Jumat, 24 Juni 2011

My All is in You : Chapter 10

Chapter 10

“Maybe you’re the one, maybe eojjeomyeon, eojjeomyen niga, naega gidarin banjjogingeonji…”

Ayah Shin-Fa yang sedang menonton siaran pertandingan sepak bola di televisi tiba-tiba dikejutkan dengan bunyi ponsel Shin-Fa yang nyaring. Ayahnya mengambil ponsel tersebut yang tergeletak di atas meja. Ia tersenyum begitu melihat siapa nama yang tertera di layar ponsel anaknya.

“Shin-Fa!!” panggilnya.

“Ne Appa?”

“Kyuhyun meneleponmu!”

Shin-Fa yang sedang berada di dapur membantu Bibi Kim membereskan sisa makan malam langsung berlari menuju ruang keluarga untuk mengambil ponselnya. Ia langsung mengambil ponselnya dari tangan ayahnya. Shin-Fa pergi menuju kamarnya dan segera mengangkat telepon dari Kyuhyun.

“Yeoboseyo?”

“Yeoboseyo Shin-Fa…sedang apa kau sekarang?”

“Aku sedang membantu Bibi Kim membereskan sisa makan malam. Ada apa Oppa meneleponku?”

“Hmm…aku…aku rindu padamu,”  wajah Shin-Fa langsung merah padam.

“O…Oppa, baru satu jam yang lalu kau mengantarku sampai kerumah, dan sekarang kau menelepon dan bilang kau rindu padaku…”

“Kenapa? Memangnya tidak boleh?”

“Bu…bukan begitu…tapi…”

“Sudahlah, jangan dipikirkan seperti itu, haha…aku ingin berterima kasih padamu,”

“Terima kasih? Untuk apa?”

“Karena kau telah menerimaku, kukira kau akan menolakku untuk yang kedua kalinya, di mobil aku sudah menyiapkan satu botol soju jika kau akan menolakku lagi.”

“Soju? Oppa…tolong jangan meminumnya, kau akan mabuk berat…”

“Tenang saja, aku tidak akan meminumnya. Sudah kubuang, lagipula kau sudah menerimaku bukan? aku janji tidak akan meminum soju lagi,”

“Oppa, aku mau membantu Bibi Kim lagi didapur, aku takut dia sedang kerepotan,”

“Baiklah. Setelah itu kau harus tidur, kau pasti kelelahan.”

“Ne, Oppa.”

“Jjaljayo, jagiya!”

Shin-Fa mengakhiri pembicarannya dengan Kyuhyun dengan tersenyum. Sepertinya Kyuhyun sudah menemukan panggilan baru untuknya, Jagiya. Shin-Fa menaruh ponselnya diatas meja belajar dan kembali ke dapur. Ketika sedang menuruni tangga, Shin-Fa melihat ayahnya sudah berdiri di depan tangga menunggunya.

“Appa? Kenapa berdiri disitu?”

“Appa ingin menanyakan sesuatu padamu,” jawab ayahnya seraya merangkul Shin-Fa dan membawanya ke ruang keluarga.

“Apa?”

“Ada hubungan apa antara kau dan Kyuhyun?”

“Mwo? Ke…kenapa Appa tiba-tiba bertanya seperti itu?” Shin-Fa bertanya balik pada ayahnya dengan salah tingkah.

“Sepertinya Appa merasa bahwa ada hubungan istimewa antara kau dan Kyuhyun. Appa sempat mengintip dari balik tirai jendela saat kau baru datang bersamanya, dia menggenggam tanganmu bukan? Ada apa diantara kalian?” tanya Appa. Wajah Shin-Fa mulai memerah, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

“Aku…aku…hari ini…resmi berpacaran dengannya. Appa pasti akan memarahiku bukan? Dulu Appa menyuruhku untuk berpacaran setelah lulus kuliah, dan sekarang aku malah melanggar perintah Appa. Mianhae, Appa…” Ayahnya tersenyum lalu membelai puncak kepala Shin-Fa.

“Appa tidak marah padamu. Appa sadar jika kau sudah bukan gadis kecil Appa lagi, kau sudah tumbuh menjadi gadis dewasa. Appa setuju jika kau berpacaran dengannya, aku rasa dia adalah laki-laki yang baik dan sopan. Appa percaya Kyuhyun akan menjagamu baik-baik. Tapi kalau sampai terjadi apa-apa denganmu, Appa tidak akan segan-segan membunuh laki-laki itu!” Shin-Fa tertawa mendengar penjelasan ayahnya. Ia langsung memeluk ayahnya.

“Gomawo, Appa…” ucap Shin-Fa lembut. Ayahnya tersenyum, lalu mengecup kening anak perempuannya.

“Appa pasti akan merindukan gadis kecil Appa yang paling polos dan selalu saja mudah dijahili oleh adiknya. Kau pasti akan lebih sering menghabiskan waktu bersama Kyuhyun dibandingkan bersama Appa,” keluh ayahnya.

