika melihat bulir-bulir air mata turun membasahi pipi gadis itu. Eunhyuk mengangkat tangan kanannya, mencoba untuk menghapus air mata Shin-Fa yang mulai turun secara perlahan.

“Kau ini kenapa tiba-tiba menangis? Aneh sekali…” keluhnya.

“Kau itu jahat sekali, Eunhyuk-ah! Kenapa kau tidak mau memberitahukanku yang sebenarnya terjadi padamu? Kau tahu aku itu khawatir sekali padamu, tapi kau justru menyembunyikan semuanya dariku!! Aku ini temanmu, bukan? Kau bisa bercerita padaku…jangan menyembunyikan masalahmu seperti ini,”  Lama-lama tangisan Shin-Fa semakin menjadi. Eunhyuk mulai kebingungan setengah mati, apa yang harus ia lakukan untuk meredakan tangisan gadis itu, selama ini ia paling tidak bisa menghentikan tangis seorang gadis. Tiba-tiba salah satu tangannya terangkat, kemudian tangannya menarik kepala Shin-Fa dan membawanya kedalam dekapan Eunhyuk.

“Terima kasih karena kau sangat khawatir padaku. Tapi…mianhae, saat ini aku belum bisa memberitahukan masalah yang sebenarnya terjadi padaku, ini masalah seorang laki-laki, Shin-Fa…jika waktunya tepat, aku akan memberitahumu segera, tolong mengertilah keadaanku yang sekarang, percayalah padaku,” tutur Eunhyuk. Shin-Fa hanya diam saja dan mengangguk pelan di dekapan Eunhyuk.

“Ah, Ya Tuhan!! Apakah aku menganggu acara kalian berdua??”

Ketika mendengar suara kakaknya yang tiba-tiba masuk kedalam kamar, Eunhyuk langsung melepaskan tangannya yang sedaritadi merangkul kepala Shin-Fa. Begitupun dengan Shin-Fa, Shin-Fa langsung menarik diri dan mulai menjauh dari Eunhyuk. Wajah mereka langsung memerah dan mulai bertingkah kikuk.

“Maaf ya…aku merusak acara kalian berdua, aku hanya ingin mengantar minuman untuk Shin-Fa, hehe…aku permisi dulu, lanjutkanlah acara kalian…” Dengan senyum lebar, Soo-Ra segera keluar dari kamar Eunhyuk. Suasana di dalam kamar menjadi sepi karena mereka mulai salah tingkah dan malu-malu.

“Maafkan Noona-ku ya, memang seperti itulah dia, selalu membuka pintu kamarku tanpa mengetuk terlebih dahulu,” gumam Eunhyuk untuk mencairkan suasana. Shin-Fa menggelengkan kepalanya.

“Ah, tidak apa-apa,”

“Ngomong-ngomong, kau bolos kuliah? Bukankah hari ini ada kelas??” tanya Eunhyuk.

“N…Ne…aku bolos kuliah jam pertama begitu mendengar dari Donghae kalau kau sakit, aku segera pergi kesini,”

“Kau itu bodoh sekali!! kau datang kesini dan mengorbankan waktu kuliahmu!! Astaga…” keluh Eunhyuk.

“Mianhae…” ujar Shin-Fa sambil menunduk. Eunhyuk tiba-tiba tertawa kecil.

“Tapi…terima kasih, ya…”

“Terima kasih? Untuk?”

“Terima kasih karena kau telah mengorbankan waktu kuliahmu hanya demi aku,” jawab Eunhyuk dengan tersenyum manis. Wajah Shin-Fa bersemu merah ketika melihat senyuman Eunhyuk yang disunggingkan padanya.

“A…aku harus kembali kampus,” kata Shin-Fa gugup dengan wajah yang ditundukkan untuk menyembunyikan wajahnya yang merah.

“Maaf aku tidak bisa mengantarmu,”

“Tidak apa-apa, aku pergi dulu ya,” Shin-Fa bangkit dari duduknya lalu mengambil tasnya.

“Hati-hati dijalan…”

Shin-Fa menutup pintu kamar Eunhyuk secara perlahan. Shin-Fa masih terus memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada Eunhyuk. Ia sama sekali tidak mengerti.  Lamunannya buyar ketika Soo-Ra hampir saja menabraknya di depan ruang keluarga.

“Shin-Fa? Kau mau pulang?”

“Aku harus kembali ke kampus, Eonnie…”

“Ooh begitu, padahal aku ingin mengajakmu makan siang bersama, sayang sekali…” gumamnya dengan nada kecewa. Tiba-tiba Shin-Fa mulai memberanikan diri untuk bertanya pada Soo-Ra. Mungkin Soo-Ra eonnie tahu apa yang terjadi pada Eunhyuk-ah, pikirnya.

“Eonnie…”

“Ne?”

“Apa Eonnie tahu apa yang terjadi pada Eunhyuk-ah?” tanya Shin-Fa.

“Aku…sebenarnya juga tidak tahu, tapi kemarin aku melihat Hyukkie di bopong oleh Donghae-ya dalam keadaan tidak sadarkan diri, keadaannya menggenaskan sekali…” Shin-Fa tersentak begitu mendengar penjelasan kakaknya. Eunhyuk-ah pingsan?

“Apa Donghae-ya memberitahu Eonnie siapa yang menyebabkan Eunhyuk-ah jadi seperti ini?” tanyanya sekali lagi. Soo-Ra menggeleng pelan.

“Donghae-ya tidak mau memberitahu, ia hanya tersenyum padaku dan terus membawa Hyukkie keatas, untung saja Appa dan Eomma tidak ada dirumah, mereka bisa marah jika mendapati Hyukkie seperti itu,”

“Ghamsahamnida, Eonnie, aku pergi dulu…” Shin-Fa tersenyum simpul.

“Hati-hati, ya…”

Shin-Fa mengangguk dan kemudian pergi meninggalkan rumah Eunhyuk dengan pikiran yang masih dipenuhi oleh serangkaian pertanyaan tentang sahabatnya tersebut.

*









Tidak ada komentar:

Posting Komentar