Selasa, 07 Juni 2011

My All is in You : Chapter 7


Chapter 7

“Shin-Fa…”

“Ne?”

“Berat sekali…”

“Apa? aku tidak mendengar ucapan Oppa dengan jelas!” Shin-Fa berteriak di tengah-tengah kerumunan orang.

“Beraaat!!!”

Shin-Fa menoleh kebelakang. Kyuhyun sedang kewalahan membawa barang belanjaan Shin-Fa yang ternyata cukup banyak dan berat.

“Ya, ampun, Oppa! Salah sendiri kau berlagak sok kuat! Aku sudah bilang kalau barang belanjaanku kita bagi dua saja!” Desah Shin-Fa seraya mengambil dua kantong plastik dari tangan Kyuhyun.

“Aku tidak tahu kalau akan seberat ini!” Keluh Kyuhyun.

Mereka berjalan menuju mobil Kyuhyun yang terparkir tidak jauh dari depan supermarket. Barang-barang belanjaan Shin-Fa langsung dimasukkan kedalam bagasi mobil.

“Akhirnya!” ujar Shin-Fa lega.

“Kau lihat, telapak tanganku sudah berwarna merah!” seru Kyuhyun dengan memperlihatkan telapak tangannya yang merah akibat membawa barang-barang belanjaan Shin-Fa yang banyak.

“Itu salah Oppa sendiri!” tukas Shin-Fa.

“Sekarang, kita mau ke restaurant mana?” Shin-Fa mengangkat kedua alisnya, memandang laki-laki itu dengan heran.

“Maksud Oppa?”

“Bukankah kau berjanji padaku untuk mentraktirku makan?” celetuk Kyuhyun. Shin-Fa mencibir dan langsung memukul bahu Kyuhyun dengan kepalan tangannya.

“Ahaha, aku hanya bercanda! Bagaimana kalau kau ikut aku saja? kau mau?”

“Kemana?”

“Nanti kau juga akan tahu! Ayo!” Kyuhyun langsung menarik lengan Shin-Fa lalu membawanya kedalam mobil.

*

“Sungai Han? Kenapa Oppa membawaku kesini?”

“Aku ingin kau mencoba berenang di sungai Han,” Jawab Kyuhyun asal. Raut wajah Shin-Fa yang awalnya terlihat santai langsung berubah seketika. Kyuhyun tertawa lebar melihat perubahan raut wajah Shin-Fa yang berlangsung sangat cepat.

“Aku hanya bercanda! Jangan dibawa serius!” Kyuhyun mencubit pipi Shin-Fa yang terlihat menggemaskan saat gadis itu menggembungkan pipinya. Shin-Fa terus menggerutu sendiri karena Kyuhyun terus mencoba menggodanya.

Kyuhyun mengajak Shin-Fa keluar dari dalam mobil lalu berjalan menuju pinggir jembatan untuk melihat pemandangan sungai Han pada malam hari. Air sungai Han memantulkan cahaya-cahaya lampu gedung kota Seoul sehingga menambah keindahan sungai tersebut.

“Sungai Han akan terlihat semakin indah jika dilihat pada malam hari,” gumam Shin-Fa.

“Yah, kau benar,” ujar Kyuhyun diiringi dengan anggukan kepalanya.

Setetes air tiba-tiba jatuh di atas hidung Shin-Fa. Shin-Fa langsung mendongakkan kepala dan menengadahkan tangannya keatas. Rintik hujan perlahan mulai turun membasahi orang-orang yang melintas di jembatan tersebut, termasuk Kyuhyun dan Shin-Fa. Kyuhyun segera menutup kepalanya dengan tudung jaket, lalu menarik lengan gadis yang sedang berdiri disampingnya sambil menatap langit yang tidak berbintang karena tertutupi awan.

“Shin-Fa! Gerimis! Ayo, pulang!” ajak Kyuhyun.  

“Aku tidak mau!” tolaknya.

“Kenapa? Nanti kau sakit!! Ayo!”

“Aku mau…bermain hujan…” jawab Shin-Fa polos.

“Choi Shin-Fa! Jangan bersikap seperti anak kecil! Kalau kau sakit, aku yang akan dimarahi oleh Appa-mu! Ayo!” Shin-Fa mencoba untuk melepaskan lengannya yang dipegang oleh Kyuhyun. Gadis itu masih bersikeras ingin mandi hujan.