“Appa…kata-kata Appa seperti sedang melepas anak perempuannya yang akan menikah dengan seorang laki-laki. Tenang saja, Appa, aku pasti akan menghabiskan waktu bersama Appa. Appa tetap menjadi nomor satu bagiku,” ujar Shin-Fa.

“Kau ini bisa saja! Sekarang kau dapur, bantu Bibi Kim membereskan semuanya!”

“Siap!”

*

Dua hari kemudian, tepat di hari Senin, Shin-Fa mencoba untuk menghubungi Kyuhyun pagi ini. Ini sudah yang ketiga kalinya Shin-Fa menghubungi Kyuhyun, tapi tidak satupun diangkat olehnya.

“Kenapa tidak diangkat?” gumam Shin-Fa. Shin-Fa melihat kearah jam dinding kamarnya. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Karena takut terlambat, ia memutuskan untuk berangkat sendiri. Tidak mungkin ia meminta ayahnya untuk mengantar kekampus. Ayahnya sudah berangkat sejak pukul setengah tujuh tadi.

“Bibi Kim, aku berangkat!” pamit Shin-Fa.

“Lho? Tidak dijemput oleh Kyuhyun-ssi?” Shin-Fa menggeleng.

“Mungkin dia harus berangkat pagi, jadi tidak bisa menjemputku. Annyeong!”

*

Kooridor kelas masih dipenuhi oleh para mahasiswa yang sedang menunggu jam masuk kelasnya. Syukurlah tidak telat, pikir Shin-Fa. Ia mulai bernapas lega karena tidak telat masuk kelas. Di perjalanan, Shin-Fa mulai gelisah karena kemacetan yang panjang. Saat sedang berjalan menuju kelasnya, ia melihat Sungmin berjalan sendirian menuju arah yang berlawanan dengannya. Shin-Fa langsung berlari dan memanggilnya.

“Sungmin-sunbae!” panggil Shin-Fa.

“Oh, kau Shin-Fa…ada apa?”

“Ng…apa Sunbae tahu kemana Kyuhyun-oppa? tadi pagi ia tidak menjemputku. Dia juga tidak menjawab teleponku,”

“Kau tidak tahu?”

“Tidak tahu apa?”

“Hyunnie sakit!” mata Shin-Fa melebar mendengar ucapan Sungmin.

“Benarkah?”

“Bukankah kau itu pacarnya? Kenapa kau tidak tahu?” tanya Sungmin heran.

“Aku benar-benar tidak tahu. Oppa tidak memberitahuku,” gumam Shin-Fa pelan.

Sungmin melihat wajah Shin-Fa yang memancarkan kegelisahan di matanya. Ia langsung tertawa.

“Tenang saja, Shin-Fa. Hyunnie tidak akan mati semudah itu, mungkin ia hanya demam.”

“Ooh, gomawo, Sunbae…”

“Cheonmaneyo, duluan ya!” Sungmin berbalik arah dan pergi menuju kelasnya.

Shin-Fa berjalan menuju kelasnya dengan gelisah. Kenapa Oppa tidak memberitahuku jika dia sakit? Batinnya. Ingin sekali ia langsung pergi kerumah Kyuhyun, tapi hari ini dosennya akan mengadakan kuis, ditambah lagi Shin-Fa juga tidak tahu dimana rumah Kyuhyun. Shin-Fa baru sadar jika selama ini ia tidak pernah tahu dimana rumah Kyuhyun.

*

“Hyukkie, kenapa Shin-Fa belum datang? Aku membutuhkannya…” Sejak setengah jam yang lalu, Donghae selalu mengeluh karena ia tidak melihat Shin-Fa datang. Eunhyuk menatapnya dengan heran.

“Kenapa kau membutuhkannya?”

“Aku membutuhkannya untuk mengerjakan kuis,” jawab Donghae singkat. Sebuah pukulan keras tiba-tiba mendarat di atas kepalanya.

“Aish! Sakit, Hyukkie!!”

“Kerjakanlah sendiri!! Jangan minta bantuan orang lain!!” Donghae memasang wajah cemberut pada Eunhyuk. Kemudian pandangannya tertuju pada gadis yang baru saja masuk kedalam kelasnya. Senyumnya langsung mengembang seketika.

“Shin-Fa!! Akhirnya kau datang juga! Aku sudah menunggumu daritadi!” seru Donghae.

“Mianhae, Donghae-ya. Jalanan macet sekali, bus yang kutunggu juga selalu penuh,” keluhnya. Eunhyuk menatap gadis itu. Bus? Bukankah setiap hari ia selalu dijemput oleh Kyuhyun? Pikirnya.

“Kau tidak bersama Kyuhyun-sunbae?” tanya Eunhyuk penasaran. Shin-Fa menggeleng pelan.

“Oppa tidak masuk. Oppa sakit.”