“Oppa…ayolah…sebentar saja, aku ingin bermain hujan…aku tidak akan sakit semudah itu, aku mohon…” rengek Shin-Fa. Kyuhyun menatap manik mata gadis itu. Tatapan memohon. Ah, Kyuhyun paling tidak suka melihatnya. Ia mengangguk dengan terpaksa. Raut wajah Shin-Fa menjadi berseri-seri.

“Baiklah, terserah kau saja! Tapi aku tidak mau ikut denganmu, aku mengawasimu saja,” ucap Kyuhyun.

Shin-Fa mulai menikmati mandi hujannya. Sedangkan Kyuhyun hanya memperhatikannya dengan payung yang melindunginya dari guyuran air hujan. Raut wajahnya terlihat sangat senang ketika bermain hujan. Apakah gadis ini memang tidak pernah lagi bermain hujan sehingga terlihat sangat senang ketika membiarkan dirinya basah kuyup karena hujan?

“Kau suka hujan?” tanya Kyuhyun.

“Ya, aku suka hujan. Aku suka hujan karena pasti akan tercium aroma khas ketika hujan turun, selain itu jika hujan sudah berhenti pelangi akan muncul di langit,”

“Tapi ini di malam hari, mana mungkin terlihat pelangi,”

“Ya, kau benar. Tapi meskipun aku tidak bisa melihat pelangi, aku masih bisa mencium aroma hujan bukan? Oiya ada satu lagi alasanku mengapa aku suka sekali hujan,”

“Apa?”

“Meskipun aku sedang menangis, orang-orang tidak akan bisa air mataku karena air mataku turun bersamaan dengan air hujan yang membasahi wajah dan tubuhku,” Shin-Fa menyunggingkan senyumanya.

“Tidak bisa melihatnya ya…”

Beberapa menit kemudian, Kyuhyun melihat angka yang ditunjukkan oleh jarum pendek arlojinya. Sudah jam delapan malam. Gawat, ayah Shin-Fa bisa memarahinya karena membawa putrinya pergi sampai malam ditambah lagi dengan keadaannya yang basah kuyup karena hujan, meskipun itu semua adalah kemauan Shin-Fa sendiri. Kyuhyun segera menghampiri gadis itu dan memayunginya.

“Shin-Fa! Ayo pulang! Kau sudah basah kuyup seperti ini!”

“Aku masih belum puas,” keluh Shin-Fa.

“Shin-Fa…ini sudah hampir jam delapan malam, kau mau melihatku dimarahi oleh Appa-mu?” Shin-Fa menggeleng pelan.

“Kalau begitu kita pulang sekarang,” ajak Kyuhyun.

Begitu sampai didalam mobil, Kyuhyun membuka tudung jaketnya dan langsung menyalakan mesin mobilnya. Kyuhyun menoleh sekilas kearah Shin-Fa. Gadis itu sedang menggigil kedinginan. Ia terus mencoba memeluk dirinya sendiri dengan tangannya meskipun sudah dipastikan usahanya untuk mengurangi rasa dingin tidak akan berhasil. Kyuhyun tersenyum kecil. Ia segera melepas jaketnya dan memakaikannya ke tubuh Shin-Fa. Shin-Fa menoleh kearah Kyuhyun yang sedang mencoba untuk memakaikan jaketnya pada Shin-Fa.

“Pakai jaketku…”

“Tapi…”

“Choi Shin-Fa! Kau itu nakal sekali, kau itu sedang kedinginan, pakai jaketku untuk mengurangi rasa dinginmu, sekali ini saja turuti kata-kataku, anak nakal!” Kyuhyun mensentil hidung Shin-Fa.

“Memangnya Oppa tidak kedinginan?”

“Kau harus pilih salah satu diantara dua pilihan, pakai jaketku apa aku yang akan memelukmu?” setelah memberikan dua pilihan, Kyuhyun mulai bersiap-siap untuk memeluk Shin-Fa. Tenang saja, itu hanya untuk menakut-nakuti gadis itu agar dia menurut padanya. Shin-Fa langsung menggeser posisi duduknya menjadi semakin menempel pada pintu mobil dan seperti bersiap-siap untuk kabur.