“Kalau begitu kenapa kau tidak menghubungiku? Aku bisa menjemputmu,”

“Anio…tidak usah, aku tidak mau merepotkanmu, aku bisa berangkat sendiri,” jawab Shin-Fa. Ah, Eunhyuk lupa. Sekarang Shin-Fa sudah berpacaran dengan Kyuhyun. Ia tidak bisa seenaknya lagi menjemputnya atau mengajaknya pergi bersama. Bisa-bisa ia dibunuh oleh Kyuhyun.

Selama kuis berlangsung, sesekali Eunhyuk melirik Shin-Fa. Wajahnya terlihat sangat gelisah dan mulai kehilangan konsentrasinya. Sepertinya gadis itu sedang memikirkan Kyuhyun. Eunhyuk mendesah panjang. Ia mulai berpikir bahwa Shin-Fa sekarang sangat menyayangi Kyuhyun sampai-sampai ia gelisah seperti ini karena memikirkan keadaannya.

Setelah kuis selesai dan mulai beralih ke mata kuliah yang lain, Shin-Fa masih terlihat gelisah. Ia terus melirik kearah arlojinya. Tak hanya terus melihat arlojinya, pandangan matanya juga selalu kemana-mana, tidak pernah melihat kearah dosen.

“Shin-Fa…” bisik Eunhyuk. Shin-Fa menoleh kearahnya.

“Daritadi kau terlihat sangat gelisah, kau pasti memikirkan Kyuhyun-sunbae bukan?” Shin-Fa mengangguk.

“Aku merasa tidak enak padanya. Aku sama sekali tidak tahu jika dia sakit, aku baru tahu dari Sungmin-sunbae,” bisiknya.

“Sunbae tidak akan mati semudah itu, tenang saja, kecuali jika dia mengalami kecelakaan,” jawab Eunhyuk singkat.

“Kata-katamu sama dengan Sungmin-sunbae,” gumam Shin-Fa.

“Benarkah? Berarti jalan pikiranku sama dengannya. Kuliah akan berakhir sekitar lima belas menit lagi, setelah itu kau bisa langsung pergi kerumahnya.”

Lima belas menit kemudian, mata kuliah tersebut telah selesai. Shin-Fa segera bangkit dari duduknya dan langsung membereskan peralatan tulisnya.

“Aku duluan, Eunhyuk-ah! Annyeong!” Shin-Fa langsung berlari keluar meninggalkan kelas.

“Hyukkie? Kenapa Shin-Fa terburu-buru seperti itu?” tanya Donghae.

“Kyuhyun-sunbae sakit, ia mau pergi kerumahnya.”

“Kenapa kau tidak mengantarnya?”

“Kau ingin melihatku besok datang dengan wajah babakbelur karena dipukuli lagi olehnya?” tanya Eunhyuk balik.

“Hei, jangan marah-marah seperti itu, kau menyeramkan sekali! lagipula memangnya dia punya kekuatan buat memukulmu saat sakit?”

“Mungkin dia tidak punya kekuatan, tapi temannya pasti punya!” Eunhyuk meraih tas ranselnya dan pergi meninggalkan Donghae.

“Hyukkie! mau kemana kau??”

Eunhyuk tidak menjawabnya panggilannya dan terus berjalan keluar kelas.

*

Shin-Fa sedang berdiri di depan kelas yang merupakan kelas Kyuhyun juga teman-temannya. Kelas tersebut belum mengakhiri mata kuliahnya. Beberapa menit kemudian, setelah dosen yang mengajar di kelas itu keluar, satu per satu mahasiswa mulai berhamburan meninggalkan kelas. Shin-Fa melihat Sungmin baru saja keluar dari kelasnya sambil mengetik sesuatu di ponselnya. Ia langsung memanggil dan menghampiri Sungmin.

“Sunbae!!”

“Shin-Fa? Ada apa?” tanya Sungmin.

“Hm…apa Sunbae bisa mengantarku kerumah Kyuhyun-oppa? Aku…tidak tahu letak rumahnya,” jawab Shin-Fa.

“Oh, kebetulan sekali aku juga ingin kerumahnya, ikut saja denganku!”

“Yang lain tidak ikut?”

“Tidak, mereka ada kegiatan sendiri yang tidak bisa ditinggalkan. Ayo kita pergi sekarang,” ajak Sungmin.

*

“Sunbae?”

“Ne?”

“Apa hari ini dirumah Kyuhyun-oppa ada orang tuanya?”

“Anio, orang tua Hyunnie tidak ada dirumah. Mereka berdua ada di Jerman karena ada pekerjaan disana, Hyunnie hanya tinggal bersama para pelayannya,” jawab Sungmin.

“Jheongmal?” Sungmin mengangguk.

“Kasihan sekali Oppa…” gumam Shin-Fa.