“Aku lebih memilih untuk memakai jaketmu!” seru Shin-Fa.

“Baiklah!” Kyuhyun menarik badannya lagi dan langsung menjalankan mobilnya secara perlahan.

*

Pagi hari

“Shin-Fa! Ayo bangun, nanti kau telat!!” Ayah Shin-Fa mengetuk pintu kamar Shin-Fa dengan hentakan yang lebih keras. Sudah hampir sepuluh menit ayahnya berdiri di depan pintu kamar Shin-Fa. Tak biasanya putrinya ini susah bangun. Diputar kenop pintu kamar Shin-Fa. Syukurlah, tidak dikunci. Perlahan ayahnya masuk kedalam kamarnya dan menghampiri Shin-Fa yang masih meringkuk di dalam selimut tebalnya.

“Shin-Fa…bukankah kau masuk kuliah jam sembilan? Ini sudah jam delapan, jagiya…” gumam ayahnya. Ayah Shin-Fa menarik selimut yang menutupi wajah anaknya. Wajahnya terlihat sangat pucat. Ia langsung menyentuh kening Shin-Fa. Panas sekali, batinnya.

“Appa…”

“Shin-Fa? Kau sakit?”

“A…anio…aku tidak sakit, aku harus masuk kuliah, Appa…” Shin-Fa mencoba bangun dari tempat tidurnya, tapi kepalanya tiba-tiba pusing dan sakit.

“Hari ini kau tidak usah masuk kuliah, kau demam, lebih baik kau istirahat dirumah,” suruh ayahnya. Shin-Fa mengangguk pelan, kemudian ia kembali memejamkan kedua matanya dan mulai tertidur.

TING TONG!

Suara bel rumahnya tiba-tiba berbunyi. Ayahnya berjalan menuju lantai bawah untuk membuka pintu rumahnya.

“Oh, kau Kyuhyun-ssi…”

“Annyeong, Ahjussi! Aku ingin menjemput Shin-Fa,” ucap Kyuhyun dengan sopan.

“Ah, sepertinya Shin-Fa tidak bisa masuk hari ini,”

“Kenapa?”

“Dia demam,”

“Demam?” ayahnya mengangguk.

“Boleh aku masuk kedalam untuk melihat Shin-Fa?”

“Silahkan, kamarnya di lantai atas sebelah kanan,” ucap ayah Shin-Fa.

Kyuhyun menaiki tangga menuju lantai atas dan kemudian berbelok kekanan. Ia memutar kenop pintu kamar Shin-Fa pelan-pelan dan mulai membukanya tanpa menimbulkan gesekan pintu yang akan mengganggu gadis itu. Kyuhyun berjalan mendekati tempat tidur Shin-Fa dan melihat keadaan gadis itu saat ini. Ia tertidur dengan lelap. Terlihat dari raut wajahnya, ia sangat kelelahan dan pucat pasi. Kyuhyun membungkuk mendekati wajah Shin-Fa  dan perlahan mulai berbisik di telinganya.

“Dasar bodoh, sudah kubilang jangan mandi hujan,”  bisiknya seraya mengelus puncak kepala Shin-Fa.

Tak lama kemudian, ayah Shin-Fa masuk kedalam kamar Shin-Fa. Kyuhyun kembali berdiri.

“Ahjussi, bolehkah aku menjaganya hari ini?” tawar Kyuhyun.

“Tapi…bagaimana dengan kuliahmu?”

“Aku bisa izin melalui teman-temanku, lagipula mata kuliah hari ini tidak berat,”

“Baiklah, saya tidak akan melarangmu untuk menjaga Shin-Fa, kalau kau perlu sesuatu, kau bisa minta bantuan Bibi Kim –pembantu kami. Saya berangkat dulu, ya,” pamit ayah Shin-Fa.

“Annyeong, Ahjussi!”

Kyuhyun mengambil kursi meja belajar Shin-Fa lalu menggeser kursinya ke samping tempat tidur Shin-Fa. Pelan-pelan tangannya mencoba untuk menyentuh kening gadis itu. Panas. Tangannya perlahan mulai turun dan membelai wajah Shin-Fa yang pucat pasi.

“Seandainya kau menuruti kata-kataku, kau tidak akan sakit seperti ini, anak nakal…aku sendiri juga harusnya tetap melarangmu untuk bermain hujan,” gumamnya diiringi dengan tawa kecil.

Kyuhyun bangkit dari duduknya dan berjalan menuju rak buku Shin-Fa. Tidak hanya buku mata kuliahnya, banyak buku-buku novel tebal tersimpan rapi didalam rak. Kyuhyun mengambil salah satu novel yang mulai menarik perhatiannya. Sebuah novel detektif terjemahan. Ia kembali duduk disamping tempat tidur Shin-Fa dan mulai membaca buku tersebut. Yah, seperti ini lebih baik daripada hanya melamun saja menunggu gadis itu terbangun.

*

Perlahan kedua matanya terbuka. Kepalanya masih terasa pusing dan dia tidak mempunyai tenaga untuk bangun. Pandangan matanya masih tertuju ke langit-langit kamarnya. Tiba-tiba suara familiar itu mulai terdengar di telinganya.

“Kau sudah bangun?”

Shin-Fa memutar kepalanya kearah samping. Kyuhyun sudah duduk manis sambil membaca salah satu koleksi novelnya.

“Kyu…Kyuhyun-oppa…”

“Kau sakit karena mandi hujan kemarin bukan?”

“Ng…Ne…” jawab Shin-Fa. Kyuhyun menghela napas.

 “Seandainya aku tetap melarangmu dan segera membawamu pulang, pasti kau tidak akan jadi seperti ini…” gumam Kyuhyun.

“I…ini bukan salah Oppa, sungguh ini salahku karena sikapku yang kekanak-kanakkan. Oppa tidak usah menyalahkan diri sendiri,” sanggah Shin-Fa.

“Aku minta Bibi Kim untuk membuatkan semangkuk bubur untukmu ya,” Shin-Fa mengangguk. Kyuhyun segera keluar dari kamar Shin-Fa dan meminta Bibi Kim untuk membuat semangkuk bubur hangat untuk Shin-Fa. Setelah itu, ia kembali ke dalam kamar Shin-Fa.

“Oppa…”

“Ne?”

“Kau tidak masuk kuliah?” Kyuhyun menggeleng.

“Oppa…kau seharusnya masuk kuliah, ada Bibi Kim disini yang akan menjagaku,”

“Kau mau mengusirku?”

“Bu…bukan begitu! Tapi…”

“Kalau begitu biarkan aku yang menjagamu disini!”

Shin-Fa hanya bisa diam dan mengangguk pelan. Kemudian ia mencoba untuk bangkit dari tempat tidur, tapi tetap tidak bisa. Kyuhyun segera membantu Shin-Fa untuk duduk di tempat tidurnya. Wajah Shin-Fa memerah ketika jarak diantara mereka berdua yang sangat dekat.

“Go…gomawo, Oppa…”

“Cheonmaneyo, kepalamu masih terasa pusing?”

“Ne,”

Kyuhyun menaruh tangannya di kening Shin-Fa.

“Badanmu masih panas, Shin-Fa,”  kemudian tangannya mulai turun dan menyentuh pipi Shin-Fa dengan lembut.

“Lain kali kau jangan seperti ini lagi, saat ayahmu bilang kalau kau sakit, aku sangat khawatir padamu, kau ini mudah sekali membuatku khawatir,” gumam Kyuhyun. Tangan Shin-Fa terangkat dan mulai memegang tangan Kyuhyun yang sedang menyentuh pipinya.

“Mianhae, Oppa…” ucap Shin-Fa pelan.

“Sekali lagi kau tidak menuruti perkataanku, hidungmu akan kusentil seperti ini!” Tiba-tiba Kyuhyun mensentil hidung kecil Shin-Fa dengan tangan satunya yang bebas. Shin-Fa langsung memajukan bibirnya dan memasang wajah cemberut pada Kyuhyun. Kyuhyun tertawa kecil, lalu mencubit kedua pipi Shin-Fa.

“Cepatlah sembuh! Kau harus menemaniku makan siang setiap hari!”

Suara ketukan pintu terdengar dari luar, Bibi Kim masuk kedalam kamar Shin-Fa dan membawa semangkuk bubur juga obat penurun demam untuk Shin-Fa.