“Yah, sejak kecil dia memang sering ditinggal oleh orang tuanya, ditambah lagi Hyunnie adalah anak tunggal. Hyunnie sangat kesepian tinggal dirumahnya yang terbilang sangat besar dan mewah. Oleh karena itu, aku sering datang kerumahnya untuk sekedar menemaninya,” ujar Sungmin.

“Sunbae sudah berteman lama dengan Oppa, ya? kalian kelihatan dekat sekali dibandingkan dengan yang lain,”

“Aku sudah mengenalnya sejak duduk di bangku sekolah dasar, Hyunnie adalah teman pertamaku, begitu juga dengannya,” ucapnya sambil tersenyum.

“Wah, berarti sudah lama sekali kalian bersahabat! Kenapa kalian bisa dekat seperti ini, padahal kepribadian kalian berdua sedikit…yah, berbeda mungkin…”

“Kau benar, dulu aku juga tidak menyangka bisa sedekat ini dengannya. Hyunnie seorang anak laki-laki yang keras dan nakal juga selalu bertindak sesuka hatinya, sedangkan aku seorang anak laki-laki perfeksionis yang selalu ingin melakukan apapun sendirian. Mungkin karena perbedaan itulah kami bisa melengkapi satu sama lain, haha…” Shin-Fa tertawa kecil.

Untuk pertama kalinya, Shin-Fa merasa bahwa dirinya semakin mengenali sosok Cho Kyuhyun. Ia baru saja mendengar tentang latar belakang juga kepribadian Kyuhyun yang selama ini tidak diketahui olehnya. Shin-Fa baru sadar jika laki-laki itu kesepian, mungkin karena itulah Kyuhyun terlihat keras dan selalu bertindak seenaknya karena hanya dengan cara itulah ia bisa mendapat perhatian dari teman-temannya juga orang-orang disekitarnya.

“Ah, Sunbae! Bisa kita berhenti sebentar di supermarket? Aku ingin membeli buah-buahan juga bahan makanan untuk Kyuhyun-oppa!”

“Baiklah!”

Sungmin memarkirkan mobilnya tepat didepan supermarket besar yang berada di tengah kota Seoul.

“Shin-Fa, aku lupa ada yang harus aku beli di toko buku yang ada disana, nanti aku akan menyusulmu,” kata Sungmin. Shin-Fa mengangguk.

Shin-Fa masuk kedalam supermarket tersebut dan berjalan menuju stand buah-buahan juga bahan makanan. Shin-Fa membeli buah apel dan jeruk, juga bahan-bahan makanan untuk membuat bubur. Setelah selesai, ia langsung pergi menuju kasir dan membayarnya. Ketika sedang mengeluarkan uang dari dompetnya, terdengar suara yang sangat familiar memanggil namanya.

“Shin-Fa?” Shin-Fa menoleh kearah sumber suara.

“Eunhyuk-ah?”

Ternyata Eunhyuk berada di kasir sebelah tempat Shin-Fa membayar barang belanjaannya. Senyumannya tiba-tiba memudar ketika melihat perempuan yang berada di samping Eunhyuk. Siapa lagi kalau bukan Yuri. Setelah selesai membayar, Shin-Fa langsung mengambil barang belanjaannya dan menghampiri laki-laki itu.

“Kenapa kau ada disini? Bukankah kau mau ke rumah Kyuhyun-sunbae?”

“Aku…aku mau membeli buah-buahan juga bahan makanan untuk Oppa,” jawab Shin-Fa.

“Kau sendirian?”

“Anio. Aku bersama Sungmin-sunbae, sekarang Sunbae sedang mencari sesuatu di toko buku,”

Sementara itu, Yuri mulai memasang wajah kesal ketika melihat Eunhyuk menyapa Shin-Fa dan mengajaknya bicara. Ia merasa tidak diperdulikan. Baru saja Eunhyuk mau membuka mulut untuk bicara, tiba-tiba Yuri langsung merangkul lengannya.

“Eunhyuk-ah…bisakah kita pulang sekarang? Tiba-tiba kepalaku pusing sekali, aku ingin cepat-cepat pulang!” sela Yuri sambil memegang kepalanya.

“Kau sakit?” tanya Eunhyuk khawatir.

“Ne, pusing sekali…” Jawabnya sambil mengangguk pelan

“Mianhae, Shin-Fa. Aku harus mengantar Yuri pulang, aku duluan,” Shin-Fa tersenyum masam.

“Mianhae, Shin-Fa…” gumam Yuri datar.

“Tidak apa-apa. Cepatlah kau antar Yuri pulang,” kata Shin-Fa. Eunhyuk merangkul bahu Yuri dan membawanya keluar dari supermarket. Shin-Fa terus memandang dua sosok yang semakin lama semakin menjauh. Shin-Fa merasa bahwa ada hubungan istimewa diantara mereka berdua –Eunhyuk dan Yuri. Mereka kelihatan dekat satu sama lain. Lagipula tidak biasanya ia melihat Eunhyuk seakrab itu dengan Yuri.

“Ah, kenapa aku harus memikirkannya? Tidak ada hubungannya denganku! Bukankah kau harusnya senang karena mereka dekat?” gumamnya dengan suara kecil. Tiba-tiba sebuah tepukan kecil mendarat di bahunya.

“Shin-Fa! Maaf aku terlalu lama di toko buku!” Sungmin sudah berdiri di belakangnya dengan napas terengah-engah. Laki-laki itu kelelahan karena mencari Shin-Fa di berbagai stand makanan, tapi ternyata Shin-Fa sudah berada di depan kasir dengan dua kantong plastik ditangannya.

“Tidak apa-apa, Sunbae,” jawab Shin-Fa.

“Tadi sepertinya aku melihatmu sedang mengobrol dengan dua orang, kelihatannya seperti Eunhyuk dan Yuri…”

“Ne, aku bertemu dengan mereka dan sempat mengobrol sebentar disini,” jawab Shin-Fa.

“Ooh, begitu. Bagaimana jika kita pergi sekarang?” Shin-Fa mengangguk.

“Sini biar aku yang bawa!” Sungmin mengambil dua kantong plastik yang dipegang Shin-Fa, lalu pergi ke mobilnya bersama-sama.

*

Sungmin menekan bel rumah Kyuhyun. Benar yang dikatakan oleh Sungmin, rumah Kyuhyun memang sangat besar dan mewah, bahkan lebih besar dari rumah Shin-Fa. Beberapa menit kemudian seorang pelayan membukakan pintu untuk mereka berdua.

“Shin-Fa, ayo kita masuk!” ajak Sungmin. Shin-Fa mengangguk.

“Bahan-bahan makanannya ditaruh saja di sini,” Sungmin menyuruh Shin-Fa untuk menaruh belanjaannya di meja makan. Kemudian Sungmin membawa Shin-Fa menuju lantai atas tepatnya kamar Kyuhyun.

Sungmin membuka pintu kamar Kyuhyun dengan pelan dan mendapati sahabatnya itu sedang tertidur pulas di tempat tidurnya. Kamarnya terlihat sangat berantakan. Buku-bukunya tidak dibereskan, dibiarkan tertumpuk begitu saja di meja belajarnya. Bantal sofa miliknya tergeletak bebas di lantai.

“Aigoo…kamarnya seperti kapal pecah!” Sungmin mengambil bantal-bantal sofa yang berada di lantai dan ditaruh di sofa. Sedangkan Shin-Fa membereskan buku-buku Kyuhyun dan menaruhnya di rak buku. Setelah selesai membereskan semuanya, Sungmin dan Shin-Fa mendekati tempat tidur Kyuhyun dan memandang wajah laki-laki itu.

“Pulas sekali tidurnya,” bisik Sungmin.

“Pasti Oppa sangat kelelahan,” kata Shin-Fa.

“Wah, disaat seperti ini aku ingin sekali menjahilinya,” celetuk Sungmin.

“Apa yang akan Sunbae lakukan? Mencorat-coret wajah Oppa dengan spidol?”

“Anio…itu sudah pernah kulakukan dan hasilnya aku ditendang keluar dari kamarnya, sekarang aku ingin melakukan hal yang lain, haha…”

“Apa itu?” tanya Shin-Fa bingung. Sungmin hanya tersenyum lebar.

Dengan pelan tanpa mengganggu Kyuhyun, Sungmin langsung naik keatas tempat tidur Kyuhyun dan tidur disampingnya. Tiba-tiba…Sungmin langsung memeluk Kyuhyun dengan kencang.

“Jagiyaa!!! Banguuun!!!” teriak Sungmin.

Kyuhyun langsung membuka mata dan mendapati Sungmin sudah berada di sebelahnya yang sedang memeluknya. Kyuhyun mulai meronta-ronta mencoba menjauh dari Sungmin.

“Apa yang kau lakukan!! Lepaskan aku!!” seru Kyuhyun. Sungmin langsung tertawa terbahak-bahak dan segera melepas pelukannya. Sementara itu Shin-Fa sedang menahan ketawa.

“Ternyata disaat sakitpun, tenagamu masih kuat sekali ya. Hei, Hyunnie aku membawa tamu istimewa untukmu!”

“Shin-Fa?” Kyuhyun menatap Shin-Fa yang berdiri disamping Sungmin.

“Hm…sepertinya aku harus pulang,” kata Sungmin.

“Sunbae! Bukankah kau bilang kau ingin menjenguk Oppa?”

“Tapi sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat, aku tidak ingin menjadi pengganggu diantara kalian berdua. Nanti malam aku akan kesini. Annyeong!!” Sungmin meninggalkan kamar Kyuhyun dan pulang.

“Shin-Fa, mianhae tadi pagi aku tidak menjemputmu dan tidak menghubungimu, kau pasti kebingungan,” gumam Kyuhyun.