“Gomawo, Bibi Kim,” ucap Kyuhyun. Bibi Kim hanya tersenyum, lalu berjalan keluar kamar.

“Kusuapi, ya…” tawar Kyuhyun.

“Ah, ti..tidak usah, Oppa! aku bisa makan sendiri!” tolak Shin-Fa.

“Yang sedang sakit, tidak boleh menolak,” jawab Kyuhyun santai sambil mengaduk-aduk bubur dengan sendok. Kyuhyun mengangkat sendoknya dan mencoba untuk menyuapi Shin-Fa.

“Buka mulutmu,” suruh Kyuhyun. Shin-Fa membuka mulutnya pelan-pelan. Setelah lima sendok suap, Shin-Fa sudah tidak mau lagi membuka mulutnya.

“Buka mulut,” suruh Kyuhyun.

“Aku tidak mau, aku sudah kenyang!”

“Yang benar?”

“Ne, Oppa! aku sudah kenyang!”

“Baiklah,” Kyuhyun menaruh menaruh mangkuk buburnya di meja, lalu ia mengambil obat dan memberikannya pada Shin-Fa, lalu ia mulai meminumnya.

“Sedikit lebih baik?” Shin-Fa mengangguk.

Tak lama kemudian, ponsel Shin-Fa yang memang sengaja ditaruh di samping bantal oleh pemiliknya berbunyi. Shin-Fa meraih ponselnya dengan cepat dan mengangkat panggilan masuknya. Wajahnya terlihat berseri-seri ketika menjawab teleponnya. Wajah Kyuhyun berubah menjadi masam. Pasti Eunhyuk, batinnya.

“Mianhae, aku tidak masuk hari ini…aku sakit…aku? Aku sedang mengobrol dengan Kyuhyun-oppa, Kyuhyun-oppa menemaniku sejak tadi pagi…oke,” Shin-Fa mengakhiri pembicaraannya di telepon. Gadis itu tertegun begitu mendapati raut wajah Kyuhyun yang masam.

“Telepon dari siapa?” tanya Kyuhyun ketus.

“Da…dari Eunhyuk-ah,” jawab Shin-Fa. Kyuhyun hanya melengos dan mengalihkan pandangannya kearah jendela.

“Oppa kenapa memasang wajah kesal seperti itu?” tanya Shin-Fa. Kyuhyun menatap bola mata gadis itu.

“Aku cemburu,” jawabnya dengan jujur juga singkat. Pipi Shin-Fa bersemu merah. Itu alasannya kenapa Kyuhyun terlihat kesal ketika Shin-Fa mendapat telepon dari Eunhyuk. Tiba-tiba tangannya kembali digenggam oleh laki-laki itu.

“Tak hanya mudah membuatku khawatir, tapi kau juga mudah membuatku cemburu, kau itu memang mudah sekali membuat perasaanku berubah-ubah,” ujar Kyuhyun sambil menatap mata Shin-Fa.

“Apa segitu mudahnya?” tanya Shin-Fa polos.

“Tentu saja! beberapa menit yang lalu aku bersikap baik padamu, tiba-tiba aku mulai marah karena kau telah membuatku cemburu, Choi Shin-Fa!” seru Kyuhyun.

“Maaf, Oppa…”

“Ah, sudah biasa…”

“Apa maksudmu sudah biasa?” tanya Shin-Fa polos.

“Tidak usah dipikirkan!”

*

Seoul National University

“Mianhae, aku tidak masuk hari ini…”

“Kenapa?”

“Aku sakit…”

“Kau sakit? Sekarang apa yang kau lakukan?”

“Aku? Aku sedang mengobrol dengan Kyuhyun-oppa, Kyuhyun-oppa menemaniku sejak tadi pagi,” Eunhyuk terdiam begitu mendengar nama Kyuhyun.

“Ooh, baiklah, sudah, ya…”

Eunhyuk menggenggam ponselnya kuat-kuat. Sedang apa laki-laki itu disana? Batinnya. Raut wajahnya berubah menjadi kesal dan  tangannya mulai terkepal dengan kuat saking emosinya.

“Hei! Kenapa kau? Wajahmu seperti orang jahat yang ingin sekali membunuh seseorang, Hyukkie!” Donghae tiba-tiba datang menghampiri Eunhyuk begitu melihat raut wajah Eunhyuk yang tidak mengenakkan untuk dilihat.