“Tidak apa-apa, Oppa. Aku mengerti keadaanmu, kau sedang sakit. Yah, aku sedikit kebingungan tadi pagi, aku mencoba menghubungimu tiga kali tapi tidak kau angkat.”

“Kau berangkat sendirian?”

“Ne. O,iya aku dan Sungmin-sunbae tadi sempat ke supermarket dan membeli buah-buahan untukmu. Aku mau mengambilnya sebentar!” Shin-Fa langsung pergi keluar dan mengambil buah yang tadi dibelinya. Sebelum kembali ke kamar Kyuhyun, Shin-Fa meminta seorang pelayan untuk mengambilkan sebuah pisau. Setelah itu ia kembali ke kamar Kyuhyun.

“Aku membelikanmu buah apel. Biar kukupas terlebih dahulu,” Shin-Fa mengambil sebuah apel dari kantong plastik, lalu mengupasnya dengan pelan. Kyuhyun terus menatap Shin-Fa yang sedang mengupas buah apel.  Setelah mengupas dan memotongnya menjadi empat bagian, Shin-Fa langsung memberikan sepotong apelnya pada Kyuhyun. Shin-Fa terkejut ketika melihat Kyuhyun tidak mengambilnya, melainkan menarik tangannya yang memegang apel dan langsung mengigit apelnya. Wajah Shin-Fa langsung memerah.

“Kenapa wajahmu memerah?” tanya Kyuhyun. Shin-Fa langsung menggeleng cepat.

“Anio, tidak apa-apa, aku hanya sedikit…kaget,” jawab Shin-Fa.

“Oppa?”

“Ne?”

“Kau terlihat kelelahan sekali. Matamu sayu, wajahmu pucat, dan rambutmu berantakan,”

“Mungkin aku jadi sakit seperti ini karena sering bermain game sampai tengah malam, bahkan hari Sabtu kemarin aku sampai-sampai tidak tidur,” aku Kyuhyun.

“Ya Tuhan…Oppa…main game sampai tidak tidur semalaman, kau harus jaga kesehatanmu…” keluh Shin-Fa. Kyuhyun tersenyum lalu tertawa.

“Baru kali ini aku melihatmu perhatian sekali padaku,” kata Kyuhyun. Shin-Fa tersenyum masam.

“Oppa sudah makan?” tanya Shin-Fa. Kyuhyun menggeleng.

“Belum, daritadi aku terus tidur,”

“Aku akan buatkan bubur untukmu, ya. Kau istirahat saja,” Shin-Fa bangkit dari duduknya dan pergi keluar menuju dapur.

*

Shin-Fa membawa bahan-bahan makanannya ke dapur dan mulai bersiap-siap untuk memasak. Tiba-tiba salah satu pelayan mengagetkannya.

“Nona, biar saya saja yang membuatkan makanan. Nona tunggu saja di kamar Tuan Kyuhyun,”

“Tidak apa-apa. Biar aku sendiri saja yang membuatnya,” Shin-Fa menolaknya.

“Baiklah. Jika butuh bantuan, Nona bisa memanggil saya atau pelayan yang lain,”

“Gomawo,”

Dengan cekatan, Shin-Fa langsung memasak bubur untuk Kyuhyun di dapur. Saat memasak, tiba-tiba pikirannya kembali pada Eunhyuk juga Yuri. Ia terus mengingat kejadian di supermarket saat dirinya bertemu dengan mereka berdua. Shin-Fa masih penasaran dengan hubungan Eunhyuk dan Yuri. Apa jangan-jangan mereka berdua berpacaran? Pikirnya. Entah kenapa akhir-akhir ini pikirannya selalu tertuju pada laki-laki itu, Shin-Fa semakin tidak mengerti dengan jalan pikirannya yang sekarang. Harusnya sekarang yang selalu kau pikirkan adalah Kyuhyun-oppa, bukan Eunhyuk-ah! Batin Shin-Fa.

Disaat sedang mengiris daun bawang, tiba-tiba ada yang merangkulnya dari belakang dengan pelan. Tangannya berhenti mengiris dan badannya diam tidak bergerak sama sekali. Tanpa perlu mendongakkan kepala, Shin-Fa sudah tahu siapa yang merangkulnya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Kyuhyun.

“Oppa, kenapa kau kesini? Harusnya kau istirahat saja di kamar…” gumam Shin-Fa dengan jantung yang mulai berdetak lebih cepat.

“Aku ingin mengganggumu yang sedang memasak untukku.”

“Aku sedang mengiris bawang. Kalau kau mengangguku, tanganku bisa teriris pisau.”

“Jangan sampai tanganmu teriris pisau.”

“Kalau begitu lepaskan aku, Oppa.”

“Tidak mau.”

“Oppa…”

“Biarkan aku merangkulmu seperti ini sebentar saja, kumohon…” Shin-Fa mendesah dan kemudian mengangguk pelan.

“Setelah aku memelukmu seperti ini, rasanya tenagaku mulai terkumpul lagi. Ternyata aku memang benar-benar membutuhkanmu…” Shin-Fa terdiam dan terus mendengar perkataan Kyuhyun.

“Saranghae…Jheongmal saranghae…” ucap Kyuhyun dengan pelan.

“Oppa tolong jangan katakan itu disini, bagaimana kalau ada yang melihat dan mendengar ucapanmu?” Shin-Fa mulai salah tingkah.

“Wae? Kau malu? Aku bisa mengucapkannya berkali-kali. Saranghae, saranghae, saranghae,saranghae,saranghae…” Kyuhyun terus mengucapkan ‘saranghae’ berulang kali tanpa henti, itu membuat Shin-Fa semakin salah tingkah.

“Oppa, hentikan!” desak Shin-Fa. Bukannya berhenti, Kyuhyun malah semakin keras mengucapkannya.

“Saranghae, saranghae, saranghae, saranghae…”

Karena sudah tidak tahan, Shin-Fa langsung mencubit salah satu lengan Kyuhyun. Sontak, Kyuhyun langsung melepas pelukannya dan memegang lengannya yang baru saja dicubit oleh Shin-Fa. Cubitan Shin-Fa memberikan bekas merah di tangannya.

“Aish…sakit!” ringis Kyuhyun.

“Oppa! kau ini nakal sekali! sudah kubilang berhenti mengucapkannya, kau malah semakin menjadi-jadi! Rasakan!” Shin-Fa memasang wajah cemberut.

“Tapi kau tidak perlu mencubit lenganku dengan keras, sakit sekali…” keluh Kyuhyun sambil mengusap lengannya. Kyuhyun mulai mendekati Shin-Fa dan kemudian mengecup pipinya dengan lembut. Lagi-lagi Shin-Fa dibuat salah tingkah olehnya.

“Mianhae kalau kau merasa tidak suka, aku tidak akan melakukannya lagi…mianhae jika aku selalu bertindak seenaknya tanpa memikirkan perasaanmu,” gumamnya.

GEDUBRAK!!

Shin-Fa dan Kyuhyun langsung menoleh kearah sumber suara. Para pelayan langsung menyunggingkan senyum lebar. Ternyata para pelayan rumah Kyuhyun mengintip mereka dari balik tembok, dan tanpa sengaja, salah satu pelayan menyenggol sebuah tempat sampah kecil dan membuatnya jatuh.

“Sedang apa kalian disana? Kalian sedang mengintip kami, ya?” tanya Kyuhyun. Mereka diam dan hanya bisa tertawa kecil dengan wajah ketakutan.

“Kami bukan artis yang ingin ditonton oleh orang-orang! Cepat kalian pergi! Mengganggu saja!!” seru Kyuhyun.

“Maaf, Tuan!!!” mereka semua langsung berhamburan pergi entah kemana.

“Kau tidak perlu segalak itu, Oppa…” gumam Shin-Fa.

“Mereka menyebalkan sekali, bisa-bisanya mereka mengintip!” decak Kyuhyun.

“Sepertinya buburnya sudah matang, kau tunggu di meja makan. Biar aku bawakan buburnya,” suruh Shin-Fa.

Setelah menyiap semangkuk bubur hangat untuk Kyuhyun, ia langsung membawanya ke meja makan. Kyuhyun sudah duduk di sana sambil memangkukan dagunya dengan kedua tangan. Shin-Fa duduk di sebelahnya, lalu mengaduk bubur.

“Mau kusuapi?” tawar Shin-Fa.

“Aku tidak akan menolak tawaranmu,” celetuk Kyuhyun.

Shin-Fa menyuapi Kyuhyun dengan pelan. Tiba-tiba, Shin-Fa berhenti menyuapinya dan malah melamun sendiri. Alis Kyuhyun terangkat dan memandang gadis itu heran.

“Shin-Fa?” gadis itu tidak menjawab. Lalu, Kyuhyun menepuk bahunya, sontak gadis itu langsung tersentak.

“Ah! Apa?” tanyanya.

“Kau melamun?”

“A…anio…”

“Geojimal!”

“Aku tidak berbohong! Aku sedang…berpikir mungkin…”

“Memikirkan apa?”

“Bukan apa-apa, tidak usah dipikirkan,” Shin-Fa mengangkat tangannya dan menyuapi Kyuhyun kembali.

Setelah selesai menyuapi Kyuhyun, Shin-Fa membawa mangkuknya kembali ke dapur dan mencucinya.

“Pabo sekali kau, Shin-Fa! Disaat seperti itu kau malah memikirkan mereka, tidak ada hubungannya denganmu…” rutuk Shin-Fa.

“Tidak ada hubungan apa?” Shin-Fa langsung menoleh kebelakang ketika mendengar suara dari belakang. Kyuhyun tengah menatapnya dengan serius.