Bukannya menjawab, Eunhyuk malah menarik lengan jaket Donghae dan membawanya ke arah tempat parkir mobil. Donghae yang tidak tahu apa-apa, hanya memasang wajah kaget dan berusaha bertanya pada Eunhyuk meskipun ia tahu laki-laki itu tidak akan menjawabnya.

“Lee Hyukjae!! Kita mau kemana!! Hei, jangan tarik lengan jaketku!!” teriak Donghae.

Ketika sampai di tempat parkir, mereka bertemu dengan Jessica dan Yuri yang kebetulan ingin bertemu dengan mereka berdua.

“Hei! Kalian berdua mau kemana??” tanya Jessica.

“Aku mau pergi kerumah Shin-Fa!” jawab Eunhyuk singkat.

“Kita kerumah Shin-Fa?? Tapi nanti kuliah kita…”

“Lee Donghae!! Diam dan masuklah kedalam mobil!!” teriak Eunhyuk. Donghae langsung terdiam dan masuk kedalam mobil Eunhyuk dengan wajah ketakutan.

“Eunhyuk-ah? Boleh aku ikut?” tanya Jessica. Eunhyuk mengangguk.

“Yuri, ayo ikut!”

“A…aku…aku…tidak mau…” tolak Yuri.

“Yuri! Cepatlah masuk!” suruh Eunhyuk.

Karena Eunhyuk terlihat sedang kesal, mau tak mau Yuri langsung masuk kedalam mobil bersama dengan Jessica. Setelah menyalakan mesin mobil, Eunhyuk langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas standar dan segera pergi menuju rumah Shin-Fa.

  *

Selama di perjalan menuju rumah Shin-Fa, semua dalam keadaan diam. Awalnya Donghae ingin sekali mencairkan suasana agar tidak terlalu tegang, tapi begitu melihat raut wajah Eunhyuk yang sangat serius dan tidak santai, Donghae mengurungkan niatnya semula. Jessica yang duduk dibelakang bersama Yuri tiba-tiba mencolek bahu Donghae. Donghae menoleh kebelakang kearah Jessica. Jessica memandang Donghae dengan tatapan ada-apa-dengannya. Donghae hanya mengangkat bahu dan kembali menghadap kedepan. Sementara itu, pandangan Yuri tetap tertuju pada si penyetir mobil, yaitu Eunhyuk. Yuri mulai merasa bahwa Eunhyuk sayang sekali terhadap Shin-Fa yang notabene adalah ‘pacar’nya. Seandainya jika dialah yang menjadi pacar Eunhyuk, apakah Eunhyuk akan seperti ini? Khawatir terhadapnya sampai-sampai bolos kuliah hanya untuk melihat keadaannya?

*

Eunhyuk langsung menekan bel rumah Shin-Fa dengan keras. Beberapa menit kemudian, Bibi Kim membuka pintu dengan pelan.

“Bibi, kami teman Shin-Fa, boleh kami menjenguknya?” tanya Eunhyuk.

“Boleh, kamar Shin-Fa-ssi ada di lantai atas,” jawab Bibi Kim.

“Ghamsahamnida, Bibi,”

Eunhyuk segera naik ke lantai atas. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Eunhyuk langsung memutar kenop pintu kamar Shin-Fa dan membukanya. Kyuhyun dan Shin-Fa yang sedang mengobrol tiba-tiba terkejut begitu mendengar suara pintu kamar Shin-Fa terbuka. Raut wajah mereka berdua berubah seketika. Kyuhyun memasang wajah kesal, sedangkan Shin-Fa memasang wajah senang dan berseri-seri.

“Annyeong, Shin-Fa!!” sapa Jessica dari belakang badan Eunhyuk. Donghae mengangkat tangannya dan Yuri hanya tersenyum.

“Kalian!” serunya.

“Bagaimana keadaanmu, Shin-Fa?” tanya Jessica khawatir.

“Aku tidak apa-apa, Sica, aku sudah lebih baik daripada tadi pagi,” jawab Shin-Fa.

Sementara itu, Kyuhyun tiba-tiba bangkit dari duduknya dan berdiri di samping tempat tidur Shin-Fa sambil melipat tangannya di depan dada.

“Jessica, kau duduk saja disini,” suruh Kyuhyun.

“Gomawo, Sunbae,” ujar Jessica.

“Shin-Fa, kau tidak apa-apa?” tanya Eunhyuk dengan nada khawatir. Shin-Fa tersenyum diikuti dengan gelengan kepala.

“Tidak apa-apa, kau tenang saja, Eunhyuk-ah,” jawab Shin-Fa.

“Apa yang kau lakukan sampai kau sakit seperti ini?”

“Aku…mandi hujan,” jawab Shin-Fa polos. Eunhyuk langsung memukul kepala Shin-Fa dengan kepalan tangannya.

“Aduh! Eunhyuk-ah! Sakit!”

“Shin-Fa kau itu seperti anak kecil saja! jangan seperti itu lagi! Kau membuatku khawatir!” seru Eunhyuk.

“Mianhae, Eunhyuk-ah…” gumam Shin-Fa memasang wajah cemberut.

“Dasar kau ini…lain kali jangan mandi hujan! Mandi saja di kamar mandimu!” Eunhyuk langsung mengacak-acak rambut Shin-Fa.

“Tidak lucu, Eunhyuk-ah!” seru Shin-Fa dengan tertawa kecil.

“Kalau tidak lucu, kenapa kau tertawa? Itu tandanya leluconku lucu bukan?”

“Terserah kau saja!” tukas Shin-Fa.

“Aduuh, kau ini perhatian sekali, Eunhyuk-ah…seandainya Donghae juga seperti itu saat aku sakit, laki-laki itu hanya menelepon sebentar dan tidak menjengukku” celetuk Jessica dengan melirik kearah Donghae yang sedang duduk dibawah bersama Yuri.

“Lagi-lagi kau menyindirku,” gumam Donghae. Jessica hanya menjulurkan lalu pindah duduk kesamping Donghae.

Kyuhyun hanya melengos begitu melihat kedekatan Eunhyuk dan Shin-Fa. Begitupun dengan Yuri, Yuri memasang wajah kesal saat laki-laki sangat memperhatikan ‘pacar’nya meskipun dengan cara yang memberikan lelucon, bukan melakukan hal yang romantis. Itu membuat Yuri semakin iri dan cemburu pada Shin-Fa.

Terdengar ketukan pelan dari luar kamar. Donghae membuka pintu kamar Shin-Fa dan mendapati Bibi Kim sedang membawa lima gelas minuman, beberapa makanan kecil, juga makan siang untuk Shin-Fa.

“Wah, gomawo, Bibi Kim! Bibi tahu saja kalau aku sedang lapar!” celetuk Donghae. Bibi Kim hanya tertawa.

“Silahkan dimakan,” Bibi Kim kembali keluar dari kamar.

“Shin-Fa, biar aku yang suapi, ya…”

“Shin-Fa, aku suapi lagi, ya…”

Eunhyuk dan Kyuhyun berbicara secara bersamaan. Shin-fa menatap mereka berdua bergantian. Sedangkan Kyuhyun dan Eunhyuk saling tatap dengan tatapan yang sengit.

“Ada angin apa Kyuhyun-sunbae dan Hyukkie bisa berbicara secara bersamaan?” tanya Donghae polos. Jessica hanya mengangkat bahunya sekilas.

“Ng…aku bisa makan sendiri,” jawab Shin-Fa.

“Tidak boleh! kau diam saja, Shin-Fa! Biar aku yang suapi!” seru Kyuhyun.

“Shin-Fa! Meskipun kau bilang sudah baikkan, tapi badanmu masih lemah, aku saja yang menyuapimu!” seru Eunhyuk.

Jessica dan Donghae menatap mereka berdua dengan tatapan kenapa-mereka-berdua. Sementara itu Yuri menatap mereka bertiga dengan bingung juga kesal. Kenapa Shin-Fa diperlakukan secara istimewa oleh mereka berdua, dan kenapa Kyuhyun bersikeras untuk menyuapi Shin-Fa, sedangkan disampingnya sekarang ada Eunhyuk yang notabene adalah pacarnya? Apa Kyuhyun menyukai gadis itu?