“Ti…tidak ada apa-apa, bukan hal penting. O…Oppa kenapa tidak kembali ke kamar, kau masih harus istirahat,” suruh Shin-Fa.

“Aku tidak mau kembali ke kamar sebelum kau menceritakanku apa yang ada dipikiranmu,” ucap Kyuhyun tegas.

“Sudah kubilang itu bukan hal penting, Oppa. Sungguh, percayalah padaku…”

“Kalau bukan hal penting, kenapa kau sampai melamun seperti itu?”

“Oppa! tolong jangan bahas itu lagi! Mianhae…”

“Baiklah, kalau kau tidak mau membahasnya. Aku tidak akan memaksamu,” jawab Kyuhyun. Laki-laki itu langsung kembali kekamarnya.

*

Shin-Fa membuka pintu kamar Kyuhyun dengan pelan, lalu mendapati Kyuhyun sedang berbicara lewat telepon dengan temannya.

“Apa? kau mau kesini menjengukku? Ah aku tidak percaya, kau pasti hanya ingin menggangguku bukan?...nanti malam saja, Sungmin juga akan kesini nanti malam…baiklah…annyeong,” Kyuhyun memutuskan pembicaraan, kemudian melihat Shin-Fa sudah berdiri di depan kamarnya.

“Oppa, sepertinya aku harus pulang…sebentar lagi malam, lagipula teman-teman Oppa juga akan kesini bukan?”

“Aku antar, ya…” Kyuhyun bangkit dari tempat tidur dan bersiap-siap untuk mengantar Shin-Fa.

“Ti…tidak usah! Kau masih sakit!” tolak Shin-Fa.

“Aku sudah baikkan, tenang saja! aku tidak akan pingsan! Aku tidak ingin kau pulang sendirian. Kau tunggu dibawah, aku mau ganti baju sebentar,” suruh Kyuhyun.

Shin-Fa meraih tasnya dan pergi kebawah. Sepuluh menit kemudian, Kyuhyun sudha berganti baju dan kunci mobil sudah dipegangnya. Setidaknya penampilannya sekarang lebih rapi meskipun hanya memakai kaos putih dan dilapisi dengan jaket hitam miliknya.

“Ayo,”

Seorang pelayan yang sedang menyapu lantai, langsung memanggil Kyuhyun.

“Tuan mau kemana?”

“Aku mau mengantar Shin-Fa pulang. Jika Sungmin atau yang lain datang, suruh saja menunggu dikamarku,” jawab Kyuhyun.

“Baik, Tuan.”

Kyuhyun dan Shin-Fa berjalan menuju garasi lalu mengeluarkan mobilnya dan melaju cepat menuju rumah Shin-Fa.

*

“Gomawo, Oppa sudah mengantarku,” ucap Shin-Fa.

“Memang sudah tugasku untuk mengantarmu, kalau terjadi apa-apa denganmu, sudag dipastikan Appamu akan membunuhku langsung,” keluh Kyuhyun. Shin-Fa tertawa kecil.

“Aku masuk ya,” Shin-Fa berbalik badan, tapi kemudian tangannya ditarik oleh Kyuhyun. Ia menoleh kearah Kyuhyun.

“Kalau kau punya masalah, kau harus bilang padaku. Jangan sembunyikan dariku,” gumam Kyuhyun.

“Ne, mianhae Oppa, mungkin kau tadi marah padaku…”

“Aku tidak marah, mungkin hanya kesal…pada diriku sendiri. Mungkin kau sedang masalah, tapi aku sebagai pacarmu tidak bisa berbuat apa-apa,”

“Jangan kesal pada dirimu sendiri, kau sudah terlalu baik bagiku, aku takut tidak bisa membalas kebaikanmu,” Kyuhyun tersenyum dan mengelus puncak kepala Shin-Fa.

“Aku tidak butuh balasan darimu, asal kau bersamaku saja itu sudah cukup…” Shin-Fa tersenyum simpul.

Setelah terdiam selama beberapa detik, tiba-tiba Shin-Fa mengecup pipi Kyuhyun. Wajah Kyuhyun langsung memerah dengan salah satu tangan memegang pipi yang baru saja dikecup oleh Shin-Fa.

“Baru kali ini kau seperti itu padaku,” kata Kyuhyun salah tingkah.

“Mungkin balasan yang tadi, wajahmu lucu Oppa, merah, haha…” Shin-Fa tertawa kecil.

“Sudah cepatlah masuk! Besok akan kujemput kau!” seru Kyuhyun.

Shin-Fa melambaikan tangan pada Kyuhyun dan berjalan masuk kedalam rumahnya. Shin-Fa menutup pintu rumahnya pelan-pelan.

“Sepertinya kau harus buang pikiranmu jauh-jauh, Shin-Fa. Kau tidak boleh memikirkan laki-laki lain selain Kyuhyun-oppa…sekalipun itu adalah Eunyuk-ah…” gumamnya.

*







Tidak ada komentar:

Posting Komentar