“Ng…Kyuhyun-oppa, biar Eunhyuk-ah saja yang menyuapiku, aku tidak ingin merepotkanmu lagi, mianhae, Oppa…” ujar Shin-Fa. Kyuhyun terdiam lalu menghela napas panjang.

“Terserah kau, aku keluar sebentar!” dengan perasaan yang kesal, Kyuhyun izin untuk keluar kamar Shin-Fa sebentar membiarkan Eunhyuk menyuapi Shin-Fa. Yuri menatap kepergian laki-laki itu dengan tatapan penasaran. Setelah laki-laki itu keluar, Yuri kembali menatap adegan Eunhyuk dan Shin-Fa yang ada didepannya.

“Cepat buka mulutmu! Kalau tidak, aku yang akan memakan makan siangmu!” ancam Eunhyuk. Shin-Fa memajukan bibirnya.

“Kau jahat! Itu makananku! Kau sudah punya jatah sendiri dengan Jessica, Donghae, dan Yuri!” gerutu Shin-Fa.

“Sudah dipastikan, makanannya akan dihabiskan Donghae dan Jessica!” tukas Eunhyuk.

“Kau jangan main-main, ah! Aku sudah lapar, Eunhyuk-ah!” Eunhyuk tertawa.

“Iya, iya…ayo buka mulutmu!”

Karena tidak tahan, Yuri segera bangkit dari duduknya dan segera pergi keluar dari kamar Shin-Fa.

“Yuri! Kau mau kemana?” tanya Jessica.

“Aku mau keluar, menemani Kyuhyun-sunbae, mungkin…”

Setelah keluar dari kamar Shin-Fa, Yuri mencari-cari keberadaan Kyuhyun. Ternyata laki-laki itu sedang merenung sambil menatap langit siang di balkon yang berada di samping kamar Shin-Fa. Perlahan Yuri mendekati Kyuhyun dan memanggilnya.

“Kyuhyun-sunbae…”

Kyuhyun menoleh kebelakang sekilas, lalu kembali menatap langit.

“Sunbae…menyukai Shin-Fa?” tanya Yuri tanpa basa-basi. Kyuhyun tersentak lalu menatap Yuri dengan heran.

“Kenapa kau bertanya seperti itu?”

“Aku bisa melihat raut wajahmu tadi saat Shin-Fa memilih Eunhyuk-ah daripada Sunbae, sudah jelas Shin-Fa lebih memilih Eunhyuk-ah, karena Eunhyuk-ah adalah pacarnya,” Kyuhyun tersenyum miring.

“Itu hanya pura-pura saja,” jawab Kyuhyun.

“Apa?”

“Ya, mereka tidak berpacaran. Shin-Fa yang bilang sendiri padaku, itu hanya untuk mengelabui Jessica, tolong kau jangan memberitahunya,”

“Jadi, mereka tidak berpacaran?” Kyuhyun mengangguk.

“Meskipun tidak berpacaran, tetap saja aku merasa cemburu melihatnya, Eunhyuk sangat mengganggu buatku,” gumam Kyuhyun.

“Aku juga merasakan hal yang sama dengan, Sunbae…aku menyukai Eunhyuk-ah,” ucap Yuri.

Ada sedikit rasa lega dari benak Yuri. Itu berarti dia masih memiliki kesempatan untuk membuat Eunhyuk menyukai dirinya. Tiba-tiba muncul suatu ide dari dalam otak Yuri, dan dia berpikir bahwa rencananya harus dilakukan bersama orang yang ada disampingnya ini, Cho Kyuhyun.

“Sunbae…”

“Hm?”

“Aku punya rencana,” gumam Yuri.

“Apa? rencana apa?”

“Aku ingin kau bekerja sama denganku,”

“Kerja sama untuk apa?” tanya Kyuhyun tidak mengerti.

“Membuat mereka berdua menjadi jauh satu sama lain. Jadi kau akan mendapatkan Shin-Fa, dan aku akan mendapatkan Eunhyuk-ah, bagaimana?” usul Yuri.
                                                                             
Kyuhyun terdiam sejenak sambil menatap mata gadis itu. Apa yang harus ia lakukan? Membantu Yuri atau menolaknya? Laki-laki itu mulai bingung menentukan kedua pilihan tersebut.

*









Tidak ada komentar:

Posting Komentar